Itinerary

Sebelum Bertualang, Sebaiknya Jangan Nonton 5 Film Petualangan Barat Berikut

Sebagian film petualangan memang bikin kita berdebar-debar dan buru-buru bertualang. Tapi sebagian lain malah bikin kita jiper duluan karena cerita yang diangkat adalah pengalaman-pengalaman buruk pas berkelana. Lima film petualangan barat berikut contohnya:

1. The River Wild (1994)

Film petualangan barat bergenre adventure thriller ini tentang sebuah keluarga kecil yang rafting menelusuri sebuah sungai di Idaho. Sang istri, Gail (Meryl Streep), adalah seorang skipper jago, sementara suaminya, Tom (David Strathairn) adalah arsitek yang sudah terlalu lama keasyikan kerja. Mereka bertualang sama anak laki-lakinya, yakni Roarke (Joseph Mazzello), dan anjing peliharaan bernama Maggie.

Mereka sengaja meluangkan waktu buat rafting demi merekatkan hubungan yang kian hari makin renggang. Konfliknya muncul waktu dua orang rafter lain, yakni Wade (Kevin Bacon) dan Terry (John C. Reilly) hadir. Setelah nonton film ini kamu pasti bakal jadi overprotective sama pasanganmu pas bertualang.

2. The Hostel Trilogy (2005-2011)

Trilogi film Hostel ini adalah kebalikan dari EuroTrip (2004). Kalau EuroTrip (2004) isinya adalah kesenangan, trilogi film Hostel isinya kemalangan. Ceritanya tentang sepasang sahabat yang backpacking melintasi Eropa dari satu negara ke negara lain—dan ketemu psikopat.

Film petualangan barat ini berdarah-darah dan bikin mual seperti serial film Saw. Bedanya, ceritanya dibalut nuansa perjalanan. Pokoknya kalau nggak terbiasa sama adegan-adegan bikin eneg, jangan sekali-sekali deh nonton film Hostel, baik yang pertama, kedua, atau ketiga.

3. A Perfect Getaway (2009)

Latar film ini adalah Hawaii. Bintang-bintangnya lumayan kece, salah satunya adalah Milla Jovovich yang tenar karena main serial Resident Evil. Ceritanya tentang sepasang suami-istri yang sedang bulan madu dengan trekking melintasi jalur lintas alam di kepulauan yang dulu pernah diperintah sama Raja Kamehameha itu.

Plot film ini lumayan bagus. Premis-premisnya bakal mengelabui kamu. Di akhir film kamu bakal geleng-geleng kepala sendiri menyadari bahwa tokoh-tokoh yang semula kamu anggap protagonis ternyata malah jadi pemeran antagonis yang jadi biang kerok dari segala persoalan yang muncul di film itu.

4. 127 Hours (2010)

Film ini diangkat dari kisah nyata seorang petualang Amerika Serikat bernama Aron Ralston (diperankan oleh James Franco). Sebagai insinyur dan penggiat alam-bebas, Aron pede banget bertualang sendirian. Sering banget dia tiba-tiba menghilang tanpa kata ke temen-temennya buat berkelana jauh, sampai akhirnya dia terjebak di Blue John Canyon selama enam hari!

Tangan kanannya kejepit di sebuah batu yang nyempil di tebing dan dia nggak bisa ke mana-mana. Parahnya nggak ada satu pun kawan dekatnya yang tahu keberadaannya. Akhirnya, setelah survive hampir selama 127 jam, dia bikin keputusan besar: mengamputasi tangannya dengan pisau Swiss Army KW. Abis nonton ini pasti kamu jadi mikir-mikir lagi buat jalan, apalagi sendirian.

5. A Lonely Place to Die (2011)

Ceritanya tentang sekelompok pemanjat tebing yang sedang rendezvous di sebuah tebing di Skotlandia. Di suatu tempat, mereka menemukan seorang anak yang tampaknya sengaja dikurung di sebuah bunker bawah tanah. Siapa yang mengurung, mereka nggak tahu. Yang jelas anak ini bicara pakai bahasa yang mereka nggak mengerti, tapi mereka menduga si anak ngomong bahasa Kroasia.

Bisa diduga bahwa akhirnya para pemanjat tebing itu dikejar-kejar sama orang yang mengurung sang anak itu. Mereka musti lari-larian melintasi hutan, memanjat tebing, melalui semua rintangan supaya bisa selamat. Banyak adegan DP-nya. Jadi film ini nggak disarankan buat kamu yang nggak kuat lihat darah.

Jadi, sebelum bertualang, tonton film petualangan barat yang lain aja, yes.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Header: pexels.com/JESHOOTS.com

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *