''Bagaimana bila hujan itu berbentuk cahaya matahari. Dimana sinarya seperti tetes -tetes air, tidak lagi hanya memberikan kesejukan tapi juga menerangi. Tidak ada lagi cerita hujan dengan mendung gelap tapi hujan dalam suasana cerah." Halaman
"Bagaimana bila hujan itu berbentuk cahaya matahari. Di mana sinarnya seperti tetes-tetes air, tidak lagi hanya memberikan kesejukan tapi juga menerangi. Tidak ada lagi ceria hujan dengan mendung gelap. Tapi hujan dalam suasana yang cerah."—selamat
Dari gugus informasi yang terjalin di media massa, pribumi katanya juga turut berkecimpung dalam gegap gempita Societeit Concordia. Namun, fakta ini tak boleh berhenti di sini saja. Kira-kira awal abad ke-20, bermula atau berkisar di
Saya tak akan pernah siap untuk melarungkan pertanyaan ini dari hulu ke hilir Watugede, membasuhnya dengan tirta wangsuhpada lalu menghaturkannya pada ibunda Ratu Ken Dedes. Mengapa Tumapel turut moksa bersamanya? Mengapa di jantung Kota Malang
November lalu, untuk menyambut Hari Difabel Internasional 3 Desember 2024, saya melakukan perjalanan ke Dukuh Gondang, Desa Jelok, Cepogo, Boyolali. Saya menyambangi Heru, salah satu anak tunarungu-wicara yang tinggal hanya bersama ibu dan seorang adik.
Urban Futures, yang dikelola oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), baru saja menyelesaikan gelaran lokakarya pangan lokal berkelanjutan dengan judul “Simpang Belajar”. Kegiatan yang berlangsung pada pada 11–14 November 2024 ini mengajak 15 orang
Tidak boleh salah lagi. Masyarakat sudah harus paham arti angka 400 yang menjadi nama perpustakaan daerah di Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Bukan jumlah koleksi bukunya, melainkan berasal dari Batalyon 400 Tentara Pelajar Brigade XVII
Sejarah panjang menaungi Perpustakaan 400. Tepat 10 November 2024, usia perpustakaan yang berlokasi di Jalan Brigjen Dharsono No. 11, Kota Cirebon itu resmi memasuki usia 40 tahun. Sejenak kita kilas balik peristiwa akhir perang dunia
''Bagaimana bila hujan itu berbentuk cahaya matahari. Dimana sinarya seperti tetes -tetes air, tidak lagi hanya memberikan kesejukan tapi juga menerangi. Tidak ada lagi cerita hujan dengan mendung gelap tapi hujan dalam suasana cerah." Halaman
"Bagaimana bila hujan itu berbentuk cahaya matahari. Di mana sinarnya seperti tetes-tetes air, tidak lagi hanya memberikan kesejukan tapi juga menerangi. Tidak ada lagi ceria hujan dengan mendung gelap. Tapi hujan dalam suasana yang cerah."—selamat
Dari gugus informasi yang terjalin di media massa, pribumi katanya juga turut berkecimpung dalam gegap gempita Societeit Concordia. Namun, fakta ini tak boleh berhenti di sini saja. Kira-kira awal abad ke-20, bermula atau berkisar di
Saya tak akan pernah siap untuk melarungkan pertanyaan ini dari hulu ke hilir Watugede, membasuhnya dengan tirta wangsuhpada lalu menghaturkannya pada ibunda Ratu Ken Dedes. Mengapa Tumapel turut moksa bersamanya? Mengapa di jantung Kota Malang
November lalu, untuk menyambut Hari Difabel Internasional 3 Desember 2024, saya melakukan perjalanan ke Dukuh Gondang, Desa Jelok, Cepogo, Boyolali. Saya menyambangi Heru, salah satu anak tunarungu-wicara yang tinggal hanya bersama ibu dan seorang adik.
Urban Futures, yang dikelola oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis), baru saja menyelesaikan gelaran lokakarya pangan lokal berkelanjutan dengan judul “Simpang Belajar”. Kegiatan yang berlangsung pada pada 11–14 November 2024 ini mengajak 15 orang
Tidak boleh salah lagi. Masyarakat sudah harus paham arti angka 400 yang menjadi nama perpustakaan daerah di Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Bukan jumlah koleksi bukunya, melainkan berasal dari Batalyon 400 Tentara Pelajar Brigade XVII
Sejarah panjang menaungi Perpustakaan 400. Tepat 10 November 2024, usia perpustakaan yang berlokasi di Jalan Brigjen Dharsono No. 11, Kota Cirebon itu resmi memasuki usia 40 tahun. Sejenak kita kilas balik peristiwa akhir perang dunia
Arah Singgah berupaya menguak sisi-sisi menarik sekaligus menyentuh dari sebuah perjalanan. Menjadi pelantang suara-suara alam dan manusia yang kurang terdengar publik.
Arah Singgah berupaya menguak sisi-sisi menarik sekaligus menyentuh dari sebuah perjalanan. Menjadi pelantang suara-suara alam dan manusia yang kurang terdengar publik.
Arah Singgah berupaya menguak sisi-sisi menarik sekaligus menyentuh dari sebuah perjalanan. Menjadi pelantang suara-suara alam dan manusia yang kurang terdengar publik.