“Wedang” dalam bahasa Jawa berarti minuman yang disajikan dalam keadaan hangat. Umumnya, wedang terbuat dari rempah-rempah. Meminum wedang bakal menghadirkan sensasi hangat dan dipercaya menjanjikan banyak khasiat. Tapi, wedang ternyata nggak cuma ada di Jawa. Di beberapa wilayah lain di nusantara juga ada wedang, meskipun nggak disebut “wedang” dalam bahasa lokal.

Sebagai referensi, ini TelusuRI ulas delapan wedang di Indonesia yang bisa kamu bikin pas #dirumahaja.


Segelas bajigur dan gorengan di kedai bajigur Hj. Siti Maemunah, Jalan Cilaki, Bandung via TEMPO/Prima Mulia

Bajigur

Eits, ini bukan bajigur yang umpatan itu, ya! Bajigur yang satu ini adalah wedang dari Jawa Barat. Dua bahan utama bajigur ialah gula merah/gula aren dan santan. Belakangan, ada juga yang menambahkan jahe, pandan, dan garam supaya rasanya lebih “nendang.” Cara bikinnya pun gampang. Semua bahan yang disebut tadi direbus bersamaan sampai mengeluarkan aroma. Kalau malas bikin, kamu bisa beli bajigur serbuk yang sekarang gampang dicari. Oya, lupa bilang: minum bajigur jadi makin nikmat kalau sambil makan pisang goreng.


Segelas bandrek, gorengan, dan tape ketan dibungkus daun jambu di warung bandrek Ibu Ipah di Desa Ciburial, Kabupaten Bandung via TEMPO/Prima Mulia

Bandrek

Seperti bajigur, bandrek juga dari Jawa Barat. Bentuknya juga mirip-mirip. Bandrek terbuat dari rebusan gula merah/gula aren yang disisir halus, jahe bakar yang digeprek, batang serai, garam, daun pandan, dan susu (kental manis atau murni). Meski nggak pakai santan, bandrek beraroma kelapa karena sebelum disajikan akan ditaburi potongan daging kelapa. Rasanya? Manis dan gurih. Kalau suka, kamu bisa menambahkan telur ayam kampung mentah yang dipercaya dapat meningkatkan stamina.


Sarabba

Minuman hangat dari Sulawesi Selatan ini mirip dengan bajigur. Yang bikin beda cuma penambahan lada bubuk di seduhannya. Jadi, jangan heran mendapati rasa pedas pas minum sarabba. Kuning telur mentah juga biasa ditambahkan dalam seduhan sarabba.


Pedagang wedang ronde melayani pembeli dalam Traditional Dessert Festival di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, 25 September 2014 via TEMPO/Ahmad Rafiq

Wedang ronde

Siapa sih yang nggak kenal wedang ronde? Hampir tiap malam wedang satu ini mudah dijumpai di emperan jalan kota Semarang, Salatiga, Solo, dan Yogyakarta. Salah satu ronde yang terkenal adalah Ronde Jago di Salatiga sana. Buat yang belum tau, ronde sebenarnya minuman akulturasi dari daratan Tiongkok. Bahan-bahannya antara lain jahe, gula merah, dan serai yang direbus. Isinya ialah bola-bola ronde, kacang, roti tawar, dan kolang-kaling. Bola-bola rondenya sendiri berisi kacang merah yang dibalut tepung ketan.


Wedang uwuh

Wedang uwuh ini minuman khas Yogyakarta yang terbuat dari rebusan jahe, kayu secang, bunga dan batang cengkeh, kayu manis dan daunnya, pala dan daunnya, batang dan akar serai, dan gula batu. Kalau diseduh, warnanya cenderung merah. Belakangan, wedang uwuh kering juga dapat dengan mudah kamu beli di pasaran. Jadi, kamu nggak perlu repot mengumpulkan bahan-bahannya satu per satu.


Minuman sekoteng, Bandung, Kamis, 19 November 2015 via TEMPO/Prima Mulia

Sekoteng

Yang satu ini juga gampang banget ditemukan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Bikin sendiri pun bisa. Sekilas, bentuknya mirip wedang ronde. Bahan dasarnya juga sama, yakni jahe. Tapi agak beda. Sekoteng pakai susu kental manis, juga kacang tanah, kacang hijau, pacar cina, potongan roti, dan kolang-kaling.


Sejumlah warga keturunan Tionghoa menikmati wedang tahu sajian khas Imlek di Klenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Semarang, Minggu, 10 Februari 2013 via TEMPO/Budi Purwanto

Wedang tahu

Sama seperti wedang ronde, wedang tahu juga minuman akulturasi. Meskipun namanya wedang tahu, minuman ini nggak pakai tahu yang biasa kamu goreng itu. Yang dimaksud dengan tahu dalam wedang ronde adalah kembang tahu yang terbuat dari sari kedelai. Wujudnya halus, lembut, dan lumer begitu tiba di mulut.


Wedang secang

Berbeda dari wedang-wedang lain yang rata-rata pakai bahan dasar jahe, wedang secang yang konon asli Trowulan, Mojokerto, ini memanfaatkan kayu secang sebagai bahan utamanya. Jadi nggak mengherankan warnanya merah begitu. Cara bikinnya juga mudah. Rebus kayu secang dengan serai, kayu manis, kapulaga, pandan, dan gula.

Nah, itu dia ragam wedang khas Indonesia. Kamu sudah pernah cobain yang mana aja, Sob?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar