Tulisan ini kolaborasi antara Typosonggraphy dan TelusuRI
Ada dua musisi yang lagunya sering dibawa para pendaki kekinian pas naik gunung. Kamu pasti bisa nebak. “Ehm,” garuk-garuk kepala. “Banda Neira dan Payung Teduh?” Ya, benar!
Lagu mereka memang bagus-bagus dan cocok banget buat dipakai merenung di gunung. Tapi, kalau isi playlist-mu cuma lagu-lagu mereka, lama-lama kamu juga pasti bakal bosan. Kamu perlu lagu-lagu baru. Nah, Typosonggraphy sama TelusuRI mau kasih kamu daftar 12 lagu buat bersenyawa dengan gunung.
1. “Promise”—Ben Howard
And meet me there, bundles of flowers
We’ll wade through the hours of cold
Lagu penyanyi folk asal Inggris ini dibuka dengan bunyi-bunyian yang pasti sudah tak asing lagi bagi kamu. “Orang lagi masak gorengan?” Bukan, coba dengerin lagi. Denger, ‘kan? Itu suara api unggun lagi membara membakar kayu.
Ben Howard ngajak kamu ketemuan di ketinggian, berjalan di antara bunga-bunga abadi negeri di awan, dan memandang ke bawah ke arah burung yang berterbangan. Kalau didengerin bareng-bareng pas nanjak bareng temen-temen, petikan, suara, dan senandung yang kedengeran dari lagu buat bersenyawa dengan gunung yang satu ini bakal bikin kalian semua terdiam!
2. “Forest Fires”—Axel Flóvent
There wouldn’t be this mess
Maybe someday, just someday you’ll find a way back
Terlahir di Islandia kayaknya bener-bener ngajarin Axel Flóvent arti kesendirian dan kerinduan. Lagunya ini berisi raungan, entah sekadar katarsis atau benar-benar nyanyian kerinduan buat orang tersayang yang sudah lama ditinggal bepergian. (Iya, lagu buat Bang Toyib.)
Lewat lagu ini Axel Flóvent mau bilang kalau kamu nggak perlu khawatir sama semuanya. Kalau sekarang kamu belum tau mau ngapain, suatu saat kamu pasti bakal menemukan jawabannya. Kamu bakal menemukan jalan pulang. Kalau kamu ke gunung untuk menyapu kegalauan, maka lagu ini adalah sapunya.
3. “All I Want”—Kodaline
All I want is nothing more
To hear you knocking at my door
Lagu buat bersenyawa dengan gunung yang ini kayaknya sudah lumayan populer di Indonesia. Nggak percaya? Coba aja cek vlog-vlog naik gunung di YouTube. Banyak banget yang jadiin lagu karya band folk asal Dublin, Irlandia, ini sebagai musik latar (gratisan).
Tapi, meskipun lagu ini cocok buat didengerin pas naik gunung, sebenarnya “All I Want” ini bercerita tentang penyesalan. Saat semua sudah terlambat, tak ada lagi yang dapat dilakukan selain menyerahkan diri pada penyesalan dan kerinduan. Tsah!
4. “Holocene”—Bon Iver
We smoked the screen to make
It what it was to be
Now to know it in my memory
Meskipun isinya tentang nostalgia, “Holocene” yang dimainkan sama band asal Amerika Serikat, Bon Iver, bisa juga jadi lagu buat bersenyawa dengan gunung. Liriknya antara keren dan absurd. (Kayaknya yang bisa tau maknanya cuma penciptanya, sang vokalis, Justin Vernon.)
Tapi, tanpa mengerti makna liriknya pun, kamu juga bakal bisa menikmati lagu ini. Dengerin lagu ini pas naik gunung, waktu lagi nge-camp malam-malam di bawah sejuta bintang, bakal membawa kamu ke pojok-pojok semesta tanpa batas.
5. “Angela”—The Lumineers
Were you safe and warm in your coat of arms
With your fingers in a fist
Lagu buat bersenyawa dengan gunung yang satu ini unik banget. Lagunya punya dua nuansa, yakni folk zaman-zaman flower generation dan lagu-lagu folk kekinian.
Pertama kali dengar, kamu bakal mengerutkan kening, “Ini lagunya John Denver, Simon & Garfunkel, atau The Everly Brothers. Tapi, di tengah-tengah, lagunya jadi makin cepat dan suara vokalisnya jadi makin melengking, bikin kamu sadar bahwa ini bukannya lagu jadul melainkan lagu zaman kekinian.
6. “Only Time”—Enya
Who can say where the road goes?
Where the day flows?
Only time
Ini lagu dirilis tahun 2000. Jadi emang udah agak lama. Tapi, meskipun berasal dari pergantian milenium, sampai sekarang masih banyak yang muter lagu ini. Ada juga pendaki jadul yang masih setia masukin lagu Enya ini dalam playlist di ponselnya.
Lagu penyanyi cewek asal Irlandia ini ngajak kamu buat selow. Nggak perlu terlalu khawatir memikirkan segala kemungkinan-kemungkinan. Yang mesti kamu lakukan adalah berusaha sekuat-kuatnya dan biarkan waktu yang menjawab segalanya. Saat semua sudah kamu lakukan, tak ada salahnya kemudian mengizinkan takdir buat turun tangan.
7. “Saturn”—Sleeping at Last
With shortness of breath, I’ll explain the infinite
How rare and beautiful it truly is that we exist
Dibuka alunan biola, intro “Saturn” ini panjang banget. Sekali dengar, mungkin kamu bakal ngira bahwa ini lagu instrumental. Pas di tengah-tengah lagu kamu baru bakal denger suara vokalisnya.
Lagu gubahan Sleeping at Last ini harus dimasukin dalam daftar lagu buat bersenyawa dengan gunung. Syair sama melodinya pas banget buat kamu yang senang berkontemplasi di ketinggian, sambil melihat cahaya bintang yang indah sekaligus misterius.
8. “No Ceiling”—Eddie Vedder
I’ve been wounded
I’ve been healed
Now for landing I’ve been
Landing I’ve been cleared
Barangkali ini adalah lagu paling pendek dalam daftar lagu buat bersenyawa dengan gunung ini. Durasinya cuma 1:34. Tapi, meskipun pendek, lagu ini bakal meninggalkan kesan yang mendalam banget buat kamu.
Dengerin lagu ini kamu bakal ngerasa optimis sama segala kemungkinan yang bisa terjadi di dunia ini. Kamu bakal menarik napas lega karena tahu—dan yakin—semua akan baik-baik saja. Skripsi bakal beres, kerjaan bakal kelar—jodoh juga bakal datang. Tapi syaratnya satu: kamu harus terus jalan!
9. “Beautiful Night”—The National Parks
Through all the strong winds
What a beautiful night
Dark like a new moon
Still glowing with light
Lagu buat bersenyawa dengan gunung yang satu ini bakal bikin kamu seolah-olah sedang melakukan petualangan lintas alam selama berhari-hari. Sepanjang hari kamu berjalan melintasi hutan pinus, padang sabana, “taman batu,” terus malamnya kamu buka tenda, isi tenaga buat melakukan perjalanan keesokan harinya.
Malam memang dingin. Tapi obrolan sama kawan-kawan di depan api unggun kecil bikin suasana jadi hangat. Sesekali kamu terdiam menikmati suasana yang bakalan terasa sangat berharga saat kamu sudah kembali ke kota.
10. “Someday”—Passenger
Where’s somewhere I can cross the sea
In a land that’s lost and free
With my darling close to me
At least where I’m supposed to be
Putar lagu ini di kamp, semua rasa lelah kamu bakal hilang entah ke mana. Lagu ini dibuka dengan genjrengan ukulele yang ceria. Suasana bakal berubah jadi syahdu waktu suara biola yang agak sendu masuk dalam harmoni.
Tapi jangan sekali-sekali dengerin lagu ini pas kerja. Bisa-bisa kamu langsung membuat apa yang ada di tangan terus menggapai ransel dan cabut buat bertualang ke arah matahari terbit!
11. “Work Song”—Hozier
When my time comes around
Lay me gently in the cold dark earth
No grave can hold my body down
I’ll crawl home to her
Lagunya Hozier ini lebih mirip chant ketimbang lagu. Liriknya diulang-ulang, melodinya ngeblues, dan musiknya simple, nggak teralu banyak instrumen.
Ada suara perkusi mirip tepukan tangan juga di belakang. Ada pula suara senandung yang bikin lagu ini jadi makin ajib! Dua kali dengar, lagu musisi berdarah irlandia ini bakal terus teringiang-ngiang dalam telinga kamu.
12. “Bitter Heart”—Zee Avi
I wait for you
It’s been two hours now
And you’re still somewhere in town
Kamu mau naik Gunung Pangrango dan janjian ketemuan sama sobat-sobatmu di pertigaan Cibodas. Tapi, berjam-jam ditunggu, kawan-kawanmu tak kunjung datang, entah karena mereka kena macet atau mungkin memang sengaja datang terlambat buat ngerjain kamu.
Buat usir bosan, dengerin aja lagu Zee Avi yang ini. Dibalut nuansa musik folk ala Prancis, lagu ini bakal bikin kepala kamu goyang-goyang sambil tersenyum getir. Bitter heart… Bitter heart… Shadows will keep you try to hide…
Coba deh dengerin lagu-lagu di atas satu per satu. Dijamin semuanya bakal bikin kamu bersenyawa dengan gunung!
Intip playlist Typosonggaphy di Spotify.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.
nah ini nih yang ane cari.
kadang suka bingung, lagi pengen “sendiri” tapi kok ya ngelamun hampa juga krik krik wkwk
Hahahaha
Kodaline – All I Want dan Sleeping At Last – Saturn bikin gw keinget waktu jaman SMA dulu (2013-2016) sering muter ini 🙂 Holocene dan Promise juga suka lagunya. Tambahan gw waktu naik gunung suka dengerin lagu nya Jonsi – Grow Till Tall, Sleeping At Last – Sun, dan Endah n Rhesa – Liburan Indie. Sebenarnya masih banyak lagi hehe. Thanks Mas sudah menulis artikel yang membuat gw bernostalgia!
Musik itu memang aneh ya Kak, bisa ngingetin manusia sama kejadian-kejadian masa lalu.
Makasih sarannya, Kak. Ntar kita masukin lagu-lagu usulan Kakak di postingan tentang lagu selanjutnya. 🙂
Mampir-mampir terus ya ke sini. 🙂