Di Kota Solo, peringatan Tahun Baru Imlek 2573 biasa dilaksanakan dengan berpusat di Kawasan Pasar Gede Solo. Akan tetapi, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dimeriahkan dengan berbagai acara Imlek, kali ini di Pasar Gede hanya berhiaskan seribu lampion, lampu shio, serta satu patung shio macan. Meski begitu, antusiasme masyarakat telah terlihat sejak beberapa waktu sebelum tahun baru tiba. Hasilnya Pasar Gede semakin ramai.
Di sini, peringatan tahun baru Imlek bukan hanya dinantikan oleh masyarakat Surakarta keturunan Tionghoa saja, melainkan juga bagi ribuan masyarakat dengan berbagai latar agama dan suku. Selain itu, tak hanya masyarakat Solo Raya saja yang mengunjungi Pasar Gede saat Tahun Baru Imlek, masyarakat dari kota Semarang, Yogyakarta hingga Jakarta pun turut meramaikan pagelaran seribu lampion di Pasar Gede tahun ini.
Sejak pemasangan lampion, masyarakat telah ramai mengunjungi kawasan Pasar Gede. Masyarakat pada umumnya berdatangan sedari petang hingga malam hari. Saat-saat tersebut merupakan waktu yang sempurna untuk menikmati indahnya Kota Solo berhias seribu lampion. Hal ini dikarenakan lampion yang sengaja dipasang di kawasan Pasar Gede tersebut terlihat elok saat menyala di balik gelap malam.
Keramaian begitu nampak sedari hari Sabtu, 29 Januari 2022. Banyak masyarakat menghabiskan malam minggu bersama orang tersayang mereka di Kawasan Pasar Gede hingga Balai Kota Solo. Dari Tugu Jam Pasar Gede hingga Jembatan Pasar Gede, Kali Pepe, Jalan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres menjadi arena kulineran masyarakat. Di area itu banyak pedagang kaki lima dan jejeran hik (warung angkringan) yang menjajakan dagangannya.
Apalagi kala itu hujan sempat mengguyur Kota Solo, menjadi saat yang pas untuk menikmati wedang ronde. Banyak pula masyarakat yang mengabadikan momen Imlek di Pasar Gede dengan berswafoto. Galeri Seni Pasar Gede juga menjadi sasaran dari perhatian masyarakat untuk menikmati malam dengan lampion yang menghiasi pepohonan di sekitar pendopo galeri tersebut.
Seribu lampion ini menjadi momen yang sangat dinantikan masyarakat lantaran sudah dua tahun tidak diadakan. Maka dari itu banyak pengendara motor yang memadati jalanan, dari Monumen Patung Slamet Riyadi di Jalan Slamet Riyadi hingga arah Pasar Gede dan Balai Kota Solo di Jalan Jenderal Sudirman.
Keadaan di Pasar Gede begitu ramai oleh manusia, sepertinya mereka tidak begitu khawatir akan terpapar COVID-19. Meski begitu, mereka telah menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak fisik serta memakai masker. Selain itu suntikan vaksin dosis lengkap yang telah diterima sebagian besar masyarakat membuat mereka semakin memberanikan diri untuk turut meramaikan malam saat tahun baru Imlek di Pasar Gede.
Varian Omicron yang tengah merebak di Jakarta, tidak begitu membuat pengunjung khawatir, sepertinya sih. Lantaran Kota Solo yang masih terbilang aman dari varian tersebut. Namun, di sisi lain sebagian masyarakat sedikit khawatir lantaran cukup banyaknya pengunjung yang berasal dari Jakarta berdatangan ke Pasar Gede.
Menanggapi keramaian masyarakat saat menghadiri lampion di Pasar Gede, satgas COVID-19 terus memantau aktivitas masyarakat yang menimbulkan kerumunan. Mereka pun tidak segan membubarkan masyarakat jika kerumunan tidak dapat dikendalikan. Sedangkan dalam upaya mengantisipasi kemacetan lalu lintas, petugas kepolisian melakukan pengalihan arus lalu lintas di berbagai kawasan yang biasa dipadati pengendara kendaraan bermotor. Pengalihan tersebut di Jalan Jenderal Sudirman hingga persimpangan Bank Indonesia.
Kabarnya, penutupan dan pemberlakuan arus lalu lintas sejak hari Senin 31 Januari hingga 16 Februari 2022. Oleh karena rekayasa lalu lintas tersebut, pengendara kendaraan bermotor hanya dapat melalui Jembatan Pasar Gede, Tugu Jam Pasar Gede, hingga Balai Kota sebatas pada 30 Januari 2022. Hal tersebut disebabkan sejak 31 Januari 2022 kawasan tersebut hanya diperuntukkan bagi para pejalan kaki. Kebijakan ini diberlakukan mengingat ramainya pengendara motor dapat berakibat buruk baik bagi pengendara maupun pejalan kaki yang memadati kawasan Pasar Gede.
Walhasil menjelang puncak perayaan malam Tahun Baru Imlek pada 31 Januari kali ini nampak kemacetan yang cukup parah dari arah Bundaran Gladak hingga Balai Kota, sedangkan dari arah sebaliknya terlihat jauh lebih lengang.
Mendadak Pasang Lampion
Mulanya masyarakat Tionghoa di Surakarta tidak berniat untuk memasang lampion saat Imlek seperti dua tahun sebelumnya. Namun, bermodal perizinan pemasangan seribu lampion atas dasar permintaan pemerintah Kota Solo membuat masyarakat keturunan Tionghoa memberanikan diri meramaikan Tahun Baru Imlek dengan memasang lampion.
Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka beserta sang wakil berharap Imlek di Pasar Gede kali ini tidak meredup seperti tahun-tahun kemarin setelah pandemi melanda dunia. Walaupun demikian, pagelaran imlek lainnya seperti Festival Imlek hingga Grebeg Sudiro tidak turut diadakan mengingat masih merebaknya COVID-19.
Salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa, Sumartono Hadinoto mengaku permintaan walikota terbilang mendadak sehingga masyarakat Tionghoa hanya mampu memasang 1000 lampion dengan satu patung shio macan pada Imlek tahun ini.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Sekarang aku tengah menjalani studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Teman-teman bisa mengunjungi akun instagramku @roslats_ untuk sekadar ngobrol atau berbincang-bincang mengenai berbagai hal.