Itinerary

Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo

Gunung Arjuno dan Gunung Welirang (atau biasa disebut Arjuno-Welirang) termasuk dalam kelompok gunung tertinggi di Jawa Timur. Kedua gunung tersebut bak saudara kembar siam karena berada dalam satu gugusan pegunungan yang sama di kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Tahura Raden Soerjo, sebuah Unit Pelaksana Teknis di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Meskipun tergolong tidak mudah untuk didaki, Gunung Arjuno-Welirang tetap menjadi tujuan pendakian favorit di Jawa Timur, selain Semeru, Argopuro, Raung, Butak, Kawi, maupun Lawu. Selain panorama alam yang ditawarkan, masing-masing jalur resmi yang tersedia, mulai dari Tretes, Tambaksari, Lawang, dan Sumberbrantas memungkinkan pendaki untuk menggapai kedua puncaknya. Tentu dengan tingkat kesulitan dan karakteristik trek yang berbeda. 

Kali ini TelusuRI akan membahas jalur pendakian Tretes, sebuah area wisata berhawa sejuk yang terletak di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Pos perizinannya saat ini berlokasi di batas hutan kawasan konservasi Tahura Raden Soerjo. Persisnya di atas destinasi wisata air terjun Kakek Bodo. Meski trek terbilang panjang, terjal, dan hampir penuh bebatuan karena merupakan jalur jip pengangkut belerang, jalur Tretes jadi favorit karena ketersediaan sumber air melimpah di hampir setiap posnya.

Buat kamu yang ingin mendaki Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, panduan singkat ini bisa kamu jadikan pegangan sebelum melakukan pendakian. 

Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo
Pos perizinan Gunung Arjuno-Welirang via Tretes (Bartian Rachmat/bartzap.com)

Perencanaan dan Persiapan Pendakian

Mendaki gunung termasuk kegiatan ekstrem yang membutuhkan perencanaan matang dan banyak persiapan. Jadi, jangan sampai kamu masuk hutan dengan tangan kosong. Terlebih jalur Tretes yang menuntut kamu mempersiapkan fisik dan mental ekstra, karena titik awal pendakiannya baru setinggi sekitar 800 mdpl. Setidaknya terdapat 5 (lima) tahapan yang harus kamu lakukan sebelum berangkat mendaki:

1) Menentukan waktu perjalanan dan mengecek status jalur pendakian berkala

Daripada bersusah payah mendaki saat musim hujan dan rawan badai, lebih baik mencari waktu libur di musim kemarau. Selain cuaca dan kondisi jalur yang relatif lebih bersahabat, pemandangan sepanjang pendakian berpotensi lebih terbuka. Fisik juga akan lebih terjaga dan tidak se-ngoyo saat bulan-bulan hujan.

2) Melakukan riset jalur pendakian dan prakiraan cuaca terkini

Sebelum berangkat, terlebih dahulu melakukan riset jalur Tretes dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Data tersebut mencakup peta jalur, estimasi jarak dan waktu tempuh, lokasi berkemah, sumber air, vegetasi, hingga jenis flora dan fauna yang mungkin akan ditemui. Jangan lupa pula mengecek prakiraan cuaca terkini melalui radar BMKG atau aplikasi sejenis.

3) Membuat perencanaan pendakian

Pendakian sebagai kegiatan ekstrem tidak bisa sekadar asal jalan begitu saja. Kamu harus membuat perencanaan dengan benar-benar matang, sehingga pendakianmu lebih nyaman dan terukur. Siapkan pula rencana-rencana cadangan jika terjadi sesuatu yang bersifat darurat, seperti perubahan cuaca, anggota tim mengalami cedera, logistik menipis, dan lain-lain.

4) Latihan fisik secukupnya

Ketahanan fisik yang baik berpengaruh pada kelancaran pendakian. Untuk itu kamu perlu merancang latihan fisik berkala setidaknya sebulan sebelum tanggal pendakian. Lalu sekitar seminggu sebelum berangkat, kurangi frekuensi latihan agar mencegah potensi cedera atau kelelahan. Beberapa opsi latihan fisik yang bisa kamu lakukan antara lain jogging, squat, plank, burpees, atau berenang. 

5) Mempersiapkan logistik dan perlengkapan pendakian standar

Peralatan pendakian yang sesuai standar dan logistik (bahan makanan-minuman) yang cukup merupakan aspek yang wajib dipenuhi agar pendakianmu nyaman. Alat pendakian tidak harus mahal, yang penting sesuai fungsi dan mengutamakan faktor keselamatan. Sebagai panduan, TelusuRI membuat daftar peralatan yang sifatnya wajib atau opsional sehingga kamu bisa mengecek apakah sudah lengkap atau belum:

Reservasi Daring dan Alur Pendakian

Sejak 2019, Tahur telah memberlakukan sistem reservasi pendakian secara daring (online booking) untuk semua jalur, termasuk Tretes. Masing-masing jalur memiliki batasan maksimal kuota atau daya dukung mencapai 500 orang per hari. Saat ini durasi maksimal pendakian adalah tiga hari dua malam.

Sistem reservasi pendakian daring dapat dilakukan satu pintu melalui situs resmi: tahurarsoerjo.dishut.jatimprov.go.id. Di halaman sistem reservasi daring tersebut, kamu akan menemukan ketentuan umum pendaftaran, tarif pendakian (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi/SIMAKSI), alur pelaksanaan pendakian, kewajiban dan larangan selama pendakian, hingga mengecek kuota pendakian di waktu yang kamu jadwalkan untuk mendaki. Jika masih bingung dengan alurnya, kamu juga bisa membaca serta mempelajari Panduan Booking dan Panduan Pembayaran terlebih dahulu.

Panduan Pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes, Si Gunung Kembar di Kawasan Tahura Raden Soerjo
Tampilan halaman reservasi daring pendakian Gunung Arjuno-Welirang di situs resmi Tahura Raden Soerjo

Jika mengalami kendala atau memerlukan informasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi administrator Tahura Raden Soerjo maupun petugas pengelola pos perizinan jalur Tretes sebagai berikut.

Admin:
Amiruzzuhhad Gunes – 085156579564 (chat only)

Pos Tretes:
Rudiono – 081330787722
Mujianto – 089661413345
Kasiyanto – 081336889910
Wahyu Rama Dhoni – 08973854949

Peta Jalur Pendakian via Tretes

Jalur pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes hampir didominasi oleh trek makadam sejak Pos 1 Perizinan hingga Pos 3 Pondokan. Karena titik awal pendakian cukup rendah, penting buat kamu mempersiapkan fisik dan mengatur manajemen waktu agar pendakian berjalan sesuai rencana. 

Jalur Tretes sangat jelas dan relatif minim percabangan yang membingungkan. Selalu ikuti petunjuk yang tersedia di masing-masing pos maupun penanda berupa tali atau pita di beberapa ranting pohon. Adapun elevasi dan jarak merupakan estimasi sesuai tercatat dalam alat navigasi GPS maupun peta pendakian. 

(Silakan klik di sini untuk mengunduh tracklog pendakian dalam format GPX)

Parkir Kendaraan (800 mdpl) — Pos 1 Pet Bocor 💧 (964 mdpl): +1 kilometer

  • Dari parkir kendaraan di belakang Hotel Surya Tretes, ikuti jalan aspal menanjak melewati loket wisata air terjun Kakek Bodo. Beberapa puluh meter kemudian kamu akan menjumpai persimpangan, pilih ke kiri menuju jalur pendakian ke puncak Arjuno-Welirang. Jalur akan berganti cor sampai kamu tiba di Pos 1 Pet Bocor.
  • Pos 1 Pet Bocor berada di sisi kanan jalur, terdapat warung sederhana yang biasanya buka dan ramai saat akhir pekan; serta area camping ground di seberang warung yang cukup luas memuat belasan tenda. Tersedia sumber air bersih di sini berupa keran dan fasilitas mandi cuci kakus (MCK).
  • Estimasi: 20—30 menit dengan jalan kaki

Pos 1 Pet Bocor 💧 (964 mdpl) — Pos Perizinan Tahura (1.028 mdpl): +300 meter

  • Jalan masih berupa cor beton yang relatif tidak terlalu menanjak hingga menemui portal batas area Perhutani dengan kawasan konservasi Tahura Raden Soerjo
  • Pos perizinan berada di sebelah kanan jalur. Di pos ini kamu harus segera melapor ulang hasil registrasi perizinan daring kepada petugas yang berjaga. Jangan lupa meminta petugas untuk membantu mengecek perlengkapan tim kamu, serta memberikan briefing agar mendapatkan arahan dan informasi jelas seputar jalur, sumber air, cuaca, ataupun aturan-aturan lain sebelum memulai pendakian.
  • Terdapat fasilitas MCK, musala, dan warung sederhana di pos ini
  • Estimasi: 5—10 menit

Pos Perizinan Tahura (1.028 mdpl) — Pos 2 Kokopan 💧 (1.576 mdpl): +2,5 kilometer

  • Pendakian sesungguhnya telah dimulai, dengan jenis trek berupa batu-batu makadam selebar mobil karena merupakan jalur jip pengangkut belerang hasil penambang dari Pos 3 Pondokan. Biasanya jip akan berangkat dari Tretes sejak pagi, lalu jelang sore sudah turun kembali.
  • Elevasi jalur secara bertahap akan menanjak dan berkelok hingga Pos 2 Kokopan
  • Vegetasi beragam, mulai dari pohon pisang, ladang perkebunan warga, hingga tanaman semak
  • Pos 2 Kokopan berupa dataran yang cukup lapang dan terbuka, dengan tanah keras dan dominan bebatuan. Terdapat sumber air bersih di pos ini dengan debit yang cukup besar dan mengalir sepanjang tahun.
  • Saat musim ramai pendaki (biasanya akhir pekan) warung di Pos 2 Kokopan akan buka dan menjajakan gorengan maupun minuman kemasan lainnya
  • Estimasi: 2—3 jam

Pos 2 Kokopan 💧 (1.576 mdpl) — Pos 3 Pondokan 💧 (2.389 mdpl): +3,8 kilometer

  • Perjalanan dari Pos 2 Kokopan menuju Pos 3 Pondokan adalah yang terpanjang di jalur Tretes. Trek akan makin terjal, lalu cenderung landai ketika mendekati Pos 3 Pondokan. Waspada dengan satwa ulat bulu yang biasanya banyak terdapat di semak-semak atau tanah ketika ingin beristirahat.
  • Vegetasi di atas Pos 2 Kokopan mulai berangsur berubah dengan pepohonan cemara gunung dan tanaman perdu di bawahnya
  • Sesuai namanya, Pos 3 Pondokan merupakan tempat para penambang beristirahat setelah menambang belerang di kawah Welirang. Ada beberapa gubuk atau pondok sederhana bagaikan rumah hobbit di film The Lord of The Rings. Terdapat pula warung milik warga yang buka saat ramai pendaki di akhir pekan. Pos 3 Pondokan merupakan persimpangan jalur ke puncak Welirang dan Arjuno.
  • Pos 3 Pondokan bisa menjadi salah satu alternatif tempat berkemah karena tersedia sumber air di sungai yang terletak di bawah warung. Namun, TelusuRI merekomendasikan kamu untuk terus berjalan dan mendirikan tenda di Lembah Kidang saja. Pertimbangannya adalah suasana yang lebih kondusif, tetap dekat dengan mata air yang lebih bersih, serta bisa melihat pemandangan sabana Lembah Kidang yang luas dan tebing puncak Arjuno nan cadas.
  • Estimasi: 3—4 jam

Pos 3 Pondokan 💧 (2.389 mdpl) — Lembah Kidang 💧 (2.588 mdpl): +1 kilometer

  • Ikuti petunjuk ke arah puncak Arjuno untuk menuju Lembah Kidang. Jalurnya berupa jalan setapak tanah sempit di sebelah selatan, melipir lereng bukit di antara semak-semak liar dan cemara gunung.
  • Opsi tempat camp yang representatif berada di Camp 2 Lembah Kidang, tepatnya dekat mata air kedua dan di tepi jalur pendakian ke arah puncak. Saat musim kemarau, sumber air pertama di Camp 1 akan kering. Sebaiknya konfirmasi terlebih dahulu pada petugas di pos perizinan untuk memastikan ketersediaan air.
  • Waspada dengan keberadaan babi hutan saat malam, sehingga kamu perlu menjaga bahan makanan maupun sampah dengan cara menyimpannya rapat di dalam tenda atau menggantungnya di ranting pohon.
  • Lembah Kidang merupakan sabana luas dengan banyak tumbuh pepohonan cemara gunung dan pemandangan tebing puncak Ogal-Agil Arjuno yang menguji mental
  • Estimasi: 20—30 menit

Jika kamu ingin ke puncak Gunung Welirang terlebih dahulu, rutenya sebagai berikut:

Lembah Kidang 💧 (2.588 mdpl) — Pos 3 Pondokan 💧 (2.388 mdpl): +1 kilometer

  • Kembali ke jalur yang sama saat berjalan dari Pos 3 Pondokan
  • Estimasi: 20—30 menit

Pos 3 Pondokan 💧 (2.388 mdpl) — Taman Edelweiss (2.952 mdpl): +1,8 kilometer

  • Jalur selepas Pos 3 Pondokan masih dominan batu-batu makadam, karena menjadi tumpuan gerobak para penambang belerang saat naik turun untuk menambang. Treknya kombinasi tanjakan dan bonus mendatar di beberapa titik.
  • Vegetasi masih didominasi cemara gunung dan terdapat beberapa pohon cantigi (manisrejo) saat mendekati pos Taman Edelweiss. Di Taman Edelweiss, sesuai namanya, kamu akan menjumpai banyak tanaman edelweiss. Dari sini biasanya bau belerang dari kawasan puncak Welirang mulai tercium.
  • Taman Edelweiss merupakan persimpangan jalur menuju puncak Gunung Kembar I dan II. Kamu bisa mengunjungi kedua puncak bersebelahan itu setelah dari Welirang, tetapi pastikan kondisi fisik dan perbekalanmu cukup.
  • Estimasi: 2—3 jam

Taman Edelweiss (2.952 mdpl) — Puncak Welirang (3.156 mdpl): +425 meter

  • Kontur jalur berupa jalan setapak melipir tebing dengan jurang di sisi kiri. Hati-hati dalam melangkah dan jangan sampai kebablasan mengikuti jalur penambang ke arah kiri menuju kawah. Jalur ke puncak selalu mengarah ke kanan hingga tiba di lapangan luas penuh bebatuan dan bongkahan belerang.
  • Vegetasi masih didominasi edelweiss dan pohon cantigi (manisrejo)
  • Dalam perjalanan ke puncak akan menemui gua batu besar di sisi kanan jalur, namanya Gua Sriti (3.126 mdpl). Terkadang ada beberapa pendaki yang camp di tanah datar di depan gua. Namun, tidak dianjurkan karena rawan badai dan bau belerang pekat dari arah puncak.
  • Kawasan puncak Welirang tidak terlalu luas dan sebaiknya menggunakan masker untuk mencegah bau belerang yang menyengat dari arah kawah terbesar di bawah puncak
  • Estimasi: 45—60 menit

Jika kamu ingin ke puncak Gunung Arjuno, rutenya sebagai berikut:

Lembah Kidang 💧(2.740 mdpl) — Pasar Dieng (3.329 mdpl): +1,1 kilometer

  • Perjalanan ke puncak Ogal-Agil Gunung Arjuno akan melewati kawasan hutan Alas Lali Jiwo. pos Watu Gede (2.789 mdpl), pertigaan jalur Cangar–Tretes (2.849 mdpl), serta patok perbatasan Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang (3.318 mdpl)
  • Jalur ke puncak sangat terjal dan panjang. TelusuRI menyarankan kamu mulai berjalan dari Lembah Kidang paling lambat pukul 02.00 agar tidak terlalu kesiangan sampai puncak dan bisa berkesempatan melihat matahari terbit.
  • Mendekati puncak, kamu akan melewati kawasan terbuka bernama Pasar Dieng. Di sini terdapat beberapa petilasan atau batu-batu memorial untuk mengenang para pendaki yang gugur di gunung. Dari Pasar Dieng, kamu sudah bisa melihat batu-batu besar dan bendera merah putih sebagai tanda puncak Ogal-Agil sudah dekat.
  • Ketinggian Pasar Dieng hampir sama dengan puncak Arjuno
  • Estimasi: 3—4 jam

Pasar Dieng (3.329 mdpl) — Puncak Arjuno (3.339 mdpl): +800 meter

  • Meskipun sudah tampak dekat, tetapi kamu harus menuruni jalur terjal penuh batu terlebih dahulu sampai ke sebuah dataran kecil. Dataran tersebut merupakan persimpangan jalur dari arah Tretes dan Cangar bertemu dengan jalur Purwosari dan Lawang. Dari sini kamu tinggal menapaki anak tangga kecil dari batu sampai ke puncak.
  • Puncak Ogal-Agil ditandai dengan batu-batu besar yang sayangnya penuh dengan coretan vandalisme pendaki usil. Terdapat plakat yang menandakan kamu telah tiba di puncak tertinggi Arjuno, tanah tertinggi di Tahura Raden Soerjo.
  • Dari puncak Arjuno, kamu bisa melihat pemandangan Pegunungan Tengger dan Semeru, Gunung Penanggungan, Gunung Panderman, Gunung Butak, Gunung Kawi, Gunung Wilis, dan Gunung Kelud
  • EstimasI: 30—45 menit

Akses Transportasi dan Akomodasi

Pos perizinan pendakian Gunung Arjuno-Welirang via Tretes terletak di kawasan wisata Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Tidak tersedia basecamp khusus di sini, tetapi kamu bisa menyewa homestay atau penginapan murah di sekitar Tretes jika ingin beristirahat dahulu sebelum mendaki keesokan harinya. Buat kamu yang membawa kendaraan pribadi, kamu bisa menitipkan motor atau mobilmu di halaman belakang Hotel Surya Tretes. Ikuti peta berikut untuk memandu perjalanan kamu ke pos perizinan. Jika bingung, kamu bisa bertanya pada warga sekitar atau petugas Tahura Raden Soerjo untuk meminta petunjuk arah.

Rute menuju Tretes cukup mudah. Apabila kamu membawa kendaraan pribadi dari arah Surabaya maupun Malang melalui jalan tol, kamu bisa keluar di pintu tol Pandaan. Dari Pandaan, ikuti jalur menuju Tretes sesuai aplikasi peta di gawai kamu. Adapun jika menumpang kendaraan umum, seperti bus, kamu bisa turun di Terminal Pandaan lalu lanjut naik ojek ke Tretes.

Menjadi Pendaki Bijak

Saat ini setiap orang—termasuk kamu—bisa dengan mudah menjadi pendaki gunung. Siapa pun memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pendakian, dengan tujuan dan misi yang berbeda-beda. Namun, tidak semua pendaki memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang sama untuk ikut menjaga gunung itu sendiri. TelusuRI punya sejumlah tips agar kamu bisa menjadi pendaki yang bijak:

  1. Menghormati adat istiadat di dusun setempat
  2. Mematuhi peraturan yang berlaku di kawasan taman nasional
  3. Melengkapi diri dengan peralatan pendakian standar dan menyiapkan logistik yang cukup selama pendakian, serta tetap waspada dan hati-hati dengan barang-barang bawaan pribadi dari potensi pencurian oleh sejumlah oknum di area berkemah
  4. Jangan mengikuti ego dan memaksakan diri, terutama ketika cuaca buruk atau kondisi tim tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian
  5. Meminimalisasi penggunaan plastik sekali pakai
  6. Gunakan botol minum non-plastik kemasan dan membawa jeriken portabel untuk isi ulang air
  7. Gunakan kotak makan untuk menyimpan bahan-bahan makanan kamu
  8. Memilih menu-menu makanan organik, seperti sayur, buah, dan bahan lainnya yang limbahnya bisa kamu timbun di dalam tanah saat pendakian
  9. Membawa pulang sampah anorganik yang mungkin dihasilkan
  10. Membawa kantung sampah secukupnya

Pemutakhiran terakhir pukul 16.00 WIB, 30/08/2023.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Mendaki Gunung Merbabu via Suwanting: Harapan Selepas Hujan (2)