Saya sebenarnya nggak suka sayuran, kecuali beberapa jenis tertentu. Tapi, dapat kabar bahwa ada rumah makan nasi Padang vegetarian di Jakarta, saya jadi penasaran. Maka, menumpang ojek online, saya bertandang ke sebuah warung makan di daerah Jakarta Barat.
Sempat beberapa kali putar balik karena baik saya maupun pengemudi belum tahu pasti lokasi tersebut, akhirnya sampai juga. Rupanya warung makan itu berada di Kompleks Taman Duta Mas. Saat turun dari motor, saya sudah bisa lihat bahwa tempatnya lumayan lega.
Sekilas, rumah makan Padang ini tampak biasa saja. Beberapa meja plus kursi kayu cokelat disediakan untuk tempat bersantap. Di bagian depan, ditaruh etalase selayaknya di rumah makan Padang umumnya. Di sana lauk pauk ditata sedemikian rupa dalam piring dan mangkuk.
Namun, ada yang unik dari etalase itu, yakni tulisannya: “Masakan Padang Asli Minang Vegetarian.” Sebagai tambahan, di etalase itu juga ditempel stiker yang nggak memperkenankan pelanggan untuk membawa makanan non-vegetarian.
Ternyata setelah saya amat-amati, di kawasan itu memang banyak restoran vegetarian. Tempat makan yang saya datangi ini, Namy House Vegetarian, adalah salah satu restoran vegetarian yang namanya sudah tenar.
Makan “ayam bakar” ala Namy House Vegetarian
Saya tertarik untuk memesan satu menu unik: ayam bakar spesial. Bagaimana bisa ada ayam bakar—spesial, lagi—di rumah makan vegetarian?
Setelah makanan tersaji barulah saya tahu bahwa ini bukan ayam beneran, melainkan olahan jamur. Tapi, penampilannya sewajarnya ayam bakar, dari mulai warnanya yang kecokelatan disaput bumbu sampai noda-noda hitam khas hasil pembakaran. Teksturnya pun (hampir) mirip. Sebagai tambahan, Namy House Vegetarian melengkapi “ayam” itu dengan “tulang” yang terbuat dari tebu.
Kemiripan “ayam bakar” itu dengan ayam bakar asli membuat saya, yang nggak suka sayuran, hanyut dalam kenikmatan dan tanpa sadar sudah makan sayuran. Apalagi saat dilahap bersama nasi, kuah nangka, bumbu rendang, dan sambal hijau dalam satu suapan.
Barangkali yang agak sedikit beda adalah sensasi after taste setelah makan. Meskipun saat makan wujudnya adalah ayam, rasa yang tertinggal di lidah adalah rasa jamur. Selain itu, karena tekstur dan bentuknya serupa, saya jadi sedikit kecewa tidak bisa menemukan bagian favorit saya dari ayam, yakni paha bawah.
Untuk seporsi paket “ayam bakar,” kamu hanya perlu membayar Rp24.000. Itu sudah termasuk nasi putih, sayur nangka, daun singkong, dan sambal hijau. Harganya standar nasi Padang, bukan?
Nah, selain “ayam vegetarian” masih banyak lagi lauk yang tersedia di Namy House Vegetarian, misalnya “rendang,” “dendeng,” “ikan,” telur,” sampai “kikil.” Semuanya nabati dan terbuat dari jamur.
Usut punya usut, warung nasi Padang vegetarian ini sudah ada sejak 2017. Pendirinya adalah sepasang suami istri, Rina dan Jimmy. Nama warung ini, “Namy,” adalah singkatan dari nama mereka. (Rupanya, mereka juga punya cabang rumah makan Padang di Batam yang dikelola bersama keluarga.)
Rina dan Jimmy tentu punya andil besar bagi orang-orang seperti saya; mau jadi vegetarian, tapi belum sepenuhnya suka sayuran. Tentu saya akan kembali ke sini untuk mencicipi menu lain yang sehat dan menggugah selera.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Menggemari perjalanan, musik, dan cerita.
1 Comment