Itinerary

Penting! Sebelum Bawa Kamera Analog saat Traveling, Baca Dulu 7 Tips dan Trik Ini

Kamera analog lagi ngetren akhir-akhir ini sampai-sampai VIK Kompas bikin liputan khusus tentangnya. Tapi, pernah kepikiran nggak buat bawa kamera analog saat traveling? “Wah, ide bagus tuh, bor! Tapi bakal ribet nggak ya?” Nah, mending baca 7 tips dan trik ini dulu deh sebelum kamu jalan-jalan bawa kamera analog:

1. Pastikan kamu sudah tahu cara menggunakan kamera analog

kamera analog saat traveling

Pohon di tengah sawah dipotret dengan kamera analog via flickr.com/djongiskhan

Ini yang paling penting. Sekeren-kerennya kameramu tetep aja nggak bakal ada gunanya kalau kamu nggak bisa mengoperasikannya. Bukan pistolnya yang penting, tapi “the man behind the gun.” Jadi belajarlah buat menggunakan kamera analog sebelum membawanya jalan-jalan.

Pelajarilah ilmu-ilmu memotret menggunakan kamera analog dari yang paling dasar, termasuk cara memasang film dan menggulungnya. Kalau yang kamu bawa adalah kamera saku, yang perlu kamu pelajari barangkali cuma dua hal terakhir itu. Lain cerita kalau yang kamu bawa kamera SLR, rangefinder, atau medium format—kamu perlu belajar soal kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan lensa.

2. Cek kondisi kamera

kamera analog saat traveling

“Double exposure” via flickr.com/djongiskhan

Kamera analog itu besi tua. Namanya besi tua pasti ada-ada saja kelakuannya. Dibawa ke tempat ekstrem seperti dataran tinggi atau gunung, rana kameramu bisa tiba-tiba enggan dipencet, lensanya juga bisa mendadak macet. Dalam beberapa kasus kamu juga mungkin bisa secara nggak sengaja bikin efek double exposure. Kalau nggak mau melewatkan momen saat traveling, pastikan kamera analogmu berada dalam keadaan fit sebelum dibawa jalan-jalan.

Selain itu, nggak ada salahnya juga buat bersihin lensa yang udah jamuran supaya hasil jepretanmu lebih bersih. Kalau nggak terlalu parah, bersihin sendiri aja. Kalau parah, mending bawa ke tempat servis kamera analog. Pokoknya selalu cek kondisi kamera analogmu sebelum dibawa traveling.

3. Pilih film sesuai dengan selera

kamera analog saat traveling

Nuansa foto sangat bergantung pada pemilihan merk film via flickr.com/djongiskhan

Gambar yang kamu jepret dengan kamera analog akan ditangkap dan disimpan dalam film. Nah, rol film yang beredar itu macam-macam dan punya ciri khas masing-masing.

Ada yang berwarna, ada yang hitam putih. Nuansa warna atau tone-nya juga beda-beda. Warna Fujifilm Superia 200 lebih alami, sementara warna Kodak Colorplus lebih lembut dan dramatis. Ilford, Agfa, Lucky, atau merk-merk film lain yang masih beredar sampai sekarang juga punya karakter warna tersendiri yang barangkali cocok dengan seleramu.

4. Sesuaikan jumlah rol film yang dibawa dengan durasi perjalanan

kamera analog saat traveling

Menelusuri Selokan Mataram via flickr.com/djongiskhan

Ini yang paling nggak enak dari bawa kamera analog saat traveling: jumlah foto yang bisa kamu ambil sangat terbatas. Bagaimana enggak jika satu rol film 35mm cuma punya 36 frame (plus beberapa bonus).

Supaya kamu nggak kehabisan rol film di perjalanan, sesuaikan jumlah rol film yang kamu bawa dengan durasi jalan-jalanmu. Semakin panjang perjalananmu, semakin banyak pula rol film yang mesti kamu bawa. “Kok repot-repot? Beli di studio foto terdekat aja keleus.” Maunya sih begitu. Tapi ini udah era digital, udah jarang yang jualan rol film.

5. Bawa film “expired” nggak “recommended”

kamera analog saat traveling

Film “expired” via flickr.com/djongiskhan

Penggemar kamera analog sering eksperimen pakai rol film yang sudah kedaluwarsa alias expired. Kenapa? Soalnya rol film basi itu bakal menghasilkan warna-warna yang nggak terduga.

Tapi traveling sambil bawa film yang sudah expired nggak direkomendasiin (kecuali kamu bawa dua body kamera analog). Gambar yang dihasilkan film expired benar-benar nggak bisa diduga. Kamu pasti bakal kecewa mendapati bahwa perairan Pantai Tanjung Tinggi yang “semestinya” berwarna toska malah jadi coklat karena kamu menggunakan film expired saat motret.

6. Pastikan film terpasang dengan benar

kamera analog saat traveling

Rel kereta Lempuyangan via flickr.com/djongiskhan

Film nggak nyangkut adalah masalah klasik yang dialami para pengguna kamera analog—apalagi yang pake kamera tanpa motor penggulung otomatis. Kalau filmnya nggak nyangkut, momen yang kamu bidik mau ditangkap pakai apa?

Makanya selalu pastikan film kamu sudah terpasang dengan baik dan benar. Kalau pas dikokang terasa berat, berarti film kamu sudah terpasang dengan baik. Sebaliknya, kalau terasa ringan atau los, ada kemungkinan film kamu belum nyangkut di gulungannya.

7. Jangan minta tolong orang lain buat motret kamu pakai kamera analog

kamera analog saat traveling

Memotret dari atas via flickr.com/djongiskhan

Ingat ini: nggak semua orang bisa memotret dengan kamera analog, terlebih yang SLR. Kalau minta tolong orang lain buat motret kamu pakai kamera analogmu, ada kemungkinan gambar yang dihasilkan nggak sesuai dengan harapanmu. Bisa jadi foto itu blur atau malah sama sekali nggak keambil.

Jadi, kalau kamu mau minta tolong difotoin sama orang, mending pakai kamera ponsel aja. Rol film terlalu berharga buat dibuang-buang.

Bagaimana? Tertarik buat bawa kamera analog saat traveling?

 

Pembaca realisme magis dan catatan perjalanan.

Pembaca realisme magis dan catatan perjalanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *