Kamu pun mesti pulang setelah beberapa hari traveling di Surabaya dan sekitarnya. Dari jendela pesawat, kamu bisa melihat Bandara Juanda semakin menjauh. Lama-lama airport itu makin mirip miniatur, mengecil dan mengecil sampai akhirnya menghilang diselubungi awan.

Tersenyum-senyum sendiri, kamu masih membayangkan destinasi-destinasi wisata yang baru saja kamu kunjungi, juga atraksi-atraksi wisata yang kamu nikmati. Monkasel dan Museum Sampoerna seperti masih bisa kamu sentuh. Nikmatnya rasa tahu tek, sate klopo ondomehen, dan lontong balap juga masih tersisa di ujung lidah.

camilan khas surabaya

Kacang Tree-G via kreavi.com/stevengunawan

Barangkali yang paling berkesan bagimu adalah saat main ke jejak-jejak kejayaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, sekitar 1-2 jam perjalanan dari Surabaya. Kamu masih ingat betul warna merah-oranye batu bata penyusun reruntuhan-reruntuhan anggun peninggalan nenek moyang itu. Kamu juga masih ingat betapa panasnya Mojokerto di siang hari. Lalu, tiba-tiba kamu juga ingat satu hal lagi: lupa beli oleh-oleh. Gaswat!

Senyummu segera hilang. Kamu mulai gelisah. Hampir saja kamu mengeluarkan pisuhan berawalan “J”—yang juga khas Jawa Timur. Apa yang akan dikatakan keluarga, teman-teman, dan para kolega di kantor kalau kamu pulang dengan tangan kosong?

camilan khas surabaya

Almond Crispy Semanggi via kreavi.com/stevengunawan

Rasa-rasanya tak mungkin mengetuk pintu kokpit lalu memohon pada pilot Citilink untuk kembali mendarat. Memangnya ini armada bis lintas Sumatra? Yang di pojok itu pramugari, bukan kondektur bis. Terus, apa akal?

Camilan khas Surabaya di Citilink

Sebenarnya tak perlu memutar otak. Cukup berterima kasih saja pada perubahan zaman, sebab sekarang kamu bisa membeli oleh-oleh khas Surabaya saat terbang bersama salah satu maskapai pesawat terbesar di Indonesia, Citilink.

Dua camilan khas Surabaya, yakni Almond Crispy Semanggi dan Kacang Tree-G produksi UMKM anggota gerakan Pahlawan Ekonomi Surabaya, sekarang sudah bisa kamu temukan dalam katalog belanja di armada-armada pesawat Citilink.

camilan khas surabaya

Almond Crispy Semanggi via kreavi.com/stevengunawan

Dilihat sekilas, kamu takkan bisa membedakan penampilan kedua produk makanan UMKM itu dengan kemasan makanan-makanan ringan lain yang diproduksi secara massal dan diiklankan secara luas di berbagai media.

Maklum saja, desain kedua produk camilan itu adalah hasil kolaborasi visual branding antara program TATARUPA yang digagas Walikota Surabaya—Ibu Tri Rismaharini—serta jajaran Pemerintah Kota Surabaya dan Kreavi. Nama terakhir ini adalah platform desain grafis. Jejaringnya terdiri dari sekitar 43.000 kreator grafis yang tersebar di 88 kota di penjuru Indonesia dan terus berkembang.

camilan khas surabaya

Awak kabin Citilink memamerkan camilan khas surabaya via kreavi.com/stevengunawan

Kalau dihitung-hitung, program kolaborasi TATARUPA dan Kreavi ini sudah berhasil mengantarkan lebih dari 250 produk UMKM Surabaya untuk naik kelas. Produk-produk yang “ditingkatkan” value-nya itu pun bermacam-macam, dari mulai usaha makanan kering, makanan basah, minuman kemasan, sampai suvenir. Jika sebelumnya usaha-usaha itu kesulitan memasarkan barang, sekarang kamu bisa dengan mudah menemukan produk-produk UMKM itu di pusat oleh-oleh, supermarket, bahkan mall. Satu sentuhan ternyata bisa membuat banyak perubahan.

Nah, jadi tak perlu gusar lagi kalau kamu lupa beli oleh-oleh khas Surabaya. Di dalam kabin Citilink, panggil saja salah seorang pramugari, kemudian pilih salah satu dari camilan khas Surabaya ini: Almond Crispy Semanggi atau Kacang Tree-G.


TelusuRI x Kreavi x TATARUPA collaborative project.

2 komentar

Dee Rahma 1 Februari 2018 - 12:06

Aahhh, kumau almond cripsy 😀

Reply
Editorial telusuRI 1 Februari 2018 - 14:29

Jangan lupa dibeli pas naik Citilink ya, Kak. 🙂

Reply

Tinggalkan Komentar