Travelog

Video: Pendakian Gunung Api Purba Nglanggeran

Kalau pengen nyobain naik gunung tapi masih belum benar-benar siap, mungkin kamu bisa memulainya dari gunung-gunung yang nggak terlalu tinggi.

Gunung Api Purba Nglanggeran, misalnya. Cuma sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta, Nglanggeran enak banget didaki. Untuk mencapai puncak (sekitar 700 mdpl) cuma perlu waktu sekitar 30 menit sampai sejam.

Bonusnya, kamu bakal mendaki lewat celah-celah sempit di antara tebing-tebing breksi, kayak di film 127 Hours.

Setiba di puncak, kamu juga bisa menyaksikan hamparan hutan yang menghijau sampai ke cakrawala, yang diselingi oleh menara-menara pemancar stasiun televisi dan sinyal telepon seluler.

Seru buat kemping akhir pekan bersama kawan-kawan

Meskipun bisa “ngelaju,” kamu juga bisa kemping di Gunung Api Purba Nglanggeran. Ada beberapa lokasi kemping yang tersedia di kaki dan di sekitar puncak gunung itu.

Kalau mau kemping di puncak, supaya bisa dapat tempat kemping enak, kamu bisa mulai nanjak sore hari. (Malam hari juga bisa kalau kamu naik bareng orang yang sudah pernah ke Gunung Api Purba Nglanggeran sebelumnya.)

Trek Gunung Api Purba Nglanggeran nggak terlalu nanjak. Di titik-titik yang lumayan terjal pun pengelola sudah membangun tangga-tangga batu atau semen, juga pegangan dari besi atau tali.

Di tiap pos juga ada gazebo tempat kamu bisa duduk-duduk buat melepas lelah sambil menikmati pemandangan.

Sepulang dari Gunung Api Purba bisa mampir ke Embung Nglanggeran

Di puncak, kamu bakal melihat sebuah embung yang terletak di bukit kecil. Itu adalah Embung Nglanggeran.

Sebenarnya fungsi utama Embung Nglanggeran bukan sebagai atraksi wisata, melainkan penampung air untuk mengairi perkebunan saat musim kemarau.

Namun, karena embung itu terawat dan dari sana pemandangannya indah, Embung Nglanggeran juga dibuka untuk wisatawan. Ini adalah salah satu lokasi favorit orang lokal untuk melihat matahari terbenam.

Seturun dari Gunung Api Purba Nglanggeran, kamu bisa mampir sebentar ke sana.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *