Events

Temu Wicara: Sinergi UMKM dan Pariwisata

Pada 27 September 2021, Pekan Raya Pariwisata resmi dibuka dengan acara Temu Wicara: Sinergi UMKM dan Pariwisata yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube TelusuRI dan TV Tempo.

Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Republik Indonesia, dalam sambutan pembukaan Pekan Raya Pariwisata, mengungkapkan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang berperan dalam terselenggaranya Pekan Raya Pariwisata. Sandiaga kembali mengingatkan tentang pandemi yang belum usai dan UMKM merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling terdampak, terutama di sektor pariwisata. Ia juga berharap semua pihak dapat beraksi, berkolaborasi, dan inovasi bersama-sama untuk menjawab tantangan ekonomi nasional.

Sumbangan ekonomi kreatif pada PDB Indonesia pada 2020 sebesar 1.100 triliun rupiah dan 3 dari 17 sub sektor ekonomi kreatif juga menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor diantaranya: kuliner, fashion, dan kriya. “Melalui pekan raya pariwisata kali ini saya mengajak semua untuk dapat berpartisipasi dan bangkit bersama untuk mencapai cita-cita Indonesia yang maju, kuat, dan sejahtera melalui pengembangan UMKM di Indonesia,” pungkasnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi sesi diskusi, yang dipandu oleh Hannif Andy, Founder, Desa Wisata Institute dengan narasumber pertama yakni Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki yang diwakili oleh Staf Khusus Kementerian Koperasi dan UKM, Republik Indonesia, Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif yaitu Fiki Satari.

Fiki menjelaskan bagaimana UMKM itu adalah nyawa bagi kemandirian usaha di Indonesia. 99,9% populasi usaha di Indonesia adalah UMKM dan berkontribusi lebih dari 60% untuk PDB Indonesia. Fiki mengatakan bahwa UMKM ini adalah penyelamat Indonesia di saat krisis pada 98, namun di saat pandemi, UMKM juga terdampak dahsyat. Hal ini juga ungkap FIki, membuat kita mengetahui bahwa 80% UMKM belum memasuki ekosistem digital. Pemerintah berusaha menangani ketimpangan ini.

Fiki juga menerangkan bahwa terdapat sistem OSS (Online Single Submission) yang merupakan sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik. Hal ini untuk memudahkan para pelaku UMKM untuk mengurus izin bahkan untuk produk beresiko rendah tidak perlu perizinan, cukup mendaftar di OSS. Pemerintah sejak awal pandemi,memang menargetkan program pemulihan ekonomi nasional khususnya UMKM dikebut karena banyak dari masyarakat yang ekonominya bergantung kepada UMKM, baik sebagai pelaku maupun pekerja. Pemerintah terus memperbaiki layanan dengan melakukan pemetaan permasalahan agar program yang dilaksanakan tepat guna. 

Sesi diskusi kemudian dilanjutkan dengan menghadirkan Serafim Firman dari Nucalale dan Maria G Isabella dari Copa de Flores. Nucalale selaku UMKM yang bergerak di industri kreatif tentu merasakan dampak pandemi, menurut Serafim pandemi tak melulu ada di sisi negatif, sebaliknya pandemi membuka mata para pelaku UMKM bahwa banyak hal yang terjadi di sekitar.

Daya beli produk Nucalale memang mengalami penurunan signifikan selama dua tahun berjalannya pandemi, meski akhir-akhir ini nampak membaik. Pembatasan sosial yang digaungkan pemerintah untuk mencegah penularan COVID-19 yang makin merebak, juga membuat sebagian pelaku UMKM ketar ketir karena terbatas melakukan gerak. Meski begitu,  akhirnya Nucalale harus melakukan inovasi dan kolaborasi.

Kebosanan dalam keterbatasan gerak membuat Nucalale berinisiatif; menggelar panggung online sembari promosi produk. “Nucalale mengadakan “nyanyi dari rumah” di Instagram, kita mencoba melakukan kolaborasi dengan seniman budaya yang ada di NTT untuk secara rutin mengadakan sejenis virtual concert,” terang Serafim. “Kita juga mengadakan talkshow dengan beberapa public figure dan travel blogger seputar industri kreatif,” tambahnya.

Mereka juga giat mengadakan trip virtual untuk membuang kebosanan para pejalan yang tidak bisa kemana-mana  Nucalale juga melakukan inovasi produk dengan bekerja sama para seniman Jogja, Bandung, maupun lembaga swasta. Dampaknya, Nucalale mendapat banyak eksposure yang meningkatkan penjualan. 

Copa de Flores, yang digawangi Isabella, yang tidak hanya mengusung penjualan juga ada misi untuk pemberdayaan perempuan Flores, khususnya dalam budaya menenun. Selama pandemi juga mengalami pasang surut yang menghempaskan bisnisnya. Rencana besar yang disusun pada 2019, digadang-gadang bakal direalisasikan secepatnya, justru berhenti sejenak pada awal pandemi. “Kita kemudian mencoba merefleksi diri, filosofi Copa de Flores sendiri kan kita selalu melihat proses dalam menenun, jadi kita selalu bercermin kepada penenun,” kata Isabella. “Tenun bukan hanya sebuah mata pencaharian, melainkan ada pemaknaan dari lingkungan hidup, keluarga, dan budaya.” Isabella mencoba memaknai pandemi sebagai refleksi.

Copa de Flores mulai memperbaiki proses hulu ke hilir untuk berbenah. Isabella menceritakan bagaimana ia terjun langsung untuk melihat bagaimana para penenun menghasilkan suatu kain dalam beberapa rentang waktu yang berbeda. “Akhirnya kami identifikasi, kain mana yang bisa jadi dalam sebulan, dua bulan, dan seterusnya,” papar Isabella. Copa de Flores membantu pendistribusian kain-kain yang telah ditenun. 

Pandemi tiba, kegiatan Copa de Flore yang semula terpusat pada kegiatan lapangan harus berhenti. Kemudian mereka bertekad merubah bisnis model mereka yang semula terpusat luring menjadi daring. Ia juga memaparkan bagaimana Copa de Flores menjalin langsung hubungan dengan para penenun yang tergabung dalam komunitas yang akan membantu distribusi. Baik Copa de Flores maupun Nucalale meyakini bahwa setelah pandemi, produk-produk akan mengalami lonjakan yang signifikan, terutama produk ekonomi kreatif.

Sebagai pembuka rangkaian acara Pekan Raya Pariwisata, diskusi dengan berbagai narasumber tadi semoga dapat membantu mencerahkan para pelaku UMKM yang masih kesulitan di masa pandemi ini. Jangan lupa, ada beberapa rangkaian acara kedepannya dari Pekan Raya Pariwisata seperti Ngobrolbareng dan Sekolah TelusuRI yang menghadirkan narasumber-narasumber yang tak kalah seru dan menginspirasi. Yuk ikuti terus keseruan Pekan Raya Pariwisata 2021!

Bagi yang tak sempat berpartisipasi, barangkali video berikut dapat menjadi penawar rasa penasaran acara temu wicara ini. Silakan disimak!


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Doesoen Kopi Sirap: Wisata Kopi di Tengah Kebun