Itinerary

Pendaki-Pendaki Beken yang Pernah ke Puncak Carstensz

Pendakian menuju 7 Puncak Dunia alias Seven Summits masih tetap jadi salah satu misi sexy buat para petualang dunia. Sampai bulan Januari 2012, kabarnya sudah sekitar 350 orang yang menginjakkan kaki di Seven Summits.

Di antara tujuh puncak yang diburu itu, ada satu yang ada di Indonesia, yakni Puncak Carstensz Pyramid, Papua (Seven Summits versi Reinhold Messner). Selain punya tingkat kesulitan tinggi, ternyata pendakian menuju atap Papua ini adalah pendakian nomor empat termahal di dunia.

Tapi, kamu pernah kepikiran nggak sih soal siapa saja pendaki-pendaki beken yang pernah muncak Carstensz? Ternyata ada beberapa!

Eh, sebelum melihat siapa saja pendaki beken, tahukah kamu kalau seorang anak SMP asal Indonesia sudah pernah mendaki tujuh puncak utama di Indonesia. Salah satunya, tentu saja, adalah Carstensz ini?

Ya, dia adalah Khansa Syahlaa. Jangan lupa untuk lihat obrolan TelusuRI dengan Khansa.

Heinrich Harrer

carstensz

Heinrich Harrer via welt.de

Ini adalah Heinrich Harrer yang sama dengan yang diceritakan dalam film Seven Years in Tibet (1997). Dia adalah orang kulit putih pertama yang menginjakkan kaki di Puncak Carstensz Pyramid, bersama tiga rekan lainnya. Tentu saja dia ke Papua sepulang dari Tibet, yakni tahun 1962.

Turun dari sana, ia menulis buku berjudul “I Come from the Stone Age.” Kayaknya di puncak inilah dia akhirnya menemukan makna pamungkas dari semua pendakian yang pernah dilakukannya. Soalnya dia menulis begini: “Di Aigera aku ingin mengetes kemampuan, di Himalaya aku jadi memahami kesendirian, di Tibet [aku bertemu] orang-orang yang tak biasa. Di Pulau Nugini [Papua] aku menemukan semuanya.”

Reinhold Messner

carstensz

Reinhold Messner via en.wikipedia.org

Petualang gila yang konon sudah menginjakkan kaki di semua puncak di atas 8000 meter ini ternyata mengawali misi pendakian Seven Summits-nya di Puncak Carstensz. Dia sudah foto-foto di Puncak Carstensz jauh sebelum kamu lahir, yakni tahun 1971. Baru setelah itu dia ke Aconcagua (1974), Denali (1976), Everest (1978), Elbrus dan Kosciuszko (1983), dan terakhir Vinson Massif (1986).

Sebenarnya dalam daftar Richard “Dick” Bass, yang jadi puncak tertinggi di Oseania adalah Kosciuszko di Australia. Eh, lama-lama malah banyak yang ikutan ke Carstensz, atap Oceania versi Messner. Tapi, bagaimanapun, kedua puncak itu, kalau didaki, sama-sama bakal memberikan pengalaman berharga buat para petualang.

Rob Hall

carstensz

Rob Hall via en.wikipedia.org

Udah pernah nonton film Everest (2015)? Di film itu ada dua tokoh utama. Keduanya adalah bos dua perusahaan jasa guide pendakian ke puncak-puncak tertinggi di dunia. Satu Scott Fischer yang slengean, satu lagi Rob Hall yang perawakannya lebih tenang. Ternyata, Rob Hall juga sudah pernah ke Puncak Carstensz.

Bahkan dalam pendakiannya bersama Ripto Mulyono tahun 1994, dua tahun sebelum tragedi maut di Everest, Rob Hall bikin sesuatu yang sampai sekarang masih dirasakan manfaatnya sama para pendaki Carstensz. Apa itu? Jalur tali di Carstensz Ridge. Sebelum ada tali itu, ruas pendakian yang ini adalah salah satu yang paling mematikan. Sejak ada tali itu, entah sudah berapa nyawa yang terselamatkan.

Yasuko Namba

carstensz

Yasuko Namba via commons.wikimedia.org

Nama terakhir ini adalah seorang perempuan Jepang. Dia adalah cewek Jepang kedua yang berhasil merengkuh Seven Summits, setelah Junko Tabei. Melihat penampilan Yasuko Namba, barangkali nggak banyak yang bakal percaya bahwa dia adalah seorang karyawan FedEx.

Bersama Rob Hall, Yasuko Namba juga jadi salah seorang pendaki yang meninggal di Everest tahun 1996. Nah, ternyata sebelum meninggal di Everest, Namba baru saja menginjakkan kaki di Puncak Carstensz. Namba tiba di puncak tertinggi Oseania tanggal 12 November 1994.

Nah, itulah empat nama beken yang pernah ke Carstensz. Selain mereka tentu masih banyak lagi yang sudah pernah ke sana. (Meskipun nggak ada yang bisa memberikan angka pasti.) Menurut tulisan seorang pendaki Carstensz, setidaknya sampai 2011, jumlah pendaki tercatat yang sudah tiba di sana masih dikit banget, nggak lebih dari 500. Pasti di antara segitu masih ada lagi nama-nama tenar yang pernah ke sana. Kamu tahu yang lainnya?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Tunggu apa lagi? Kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *