Es gempol pleret merupakan minuman khas yang banyak ditemui di sekitar Solo dan Semarang. Di kedua kota besar tersebut masyarakat dapat menjumpai minuman dengan isian utama berupa gempol dan pleret di pasar-pasar tradisional maupun di pinggiran jalan.
Meski dapat dijumpai di sekitar Solo dan Semarang, banyak pihak yang mengklaim bahwa es gempol pleret sebenarnya berasal dari daerah Solo. Akan tetapi karena rasanya yang nikmat banyak masyarakat yang menyukainya, penjaja es gempol pleret menyebar hingga ke kota lain, terutama di Semarang. Sehingga tidak heran jika minuman ini juga dapat ditemui di Semarang, hampir di pasar tradisional Semarang kita dapat menemui penjajanya. Kalau dibandingkan, penjaja es gempol pleret di Semarang lebih banyak ketimbang di Solo sendiri.
Walaupun bisa ditemui di kota besar yang berbeda, tentu terdapat perbedaan antara es gempol pleret di kota satu dengan yang lainnya. Salah satunya kekhasan es gempol pleret asli Solo yang sedikit banyak memiliki perbedaan dengan es gempol pleret di wilayah lainnya adalah soal rasa dan bahan penggunaannya. Rasa dan pengolahan bahan-bahan es gempol pleret di Solo dapat dikatakan cenderung lebih sederhana dan alami. Sedangkan di Kota Semarang sendiri, es gempol pleret sedikit mengalami modifikasi dengan menyesuaikan selera dan minat masyarakat Ibu Kota Jawa Tengah.
Pemberian nama gempol ini tidak terlepas dari bentuknya yang bulat seperti jempol ibu-ibu pembuatnya. Dahulu pembuatan adonan gempol dibuat oleh para ibu-ibu. Gempol sendiri berbahan meniran—butiran beras yang masih sedikit kasar—ditumbuk agar lebih halus namun tidak terlalu halus selayaknya tepung beras pada umumnya.
Sementara pleret berbentuk panjang dan pipih dibuat dari adonan tepung beras. Adonan yang dibuat berbentuk lembaran pipih yang kemudian dilipat serupa bentuk pangsit. Penamaan pleret ini konon diindikasikan dengan daerah Pleret di Jepara yang banyak ditemukan olahan serupa pleret. Tidak heran jika di Jepara sendiri terdapat es pleret yang merupakan minuman khas masyarakat Jepara. Namun es pleret ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan es gempol pleret asli Solo.Dalam pembuatannya adonan, tepung dibentuk sesuai dengan bentuk pada pakemnya. Setelah terbentuk gempol dan pleret dikukus sebelum disajikan bersama kuah santan dalam seporsi es gempol pleret.
Menggunakan pleret berwarna coklat
Berbeda dengan es gempol pleret di Semarang yang menggunakan pleret berwarna merah jambu, es gempol pleret Solo menggunakan pleret berwarna coklat. Hal ini lantaran perbedaan campuran bahan dalam pembuatannya. Di Solo pleret dicampur dengan gula jawa yang menghasilkan warna kecoklatan. Sedangkan di Semarang, pleret diberi campuran pewarna merah sehingga berwarna merah jambu.
Perbedaan penggunaan warna pleret ini juga bisa dilihat dari sisi historisnya. Minuman segar ini memang asal mulanya dari Solo dengan penggunaan bahan yang relatif sederhana dan bahan pemanis yang masih sangat alami. Sedangkan es gempol pleret di Semarang merupakan proses pembaharuan dan di tempat serta waktu yang lebih berkembang dengan variasi yang dapat dikatakan lebih menarik.
Kuah santan dengan sirup gula jawa
Selain pleretnya, perbedaan es gempol pleret Solo dan Semarang juga dapat dilihat dalam penggunaan kuah santan. Jika di Semarang penggunaan kuah santan diberi taburan gula halus, sedangkan di Solo kuah santan yang digunakan ditambah dengan sirup gula Jawa.
Meski terdapat beberapa perbedaan, tentu esensi kenikmatan dalam es gempol pleret memiliki kesamaan. Baik di Solo ataupun di Semarang, es gempol pleret tetap merupakan minuman khas yang patut dilestarikan.
Kini gempol dan pleret juga kerap ditambah dengan isian roti tawar, tape bahkan hingga ketan yang rasanya senada dengan es gempol pleret. Baik di Solo maupun Semarang es gempol mengalami perkembangan dan modifikasi lantaran minat masyarakat yang juga terus berkembang.
Minuman yang mengenyangkan
Es gempol pleret yang berbahan utama dari tepung beras juga akan menghasilkan sensasi mengenyangkan bagi para penikmatnya. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi es gempol pleret sangat cocok menemani waktu senggang. Apalagi dengan kesegarannya, es asli Solo yang satu ini dapat dinikmati di siang hari dengan terik matahari yang cukup menyengat. Menikmati es gempol pleret tidak hanya sebagai penghilang dahaga, namun juga dapat menunda lapar yang kerap hadir di luar jam makan.
Dengan harganya yang sangat terjangkau yaitu sekitar Rp3.000 hingga Rp5.000 saja, kita dapat menikmati es gempol pleret yang banyak dijajakan di sekitar pasar tradisional maupun pinggir jalanan Solo Raya. Salah satunya di Pasar Gede Solo, pasar yang terkenal dengan pusat jajannya wong Solo.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu
Sekarang aku tengah menjalani studi di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Teman-teman bisa mengunjungi akun instagramku @roslats_ untuk sekadar ngobrol atau berbincang-bincang mengenai berbagai hal.