Pulau Menjangan Kecil adalah tujuan kedua penyelaman kami di Kepulauan Karimunjawa. Pulau ini tidak kalah menarik dengan Pulau Cemara. Saat menuju ke sana gerimis kembali mengiringi perjalanan kami. Ombak pun jadi lebih besar dari sebelumnya. Meskipun begitu, eksplorasi kami tidak mungkin kami akhiri.
Instruktur kami mengatakan jika cuaca seperti ini masih aman. Hal itu juga setelah mempertimbangkan dari kemampuan tim yang telah menempuh lima kali log dive sebelumnya.
Semesta seperti merestui. Lagi-lagi ketika mendekati pulau hujan mereda dan cuaca menjadi sedikit cerah. Perjalanan menuju Pulau Menjangan Kecil tidak begitu lama, mungkin hanya sekitar 30 menit dari Pulau Cemara.
Briefing Sebelum Penyelaman
Ketika kapal berhenti dan ABK menancapkan jangkar, kami sudah dibuat terkesima dengan keindahan terumbu karang yang bisa dilihat dari atas kapal. Kalau seperti ini, dengan snorkeling saja kami sudah bisa melihatnya cukup jelas. Namun, mungkin feel-nya sangat berbeda ketika berada sejengkal lebih dekat dengan terumbu karang yang megah itu. Kami tetap ingin menyelam dan mengeksplorasi lebih dalam lagi perairan Pulau Menjangan Kecil ini.
Segera kami setting peralatan selam masing-masing dan turun ke air sesuai arahan dari instruktur. Sudah menjadi hal wajib, sebelum menyelam kami melakukan briefing terlebih dahulu.
Begitu masuk ke air, ombak laut tiada henti mengombang-ambingkan tubuh kami sehingga kami saling menjauh dan kesulitan berkumpul untuk melakukan briefing. Setelah berusaha saling mendekatkan diri, akhirnya briefing baru bisa dilakukan.
Briefing diperlukan untuk mencapai kesepakatan mengenai lama waktu penyelaman kali ini, berapa kedalaman maksimal perairan, serta apa saja yang mungkin akan kami temui di bawah nanti. Instruktur kami juga mewanti-wanti agar menjaga buoyancy (daya apung) dengan baik supaya tidak menabrak dan merusak karang.
Panorama Bawah Laut Pulau Menjangan Kecil
Kondisi bawah air di Pulau Menjangan Kecil ini sangat berbeda jika dibandingkan sekitar dermaga Karimunjawa, tempat kami menyelam sehari sebelumnya. Di diving spot Pulau Menjangan Kecil, dasar perairan bukan lagi pasir ataupun lumpur, tetapi berupa terumbu karang yang beraneka jenis dan warna serta memiliki ukuran yang besar-besar.
Sedikit berbeda dengan Pulau Cemara, di diving spot Pulau Menjangan Kecil ini kami langsung dihadapkan pada terumbu karang yang megah. Baru lima meter menyelam kami sudah menemukan terumbu karang yang besar dengan aneka biota dan ikan-ikan yang hidup di sekelilingnya.
Di pulau ini terdapat beberapa jenis karang hidup, seperti Acropora, Porites, Turbinaria, dan Montipora. Akan tetapi, kebanyakan karang yang sering ditemukan adalah berjenis Acropora divaricata dan Acropora formosa. Karang-karang tersebut relatif tumbuh lebih besar dan berwarna cokelat kemerahan.
Sungguh kami merasa seolah berada di dunia lain. Apa pun yang kami saksikan terlihat menakjubkan. Ketika sudah menyaksikan keindahan bawah laut Pulau Cemara dan Pulau Menjangan Kecil, rasanya penyelaman kami ketika di dermaga Karimunjawa menjadi tidak ada apa-apanya. Begitu berbeda, mulai dari visibilitas, suhu, dan biota bawah air.
Visibilitas di diving spot Pulau Cemara dan Pulau Menjangan Kecil tergolong lebih jernih daripada di dermaga. Di sana juga masih bersih dan tidak tercemar oleh limbah hasil aktivitas manusia. Suhu perairan saat itu juga terasa lebih dingin daripada, mungkin karena cuaca sehabis hujan. Meskipun begitu, penyelaman kami di dermaga juga menjadi penyelaman kami yang tak terlupakan, karena berawal dari sanalah kami merasakan pengalaman first log dive kami.
Penyelaman kami lakukan selama 30 menit dengan kedalaman rata-rata 15 meter. Begitu naik ke permukaan salah satu dari kami mengeluh telinganya agak sakit. Dia juga terlihat mengalami mimisan.
Peristiwa tersebut memang bisa saja terjadi setelah menyelam. Kemungkinan disebabkan gagalnya equalizing saat menyelam. Equalizing adalah proses penyeimbangan tekanan di sekitar tempat kita menyelam dengan tekanan di tubuh kita. Equalizing bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti mencubit hidung layaknya membuang ingus, menelan ludah, ataupun menggerakkan rahang.
Equalizing harus dilakukan dengan baik sebelum menambah kedalaman saat menyelam. Risiko yang akan terjadi ketika gagal equalizing bisa saja membuat gendang telinga pecah atau pembuluh darah sinus pada hidung pecah. Dalam kasus mimisan sering kali disebabkan oleh barotrauma sinus (perbedaan tekanan pada sinus). Bisa juga terjadi karena lapisan hidung mengering, sehingga sensitif terhadap tekanan saat mencubit hidung sewaktu equalizing.
Tips Menyelam di Kepulauan Karimunjawa
Diving atau menyelam memang bukanlah olahraga yang mudah untuk dilakukan. Mulai dari segi peralatan yang tergolong mahal dan juga risiko yang menyertainya tidak main-main. Namun, tidak perlu khawatir jika kamu ingin memulai belajar menyelam. Saat ini sudah banyak dive center di yang menawarkan paket-paket dive tour di beberapa pulau eksotis, termasuk Pulau Karimunjawa.
Paket-paket wisata tersebut memiliki tarif berkisar Rp900.00—1.500.000 per satu hingga dua orang. Fasilitas yang didapatkan meliputi biaya kapal, dive equipment, makan siang, guide bersertifikat, dokumentasi, dan sebagainya. Paket dive tour tersebut bahkan boleh diikuti oleh peserta yang belum bersertifikat menyelam.
Meski banyak kemudahan yang ditawarkan oleh paket wisata, alangkah baiknya bila memilih paket yang memberi asuransi juga. Hal tersebut dapat mencegah dan mengantisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan dan rencana.
Ada beberapa tips untuk kamu yang ingin belajar menyelam. Walaupun akan melakukan penyelaman dengan agen wisata, akan lebih baik jika mempelajari terlebih dahulu mengenai ilmu dasar penyelaman, seperti peralatan, bahaya-bahaya menyelam, dan hal-hal yang dihindari ketika menyelam. Tidak hanya itu, tetapi juga syarat untuk menyelam harus menguasai kompetensi air, seperti kemampuan berenang dan menggunakan alat selam sederhana (skin dive).
Memiliki kompetensi air saja belum cukup. Tak kalah pentingnya juga mesti memenuhi syarat kesehatan sebagai penyelam, di antaranya harus benar-benar sehat dan tidak boleh memiliki penyakit sinusitis akut, darah tinggi, vertigo, dan beberapa penyakit lainnya yang memiliki risiko tinggi. Lebih baik memeriksakan diri ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui apakah diperbolehkan melakukan penyelaman atau tidak. Selanjutnya jika sudah lolos kompetensi air dan lolos syarat sehat untuk menyelam, ikutilah semua arahan instruktur. Ingat baik-baik dan praktikkan arahan-arahan tersebut ketika menyelam.
Dalam olahraga selam dikenal istilah “never dive alone”, artinya menyelam tidak boleh dilakukan sendirian. Saat menyelam kita harus memiliki buddy (partner menyelam). Jika baru pertama kali menyelam maka harus ada instruktur yang mendampingi. Penyelaman harus dilakukan sesuai arahan instruktur.
Kita harus mendengar dan mengamati baik-baik arahan dari instruktur. Jangan sampai terlalu asyik menikmati keindahan bawah laut, malah menyelam secara terpisah dari instruktur. Selain instruktur, perlu juga saling memerhatikan buddy supaya terhindar dari risiko hilang terseret arus.
Pada dasarnya menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan bukan di dunia kita. Menyelam dilakukan di tempat yang mana tubuh kita tidak diciptakan untuk terus bertahan di dalamnya. Akan tetapi, semua itu dapat dipelajari dan dilakukan pembiasaan sesuai prosedur yang benar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi, buat kamu yang baru memulai belajar menyelam, jangan pernah takut mencoba. Semuanya bisa dipelajari jika kita bersungguh-sungguh.
Selamat menyelam, jangan lupa menyelam di Kepulauan Karimunjawa!
Referensi
Dasika, Lomar. (2011). Pentingnya Equalizing. Diakses dari https://lomardasika.blogspot.com/ pada 11 November 2023.
Denny, Megan. (2022).Vertigo and Vomiting While Diving. Diakses dari https://blog.padi.com/ pada 11 November 2023.
Nurridha, Luthfa. (2019). 7 Spot Diving Terbaik di Karimunjawa. Diakses dari https://review.bukalapak.com/travel/diving-di-karimunjawa pada 11 November 2023.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Lya tinggal di Tuban Jawa Timur. Fresh graduate jurusan fisika, tetapi suka sastra. Pengen jadi perempuan petualang, keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru.