Cita rasa masakan Indonesia dari Sabang hingga Merauke memang telah diakui dunia. Terbukti dari dimasukkannya beberapa hidangan Indonesia dalam list World’s 50 Best Foods oleh CNN. Tapi diantara seluruh masakan Indonesia, menurutku soto adalah hidangan yang paling menarik. Khususnya di saat musim hujan seperti sekarang ini. Jika diperhatikan, soto memiliki nama dan jenis yang berbeda-beda tergantung sebutan di daerah asalnya. Selain namanya, jenis kuah dan isinya juga berbeda, ada yang berkuah santan, ada yang berkuah keruh, dan ada yang berkuah bening kuning.

Jika kalian salah satu warga Indonesia yang mengidamkan makanan berkuah, berikut ragam soto yang telah menghiasi industri kuliner Indonesia dan patut kamu coba!

Soto Banjar 

Soto Indonesia
Soto Banjar Kalimantan dalam acara festival kuliner Kampoeng Legenda di Mal Ciputra via TEMPO/Nita Dian

Sudah jelas dari namanya, soto yang satu ini khas warga suku Banjar, Kalimantan Selatan. Hidangan yang satu ini selalu dirindukan oleh masyarakat berdarah Banjar yang merantau ke Ibukota. Soto Banjar memiliki kuah yang khas, dengan campuran susu dan warna kuah yang agak kuning keruh.

Walaupun menurut beberapa sumber menunjukkan versi kuah soto yang lebih bening tanpa campuran susu. Meski kuahnya berbeda, isi soto Banjar biasanya memiliki isi yang kurang lebih sama. Dalam soto Banjar yang wajib ada adalah; lontong atau ketupat, soun, telur dan ayam. Perasan jeruk nipis menjadikan rasa kuah soto yang gurih menjadi sedikit asam dan bercita rasa segar. 

Soto Tangkar dan Soto Betawi

Soto Indonesia
Peserta meracik soto Betawi H. Ma’ruf via TEMPO/Nita Dian

Nama ‘tangkar’ yang berarti tulang iga adalah bahan utama hidangan yang berikut ini. Soto khas adat Betawi ini dulunya dijajakan untuk masyarakat kalangan bawah. Karena kebanyakan masyarakat kalangan bawah pada saat itu tidak mampu membeli daging sapi, maka soto tangkar menggunakan tulang iga yang memiliki sedikit daging sisa.

Seringkali soto tangkar sulit dibedakan dengan soto Betawi, tetapi sebenarnya perbedaan soto tangkar dengan soto Betawi adalah kuahnya yang lebih kemerahan dan mengandung santan yang lebih sedikit. Selain itu, berbeda dengan soto tangkar, bahan utama soto Betawi bermacam – macam, dari mulai daging, kikil, paru dan jeroan lain. 

Soto Lamongan

Soto Indonesia
Soto Lamongan via Flickr/Gage Batubara

Soto Lamongan terkenal dengan bubuk koya nya yang menjadi ciri khasnya. Di daerah asalnya, soto Lamongan lebih dikenal sebagai soto koya. Koya sendiri adalah kerupuk udang yang dihancurkan hingga menjadi bubuk, dan ditaburkan di atas hidangan soto. Soto koya berbahan utama daging ayam, dengan menggunakan kaldu ayam dan tambahan bihun, telur, dan kol, maka soto koya menjadi sebuah hidangan yang lengkap untuk dinikmati panas-panas di kala musim hujan.

Soto Lamongan yang menjadi sorotan di Ibukota salah satunya adalah Soto Lamongan dan Sate Kambing Jaya Agung di bilangan Menteng. Tempat ini ternyata sudah menjual soto Lamongan selama hampir setengah abad lamanya. 

Soto Kudus 

Soto Indonesia
Soto Kudus via TEMPO/Ahsin Pramugani

Hidangan yang satu ini umumnya memiliki bahan utama daging ayam atau daging sapi. Kuahnya kuning kecoklatan dan kuahnya ringan, cenderung keruh. Seperti namanya, soto Kudus berasal dari kota Kudus, Jawa Tengah. 

Uniknya, soto Kudus pada awalnya tidak berbahan utama daging ayam atau sapi. Pada masa itu Sunan Kudus melihat masih banyak masyarakat beragama Hindu. Dalam agama Hindu memang tidak diperkenankan untuk mengkonsumsi daging sapi. Oleh karena itu soto di Kudus disajikan dengan daging kerbau agar masyarakat yang beragama Hindu dapat menikmatinya juga. 

Salah satu tempat untuk menikmati soto Kudus adalah di Soto Kudus Blok M. Di tempat ini, makan soto Kudus wajib dibarengi dengan perkedel kentang dan sate telur puyuh. Terletak di Jalan Wijaya I, no. 44, menu utamanya dibanderol dengan harga Rp24 ribu, tentunya harganya belum termasuk tambahan perkedel dan sate telur puyuh. Namun jika kalian berencana jalan-jalan ke Kudus dalam waktu dekat, sempatkanlah mencoba makan soto Kudus Pak Di atau Pak Ramidjan. 

Soto Sokaraja, Banyumas

Soto Indonesia
Soto Sokaraja via Flickr/Dian Kurnia Utami

Identik dengan taburan kerupuk merah muda, yang disebut kerupuk cantir di atasnya. Soto Sokaraja disebut oleh warga Banyumas sebagai soto Sokaraja. Sebagai makanan tradisional khas Banyumas, Jawa Timur, sroto berbeda dengan soto lainnya. Kuahnya yang cenderung keruh biasanya dilengkapi sambal kacang.

Bahan utama soto bisa berupa daging ayam atau daging sapi, namun bahan yang wajib ada adalah ketupat, tauge, kerupuk cantir, dan sambal kacang rumahan. Agar lebih segar, bisa juga ditambahkan perasan jeruk nipis. 

Coto Makassar, Makassar

Soto Indonesia
Coto Makasar di Restoran Pelangi via TEMPO/Yosep Arkian

Memiliki bahan utama daging dan jeroan sapi, coto Makassar juga terkenal dengan rasanya yang kuat dan khas rempah-rempah Indonesia. Rasa kuatnya dikarenakan resepnya menggunakan 40 macam rempah-rempah seperti rerimpangan, dedaunan, biji-bijian dan lain sebagainya.

Kuahnya yang kental biasa dimakan dengan buras atau ketupat. Berasal dari Sulawesi Selatan, coto Makassar sangat mudah dijumpai di gerai makanan atau jalan-jalan di Kota Makassar. Salah satu gerai coto yang terkenal di Makassar adalah Aroma Coto Gagak. Harga semangkuk coto dibanderol Rp20 ribu, cukup mahal dibanding gerai coto Makassar lainnya, namun rasanya diakui oleh warga lokal.

Nah, tentunya selain 6 soto di atas, masih banyak lagi soto-soto lezat khas nusantara yang bisa dicoba. Mungkin setelah pandemi berakhir kalian bisa mencobanya langsung di daerah asalnya. Tapi untuk sekarang ini mungkin bisa kita cicipi di kota masing-masing dulu ya, Sob!

Tinggalkan Komentar