Itinerary

Ada Apa Saja di Museum Santet Surabaya?

Baru-baru ini ada berita mengejutkan dari Persatuan Dukun Nusantara (Perdunu) yang berencana untuk mengadakan Festival Santet pada bulan Suro mendatang. Santet menurut masyarakat Banyuwangi adalah ilmu putih yang tujuannya untuk membantu orang-orang sakit atau kena guna, sedangkan sihir adalah ilmu hitam yang digunakan untuk mencelakai orang. 

Terlepas dari pro dan kontranya, ilmu santet ini memang sudah ada sejak lama bahkan menjadi budaya di sebagian daerah di Indonesia. Berbicara soal santet dan bagaimana praktik santet dilakukan, ada satu tempat di mana kamu bisa belajar dan menemukan banyak informasi yaitu di Museum Kesehatan Dr. Adhyatma Surabaya atau yang sering dikenal sebagai Museum Santet Surabaya. 

Bagi kamu yang penasaran dengan museum ini bisa cek fakta-fakta terkait Museum Santet dan koleksi apa saja yang ada di dalamnya, ya!

Lokasi dan Tiket Masuk

Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet
Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya via Flickr/Neynarahma

Museum Kesehatan Dr. Adhyatma berada di Jalan Indrapura No 17, Kota Surabaya, Jawa Timur. Museum yang dikenal dengan nama lain Museum Santet atau Museum Kelamin ini menyimpan segudang koleksi peralatan yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit. 

Jadi tak hanya berupa koleksi barang-barang santet atau perdukunan saja, namun lebih ke peralatan bersejarah tentang kesehatan medis. Tiket masuk di Museum Dr. Adhyatma atau Museum Santet ini adalah Rp2 ribu. Namun saat pandemi COVID-19 sekarang ini, museumnya digunakan sebagai tempat isolasi pasien. 

Pencetusnya bukan kalangan dukun

Dikenal sebagai Museum Santet, pencetus museum ini bukan dari kalangan dukun melainkan dari tenaga kesehatan yaitu Dr dr Haryadi Soeparto DOR MSc pada tahun 1990. Selain itu, dibalik namanya, Museum Dr. Adhyatma juga bukan diambil dari nama pencetusnya melainkan nama dari Menteri Kesehatan yang sudah tiada yaitu Dr Adhyatma. 

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2004 museum ini diresmikan oleh Menteri Kesehatan saat itu adalah Dr Suyudi dan mulai mendapatkan banyak perhatian dari masyarakat yang ingin belajar dan melihat koleksi di dalamnya.

Bangunan nuansa kolonialisme 

Tampak dari depan memang bangunan ini bernuansa Belanda dengan dinding yang tebal, bentuk pintu dan jendela yang sederhana, serta masih adanya pilar-pilar kayu. Bangunan Museum Dr. Adyatma ini merupakan bekas rumah sakit kulit dan kelamin  bertaraf internasional yang diresmikan tahun 1953. 

  • Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet
  • Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet
  • Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet
  • Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet

Kemudian rumah sakit ini dialih fungsikan menjadi tempat koleksi barang-barang bersejarah di dunia kesehatan Indonesia. Tak heran jika wisatawan melihat bangunannya dari depan saja sudah merasa ngeri. 

Menyelamatkan barang bersejarah

Awal dibangunnya museum ini adalah untuk menyimpan barang-barang kesehatan yang bersejarah. Menurut Dr Haryadi memang sayang jika barang-barang tersebut hanya diterlantarkan saja. Maka dari itu beliau mulai mengumpulkan berbagai koleksi sampai menjadi jumlahnya semakin banyak. Dari antusiasnya ini juga membuat masyarakat atau instansi lain menghibahkan barang-barangnya yang dinilai bersejarah. 

Di dalam salah satu ruangannya, pengunjung akan menjumpai alat-alat bedah, tempat tidur pasien dan peralatan jadul lain yang terkesan mengerikan. Ada juga tempat di museum ini yang menyimpan berbagai peralatan pengobatan tradisional seperti terapi pakaian, pengobatan China, peralatan mandi uap, sampai peralatan terapi musik. 

Ruangan-ruangan khusus

Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet
Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya via Flickr/Ardita Sukma

Ada beberapa ruangan yang sengaja untuk menyimpan benda-benda mistik seperti jenglot, jelangkung, boneka nini thowok, alat santet, dan koleksi benda mistik lainnya. Ada juga ruangan yang menyimpan potret penampakan makhluk-makhluk astral yang terekam dengan jelas di berbagai daerah. 

Menurut informasi dari petugas yang ada di sini, memang ada satu ruangan yang tidak boleh dimasuki sembarang orang dan harus mendapat izin dahulu sebelum memasukinya yaitu bekas kamar mandi. Tempat ini yang “katanya” menjadi pusatnya aura mistis yang ada di Museum Santet. Bahkan sebelumnya, ada acara stasiun TV Swasta yang mengadakan ajang uji nyali di tempat ini.

Sejarah dan teknik pengobatan tradisional

Terdapat sebuah ruangan yang menyimpan berbagai informasi tentang pengobatan tradisional yang selama ini berkembang di Indonesia. Mulai dari bekam, akupuntur, sampai pengobatan tradisional. Banyak juga koleksi yang berbau supranatural seperti santet, prapen, jelangkung, atau boneka mistik lain. 

Salah satu koleksinya yang cukup ngeri untuk dilihat adalah rambut dan paku yang berhasil dikeluarkan dari tubuh pasien. Ada juga alat pasung yang digunakan orang zaman dulu untuk mengunci tangan dan kaki orang gila selama bertahun-tahun agar tidak mengganggu orang lain. 

Koleksi unik di Museum Santet

Salah satu benda unik yang bisa ditemukan di Museum Santet ini adalah celana anti pemerkosaan. Celana pendek ini memiliki pengaman berupa rantai dan gembok pada rislitingnya. Celana ini didapatkan dari PKBI Surabaya.

Ada dua koleksi celana anti pemerkosaan, yang pertama adalah celana bergembok tadi dan satunya lagi berbentu seperti celana dalam pada umumnya. Tujuan dibuatnya celana anti pemerkosaan ini tentu untuk menghindari dari tindakan asusila yaitu pemerkosaan. 

Ditujuankan sebagai tempat penelitian dan rekreasi

Museum ini tidak semata-mata untuk mengumpulkan barang-barang mistis dan mengerikan saja. Namun sebagai tempat untuk belajar, meneliti, dan rekreasi bagi masyarakat umum. Tentunya dengan adanya museum ini bisa menambah wawasan seputar perkembangan peralatan dan penanganan di dunia kesehatan. 

Walaupun di dalamnya terdapat benda-benda mistis yang tak lazim, itu memang menjadi proses sejarah perkembangan dunia kesehatan. Stigma masyarakat zaman dahulu yang lebih percaya datang ke dukun dibandingkan dengan sekarang yang lebih memilih datang ke rumah sakit atau klinik. 

Ruangan dunia lain

Satu ruangan yang paling menarik dari Museum Santet yaitu ruangan dunia lain. Ruangan ini memiliki pintu bertuliskan “Dunia Lain” dengan kliping kertas bergambar The Suicide Forest di Jepang. Menurut informasi yang ada di sini, ruangan ini disebut sebagai ruangan kematian yang fakta di dalamnya adalah bekas kamar mandi yang sudah tidak terpakai tadi.

Untuk memasuki ruangan dan melihat-lihat koleksi di dalamnya, pengunjung harus mendapatkan izin dari petugas terlebih dahulu.

Menyimpan tulang-tulang manusia asli

Nantinya ketika pengunjung sudah masuk ke dalam area museum akan menjumpai tulang belulang manusia yang asli. Sumber dan identitas dari tulang tersebut memang tidak disebutkan karena dulunya sebagai hibah dari salah satu rumah sakit yang ada di sana. Di dalam ruangan tersebut juga ada informasi dan peralatan terkait cara memperlakukan jenazah di setiap daerah di Indonesia. 

Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya / Museum Santet
Museum Kesehatan Adhyatma Surabaya via Flickr/Neynarahma

Salah satu benda yang ada di sana yang menarik adalah peti mati yang sebelumnya sudah pernah digunakan oleh keluarga besar pencetusnya. Peti mati tersebut digunakan untuk menyimpan jenazah sudah terkubur beberapa waktu. Kemudian, pihak dari keluarga ingin menggantinya dengan peti mati yang baru. Selanjutnya jenazah dipindahkan ke peti mati baru dan dikubur kembali. Sedangkan untuk peti mati yang lama dibawa ke museum sebagai koleksi. 

Itulah beberapa fakta mengenai Museum Santet atau Museum Dr. Adhyatma Surabaya. Tentunya dengan adanya museum tersebut bisa menambah informasi tentang perkembangan teknologi dan praktiknya di dunia kesehatan. 

Ilmu-ilmu santet dan pengobatan secara mistik memang menjadi proses sejarah yang perlu diabadikan juga untuk kepentingan pengetahuan, bukan untuk dipraktikkan. Kamu bisa datang dan melihat langsung koleksi di Museum Santet ini, ya!

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

5 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *