NusantarasaTravelog

Mencicipi Legitnya Bingke Pontianak Permata di Yogyakarta

Saya teringat masa enam tahun silam, ketika harus bolak balik ke Banjarmasin untuk urusan pekerjaan. Saya sempat terheran-heran dengan kawan saya yang bela-belain naik motor buntut pinjaman buat nyari bingka (bingke). Salah satu jenis kue yang ada di kawasan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan itu. Meski lahir dan tumbuh besar di Yogyakarta, tetapi saya tahu dan pernah mencicipi kudapan ini. 

Di Banjarmasin, kue-kue ini terkenal dengan sebutan wadai. Menurut informasi dari beberapa penjual makanan yang sempat saya temui di Banjarmasin, di sana ada sekitar 41 jenis wadai. Saya sempat mencicipi beberapa wadai di pasar kaget sekitar Siring Tendean. Sayang, cita rasanya cenderung manis.

Termasuk saat saya didatangi acil-acil (bibi) yang berjualan kue keliling sewaktu di sana. Saat itu mereka menawari saya kue goreng berbentuk lonjong, yang rasanya mirip dengan galundeng atau bolang-baling. Sebutan untuk kue goreng sederhana di sekitar Yogya yang terbuat dari tepung terigu, gula, dan soda kue. Maka saya pun menyimpulkan bahwa mau dikukus atau digoreng, kebanyakan wadai di Banjarmasin memang bercita rasa manis.

Kue bingke yang dahulu sempat saya cicip di Yogya juga demikian adanya. Meski lupa dapat dari mana, saya ingat rasanya cenderung manis. Walhasil, ketika ada teman saya yang bolak-balik mencari bingke, saya belum tertarik untuk sekadar titip beli. 

Ada beberapa alasan. Pertama, kuenya agak besar. Seingat saya seukuran kue tar, sehingga saya takut kalau kemasan berisi bingke itu sampai tergencet barang bawaan lain di kabin. Kedua, saya selalu dapat jadwal penerbangan pagi,  yang mengharuskan saya berangkat ke Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarbaru, sekitar pukul 03.30 waktu setempat. Kira-kira satu jam perjalanan dari penginapan saya di kawasan Kayu Tangi, Banjarmasin.

Mencicipi Legitnya Bingke Pontianak Permata di Yogyakarta
Wadai ipau khas Banjar dalam bentuk seperti risoles via Wikipedia/Ezagren

Perbedaan Bingke dan Ipau

Sejauh yang saya ingat hanya rasa bingke itu mirip kue lumpur. Hal yang membedakan adalah ketiadaan lapisan karamel karena proses pembuatannya yang sedikit berbeda. Jadi, walaupun berulang kali pergi ke Banjarmasin, tak pernah sekalipun saya membawa pulang bingke ke Yogya.

Dahulu, kudapan yang saya bawa pulang malah ipau. Salah satu wadai khas Banjar yang hanya dijual saat bulan puasa. 

Beberapa waktu setelah lebaran saya kembali datang ke Banjarmasin. Saat itu saya bisa menikmati ipau karena kebaikan Pak Orie, salah satu pemilik merek sasirangan kenamaan di Banjarmasin. Saya dan tim sempat meliputnya untuk keperluan pekerjaan. 

Jika wadai khas Banjar lainnya lebih manis, ipau berbeda. Cita rasa kudapan yang terbuat dari tepung, santan, wortel, bombai, dan daging cincang ini lebih gurih. Topping daun bawang semakin menambah sedap wadai favorit saya tersebut.

Mencicipi Legitnya Bingke Pontianak Permata di Yogyakarta
Proses pemanggangan bingke dengan arang/Retno Septyorini

Memori Bingke yang Kembali lewat Media Sosial

Di hidup saya, cerita tentang bingke baru tersambung kembali setelah enam tahun pulang dari Banjarmasin. Tepatnya awal Juni ini. Itu pun karena faktor ketidaksengajaan.

Suatu siang, ada sebuah video yang mengulas Bingke Pontianak Permata yang mampir ke beranda Instagram saya. Meski sekilas tidak sebesar bingke yang pernah kawan saya bawa dari Banjarmasin, entah kenapa, saya langsung ngiler. Usai berulang kali memutar video, akhirnya saya berhasil membuat tangkapan layar (screenshoot) kontak Whatsapp yang ada pada spanduk gerobak bingke. Setelah menyimpan informasi narahubung, saya langsung memesan satu porsi bingke original. 

Pesan saya baru terbalas malam hari. Rupanya untuk informasi atau pemesanan melalui Whatsapp sebaiknya dilakukan sebelum pukul 12 siang. Di atas itu penjual tidak sempat membuka ponsel sampai selesai berjualan.

Malam itu juga, saya mendapatkan info dari penjual kalau bingke pesanan saya bisa diambil pada kurun waktu pukul 15.00—19.00 WIB. Lokasi jualan bingke ini berada di Jalan Sultan Agung No. 10, Wirogunan, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Bingke Pontianak Permata menawarkan enam pilihan rasa, yaitu original (Rp17.000), cokelat (Rp19.000), keju (Rp21.000), cokelat susu (Rp20.000), keju cokelat (Rp21.000) dan keju susu (Rp22.000). 

Mengingat area tersebut rawa macet saat jam pulang kantor, saya bergegas meluncur selesai salat Asar. Walau tetap saja ketika saya sampai di sana lalu lintas sudah terlihat padat merayap.

  • Mencicipi Legitnya Bingke Pontianak Permata di Yogyakarta
  • Mencicipi Legitnya Bingke Pontianak Permata di Yogyakarta

Pilihan Rasa Bingke Pontianak Permata

Sesuai namanya, gerobak Bingke Pontianak ini memang berada tepat di seberang eks Bioskop Permata Jogja. Jika berkendara dari arah Jembatan Sayidan, maka harus mencari putaran terdekat untuk sampai ke lokasi. Tempat makan tersebut juga dikenal dengan sebutan Bingke Bang Tomy, yang tak lain merupakan salah satu penjualnya.

Menurut Bang Syarif, penjual Bingke Pontianak Permata yang beberapa waktu lalu saya temui, usaha ini sudah dimulai sejak tahun 2006 silam. Penjualnya adalah mahasiswa dari Kalimantan Barat yang sedang studi di Jogja. Awalnya yang jualan adalah Bang Briko, selanjutnya Bang Tomy, lalu dilanjutkan Bang John. “Saya sendiri meneruskan jualan ini sejak tahun 2013 yang lalu,” Bang Syarif menambahkan.

Sore itu, ada sekitar enam bingke yang sudah jadi. Karena dipanggang di atas arang, bingke yang saya bawa pulang masih dalam keadaan panas. Seporsi Bingke Pontianak Permata bisa dibagi menjadi enam potong dengan ukuran sama besar. Cocok untuk menikmatinya bersama teman ataupun keluarga di rumah.

Setibanya di rumah, ternyata bingke pesanan saya masih bertahan dalam kondisi yang hangat. Untuk rentang harga mulai dari Rp17.000, bingke ini termasuk enak. Kombinasi gurih dan manisnya pas. Terasa legit, tetapi tidak kemanisan. Saya yang memiliki tenggorokan sensitif tidak sampai batuk usai mencicipi kue tersebut. Saya tidak ragu untuk memesan kembali kudapan yang cocok bersanding dengan secangkir teh atau kopi tawar itu.

Lantaran sudah merasa cocok dengan rasa original, mungkin lain waktu saya tetap akan memesan varian yang satu ini. Buat Anda yang ingin menikmati kelezatan Bingke Pontianak Permata, bisa pesan melalui Whatsapp di nomor 0896-0800-1716.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Retno Septyorini

Penulis dari Bantul. Hobi jalan dan kulineran.

Penulis dari Bantul. Hobi jalan dan kulineran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Sarapan Gatot dari Warung Bu Darmi Bantul