Naik gunung atau hiking (hill walking) memang paling enak dilakukan pas musim kemarau. Tapi, hiking musim kemarau juga berisiko banget. Salah satu risiko itu adalah kemungkinan untuk memancing terjadinya kebakaran hutan.

Nah, demi mencegah kebakaran hutan, ada baiknya supaya kamu memperhatikan hal-hal berikut waktu hiking di musim kemarau:

1. Kalau nggak perlu-perlu amat jangan bikin api unggun

mencegah kebakaran hutan

Mengitari api unggun via pexels.com/Oleksandr Pidvalnyi

Ada gunung yang cuacanya memang dingin banget sehingga kamu mesti bikin api unggun di kamp. Tapi ada juga gunung yang nggak terlalu dingin sehingga kamu nggak perlu bikin api unggun segala.

Kalau naik gunung tipe kedua itu, api kompor saja barangkali sudah cukup. Terus, setelah masak kamu tinggal melapisi diri dengan penghangat badan seperti jaket, sleeping bag, kaos kaki, sarung tangan, dan kupluk.

2. Kalau memang perlu api unggun bikin dengan sebaik-baiknya

mencegah kebakaran hutan

Api unggun dalam wadah seng via pexels.com/Pixabay

Tapi kalau memang itu gunung terlalu dingin dan kamu harus bikin api unggun, bikin api unggun itu dengan sebaik-baiknya demi mencegah kebakaran hutan. Kamu bisa ikutin tips dan trik bikin api unggun, misalnya seperti dalam tulisan ini.

Dan yang paling penting, perhatikan di mana kamu bikin api unggun. Beberapa gunung, misalnya Lawu, sudah dilengkapi dengan plang-plang yang memberi tahu lokasi-lokasi di mana kamu boleh bikin api dan di mana kamu nggak boleh bikin api unggun. Taati itu.

3. Sebelum tidur atau sebelum melanjutkan “trekking” selalu pastikan bahwa api sudah mati

mencegah kebakaran hutan

Berkemah di samping batu besar via pexels.com/Josh Willink

Demi mencegah kebakaran hutan, sebelum tidur atau lanjut trekking kamu wajib untuk memastikan bahwa api unggunmu padam. Kalau perlu siram dengan air. Pokoknya jangan sampai ada bara menyala yang tersisa.

Kenapa? Soalnya kamu nggak pernah tau bakal jadi apa api unggun itu setelah kamu tinggalkan. Bisa jadi ada angin yang meniup bara api itu ke semak kering di sekitar sana dan memancing kebakaran.

4. Jadilah perokok yang bertanggung jawab

mencegah kebakaran hutan

Sekelompok orang mengelilingi api unggun via pexels.com/Roman Pohorecki

Jadilah tukang ngebul yang bertanggung jawab. Soalnya, kelalaian sedikit saja pas ngerokok di gunung bisa memancing terjadinya kebakaran hutan. Sudah banyak cerita sedih tentang kebakaran hutan di gunung yang dipicu oleh puntung rokok pendaki.

Jangan buang puntung rokok sembarangan! Masukin saku aja. Kalau mulutmu lagi nggak asem-asem amat, hindari merokok pas di jalur pendakian. Soalnya bisa saja kamu nggak sengaja nyundut dedaunan atau semak-semak kering. Selain itu bisa saja kamu khilaf dan buang puntung rokok sekenanya ke padang sabana.

5. Kalau menemukan titik api segera laporkan pada pihak “base camp”

mencegah kebakaran hutan

Perapian via pexels.com/Vlad Bagacian

Kamu juga mesti selalu waspada dengan keberadaan titik-titik api di sekitar tempat kamu trekking. Kalau ketemu yang berasap-asap sedikit, langsung aja dipadamkan biar nggak nyebar.

Tapi kalau yang kamu lihat adalah titik-titik api atau kolom-kolom asap yang jauh, catat lokasinya terus kabarin secepatnya pada pihak base camp. Semakin cepat pihak base camp tahu, semakin mudah pula api itu ditangani. Kalau perlu foto biar nggak dibilang hoax.

Mudah-mudahan nggak ada lagi hutan yang kebakar, apalagi karena kecerobohan pendaki.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar