Itinerary

Destinasi Wisata Sejarah di Sekitar Tegallega

Kota Bandung punya banyak tempat wisata yang menarik. Mulai dari wisata alam, wisata kuliner, sampai wisata sejarah semua ada di Bandung. Berbicara wisata sejarah, hampir setiap sudut Kota Bandung memiliki cerita yang berbeda-beda. Kali ini, kita akan coba kunjungi daerah selatan Bandung, tepatnya di sekitar Tegallega.

Nama Tegallega berasal dari dua kata yaitu “tegal” yang berarti lapangan dan “lega” berarti luas. Sesuai namanya, dahulu daerah Tegallega merupakan lapangan yang luas. Saat ini, Tegallega masih memiliki taman yang luas. Banyak pengunjung yang datang ke sana untuk sekedar jalan-jalan, belanja, sampai olahraga.

Ternyata, selain taman yang luas, ada beberapa destinasi wisata sejarah menarik di sekitar Tegallega. Penasaran? Simak ulasannya!

Monumen Bandung Lautan Api

Pada tahun 1946, rakyat Bandung membumihanguskan tempat tinggalnya sendiri agar tidak diduduki oleh sekutu. Saat itu Bandung merah menyala menjadi lautan api. Beberapa tahun berlalu, lagu “Halo-halo Bandung” dibuat untuk memperingati aksi tersebut. Tidak hanya itu, dibuat pula sebuah monumen besar dan sepuluh buah Stilasi Bandung Lautan Api. Stilasi tersebut tersebar di depan tempat bersejarah yang masih berkaitan dengan peristiwa Bandung Lautan Api. Sementara monumen berada di tengah-tengah lapangan Tegallega.

Monumen Bandung Lautan Api dibuat tahun 1984 oleh mantan dosen seni rupa ITB, yaitu Pak Sunaryo. Bagian atasnya berbentuk api yang sedang berkobar. Di bagian bawahnya dipasang lirik lagu “Halo-halo Bandung”. Agar lebih menarik, sekarang ditambahkan pula lukisan para pahlawan yang masih berkaitan dengan peristiwa Bandung Lautan Api, seperti Mohammad Ramdan dan Otto Iskandar Dinata.

Di sini kalian bisa sambil bersantai di taman teduh, hunting foto atau lari di lintasan yang sudah disediakan. Tidak hanya itu, dibuat juga sebuah taman tematik bernama Taman Lampion. Di sini juga ada berbagai instalasi berbentuk macam-macam dinosaurus dan telurnya. Sesuai namanya, instalasi ini merupakan lampion yang akan menyala di malam hari. Tiket masuk ke wilayah lapangan Tegallega sangat murah, hanya Rp1.000,- per orang.

Rumah Bersejarah Inggit Ganarsih

Tidak jauh dari lapangan Tegallega, ada sebuah jalan bernama Jalan Inggit Ganarsih. Siapakah beliau sehingga namanya dibuat jadi nama jalan?

Beliau adalah mantan istri Presiden Soekarno.

Inggit Ganarsih menemani Soekarno ketika masa-masa yang berat. Seperti diceritakan dalam buku Ku Antar Kau ke Gerbang karya Ramadhan KH, jalan hidupnya bukanlah jalan yang bertabur bunga. Mereka menikah pada tahun 1923, kemudian bercerai pada tahun 1943. Dalam rentang waktu tersebut banyak hal yang terjadi. Tak jarang diselingi beberapa peristiwa yang tidak menyenangkan seperti penangkapan Ir. Soekarno sampai ditahan di penjara Banceuy, pengasingan ke Ende, dan pengungsian ke Padang

Inggit dan Soekarno beberapa kali pindah rumah di Bandung. Rumah yang lain sulit untuk ditemukan. Hanya rumah di Jalan Ciateul Nomor 8 atau sekarang Jalan Inggit Ganarsih yang masih bisa dikunjungi. Itu pun bangunannya bukan rumah awal yang ditempati ketika mereka masih menikah, melainkan bangunan kedua yang dibuat lagi pasca mereka bercerai. Di sinilah Inggit tinggal sampai akhir hayatnya.

Perjalanan hidupnya penuh haru. Cerita lengkapnya akan lebih terasa berkesan ketika kalian datang ke rumah tersebut. Datanglah ke sana sekitar pukul 08.00 sampai 17.00 tanpa harus bayar tiket masuk. Petugas di sana akan dengan senang hati menemani kalian berdiskusi, menggali lebih jauh sejarah Inggit Ganarsih.

Museum Sri Baduga

Di sebelah selatan lapangan Tegallega, yaitu di Jalan BKR No. 185, terdapat sebuah museum yang berisi sejarah kehidupan di Jawa Barat. Bukan berisi sejarah peperangan yang terjadi di Bandung, tapi lebih menonjolkan sisi budaya.

Museum Sri Baduga terdiri dari 2 lantai utama. Di lantai bawah kalian bisa melihat replika dan koleksi peninggalan dari masa pra aksara sampai masuknya agama ke Jawa Barat, sejarah cekungan Bandung, beragam fosil dan satwa khas Jawa Barat, sampai replika berbagai prasasti kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di Jawa Barat. Sementara di lantai dua berisi koleksi miniatur bangunan khas Jawa Barat, sejarah pendidikan, dan perkembangan kebudayaan meliputi alat musik, wayang, baju adat, batik, permainan tradisional, dan perkakas berbagai mata pencaharian.

Ada pula ruangan lain untuk pameran sementara dan ruangan kaca untuk kereta kencana, ditambah lagi ada beberapa replika prasasti, andong, dan delman yang dipajang di pekarangan museum.

Museum Sri Baduga buka setiap hari, kecuali hari senin dan hari libur nasional. Pada hari Selasa sampai Jumat buka dari pukul 08.00 sampai 16.00. Sementara pada hari Sabtu dan Minggu buka dari pukul 08.00 sampai 14.00. Harga tiket masuknya sangat murah, yaitu Rp2.000,- untuk TK, SD, SMP dan Rp3.000,- untuk SMA, mahasiswa, dan pengunjung umum.

Itulah tiga tempat yang kalian bisa kunjungi di sekitar Tegallega. Kunjungan akan sangat mengesankan karena bisa belajar banyak tentang sejarah khususnya sejarah Jawa Barat. Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak merusak barang koleksi selama di tempat-tempat tersebut.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu

Listya Dara Sunda Prabawa lahir di Garut. Sekarang freelancer yg tertarik pada luar angkasa, anak-anak, sejarah, budaya, dan lingkungan.

Listya Dara Sunda Prabawa lahir di Garut. Sekarang freelancer yg tertarik pada luar angkasa, anak-anak, sejarah, budaya, dan lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Arkeologi Maritim dan Harta Karun yang Tergadaikan