Nama Pasar Kotagede atau Pasar Legi tentu sudah tidak asing lagi bagi warga Yogyakarta. Pasar ini adalah pasar tertua di Yogyakarta. Dibangun pada zaman Kerajaan Mataram di abad ke-16, pasar yang terletak di Kecamatan Kotagede ini masih memiliki bangunan asli meskipun sudah mengalami perombakan di sana sini.
Pasar ini buka 24 jam. Pasar ini seperti memiliki pembagian waktu berdagang. Ketika pedagang pagi mulai mngemasi dagangan mereka, pedagang siang mulai menggelar dagangan. Tentu saja barang yang ditawarkan berbeda. Di pagi hari, pasar dipenuhi pedagang kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan pokok. Di siang hari, pasar dipenuhi pedagang jajanan, makanan, dan kebutuhan sekunder. Jajanan dan makanan yang dijual pun adalah jajanan dan makanan tradisional.
Minggu pagi kemarin saya jalan-jalan ke Pasar Legi Kotagede. Namanya pasar tradisional, pasti ramai pengunjung, apalagi jika di hari pasaran Legi.
Begitu masuk dari pintu depan, saya sudah disambut jejeran pedagang jajanan tradisional yang lapaknya memanjang dari pintu masuk hingga ke bagian tengah pasar. Panjang sekali, ‘kan? Bayangkan saja betapa banyak pilihan jajanan tradisional yang pastinya bikin bingung. Apalagi banyak dari jajanan itu yang sudah jarang dijual di tempat lain. Saya sendiri juga masih asing dengan beberapa bentuk dan rasa jajanan-jajanan itu.
Setelah saya perhatikan satu per satu jajanan-jajanan tradisional itu, saya tertarik mencoba beberapa:
Onde-onde
Jajanan ini bentuknya bulat, ada taburan wijen di kulitnya, dan terbuat dari tepung ketan sehingga menghasilkan tekstur yang kenyal. Onde-onde biasanya berisi kacang hijau yang manis dan gurih.
Sebagai salah satu jajanan tradisional paling digemari, onde-onde masih sering kita jumpai di beberapa tempat. Menurut saya, onde-onde bisa dibilang ratunya jajanan tradisional, sebab di mana ada jajanan tradisional di situ pula ada onde-onde.
Arem-arem
Sebenarnya saya sudah sering makan jajanan tradisional ini. Tapi, rasa gurih dipadu dengan isian yang manis pedas, biasanya berisi daging ayam yang disuwir, dan teksturnya empuk membuat saya tidak bisa bosan. Apalagi jajanan yang terbungkus daun pisang ini bisa membuat kenyang karena terbuat dari beras.
Lemper
Jajanan ini sejenis dengan arem-arem. Tapi, kalau arem-arem terbuat dari beras, lemper ini terbuat dari ketan sehingga teksturnya kenyal. Sama-sama mempunyai isi, isian lemper cenderung manis. Isian lemper berupa abon daging ayam atau abon daging sapi. Jajanan ini juga dibungkus daun pisang. Namun, kali ini lemper yang saya pilih rasanya ada pedas-pedasnya.
Kipo
Dari semua jajanan tradisional yang saya beli, saya sangat penasaran dengan Kipo. Semula, saya mengira jajanan ini adalah pisang yang diberi warna hijau. Tapi, setelah saya coba, ternyata bukan pisang.
Kipo ini terbuat dari tepung ketan yang diberi pewarna hijau dan isian gula Jawa dicampur kelapa parut. Perpaduan rasa antara gula Jawa dan kelapa parut menghasilkan rasa manis dan gurih. Teksturnya kenyal dan empuk. Bentuknya juga unik, seperti jempol tangan orang dewasa. Jadi kue ini bentuknya memang kecil-kecil. Satu kemasan berisi lima kipo.
Cara memasaknya pun juga unik, yakni hanya diletakkan di atas daun pisang kemudian dipanggang. Aroma khas yang ditimbulkan dari proses memanggang membuat kue ini makin nikmat. Itulah beberapa jajanan yang saya coba di Pasar Legi Kotagede. Saran saya, jangan segan-segan bertanya pada pedagangnya supaya kita juga tahu bahan dan kandungan dalam jajanan-jajanan tradisional tersebut.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.