Itinerary

7 Rekomendasi Buku untuk Menyambut Tahun 2022

Tidak terasa tahun 2022 sudah di depan mata, perayaan tahun baru yang gegap gempita kemungkinan akan dibatasi, mengingat kasus COVID-19 masih terus bermutasi dan ditakutkan akan memunculkan klaster baru. Ada baiknya menghabiskan awal tahun dengan membaca buku. Buku apapun sebenarnya bagus untuk dibaca—karena buku adalah jendela dunia, untuk mengasah minat baca yang terus menurun dibanding dengan minat penggunaan gawai yang semakin tak terbendung.

Selagi menunggu cuaca cerah sebelum keluar rumah, beberapa buku rekomendasi dari TelusuRI yang akan membantu kalian menghabiskan awal tahun dengan penuh manfaat sekaligus menambah pengetahuan tentang berbagai macam hal dari sejarah, geografi, antropologi, dan lainnya. Ada buku yang ditulis oleh orang barat yang meneliti tentang Jawa, ada jurnalisme sastrawi menelisik mistis dan lokalitas, ada juga yang melihat suatu konflik dalam resolusi yang besar dan dampaknya terhadap Sumatra.

Selamat menikmati sajian rekomendasi buku dari TelusuRI dan selamat tahun baru 2022.

Head Hunters of Borneo
Head Hunters of Borneo/Istimewa

1. Head Hunters of Borneo

Buku ini adalah buah tangan dari Carl Bock yang merupakan seorang naturalis yang mengunjungi Kalimantan dan Sumatra pada 1879 yang kagum dan penasaran dengan bagaimana Kalimantan bagian selatan yang waktu itu masih merupakan rimba. Dia ditugaskan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada waktu itu J. W. van Lansberge untuk menyelidiki bagian timur dari pulau Kalimantan.

Dia mendengar desas-desus mengenai manusia berekor yang konon hidup di belantara Kalimantan. Meskipun judulnya terdengar menyeramkan, buku ini menyajikan catatan perjalanan Bock mengitari dan mengamati flora, fauna, serta kondisi sosiologi masyarakat pedalaman Kalimantan dilengkapi ilustrasi yang menawan.

Parade Hantu Siang Bolong
Parade Hantu Siang Bolong/Istimewa

2. Parade Hantu Siang Bolong

Bagaimana jika budaya—jurnalistik—sastra bergabung dan membuat sebuah tulisan dengan isu lokalitas dan klenik? Kumpulan tulisan-tulisan dari Titah AW ini akan membuat pembaca berkelana melihat lokalitas budaya yang sebetulnya lekat dengan kehidupan sehari-hari maupun yang terdengar aneh.

Titah membeberkan bagaimana jurnalisme sastrawi dapat membeberkan fakta dengan alunan yang menarik, tidak membosankan, dan membuat kecanduan. Titah berhasil membuat tulisan yang tidak hanya menarik, tetapi mampu menjadikan budaya lokal khususnya Jawa semata-mata hanya headline dan mampu menarik bagaimana sebenarnya falsafah kehidupan berjalan.

Tempat Terbaik di Dunia
Tempat Terbaik di Dunia/Istimewa

3. Tempat Terbaik di Dunia

Roanne van Voorst memandang perkampungan kumuh dengan cara unik; selalu ada tempat untuk belajar meski di tempat yang dipandang sebelah mata. Roanne yang merupakan seorang antropolog yang meneliti salah satu kampung termiskin di Jakarta mengenai respon warga terhadap banjir menemukan bahwa para pemukim di kampung “terlarang” ini banyak mempunyai cara untuk mengakali masalah-masalah yang kerap muncul dan buku ini menyajikan sebuah perspektif baru dari sebuah kampung kumuh yang kerap dipandang sebelah mata.

Hikayat Sumatra
Hikayat Sumatra/Istimewa

4. Hikayat Sumatra

Satu lagi karya terbaru dari Fatris MF yang terbit pada tahun 2021 selain The Banda Journal  berjudul Hikayat Sumatra. Fatris menuliskan tentang apa yang dirasakan; hutan Sumatra yang semakin menipis berbanding terbalik dengan tanaman komoditas yang membuat kantong pejabat menjadi gendut. Fatris mengkritisi bagaimana pulau kelahirannya berubah cepat dalam kurun waktu 20 tahun. Harimau Sumatra, salah satu spesies harimau dengan ukuran terkecil di dunia semakin menyusut.

Arogansi pemangku kepentingan untuk mendapatkan uang yang banyak malah membuat Sumatra semakin susut—secara geografis maupun ruang lingkup masyarakat adat yang terbatasi. 

The History of Java
The History of Java/Istimewa

5. The History of Java

Nusantara semenjak dahulu adalah “peti harta” yang ingin selalu diungkap oleh pencarinya. Para penjelajah barat berlomba-lomba menuliskan buku tentang pulau-pulau yang ada di Nusantara, termasuk diantaranya adalah Thomas Stamford Raffles.

Buku ini adalah hasil pengamatan dan penelusuran Raffles selama menjabat Gubernur Hindia Belanda kurun waktu 1811-1816. Raffles memang berminat mempelajari Jawa lebih jauh dan dengan dibantu oleh kolega-koleganya, buku ini berhasil diterbitkan dan  menggambarkan Pulau Jawa secara utuh dan menjadi rujukan sampai saat ini. 

Membabar Peta Merupa Bumi
Membabar Peta Merupa Bumi/Istimewa

6. Membabar Peta Merupa Bumi

Buku yang baru terbit pada November 2021 ini merupakan kumpulan tulisan dari berbagai penulis yang menceritakan banyak hal; kondisi sosial, ekonomi, budaya, sejarah, arsitektur, dan lainnya yang bercampur dan membentuk kesatuan utuh dalam menceritakan sebuah masyarakat kepulauan tanpa ada batasan untuk mengeksplorasi bagaimana ragam masyarakat tumbuh dan berkembang.

Buku ini terinspirasi oleh novel Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa karya Y.B. Mangunwijaya, diinisiasi oleh Biennale Jogja XVI dan diterbitkan oleh Penerbit Hatopma.

The History of Sumatra
The History of Sumatra/Istimewa

7. The History of Sumatra

Buku yang mengupas Pulau Sumatra yang ditulis pada abad ke-18 ini menjadi salah satu ilham Raffles untuk menulis History of Java. Buku ini ditulis ketika masa kolonialisme berlangsung oleh William Marsden mencoba mengulas Pulau Sumatra dari semua sisi; geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, hingga meteorologi yang merupakan salah satu catatan paling lengkap dari pengamat asing untuk salah satu pulau di Nusantara.  Marsden juga menceritakan perbedaan-perbedaan dari setiap adat serta perilaku masyarakat daerah pedalaman dan juga pesisir Sumatra, juga fauna dan flora yang ada di sana.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu
!

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Hippie, Kisah Masa Muda Paulo Coelho