Itinerary

6 Anggapan yang Keliru tentang Traveling

Sebagai pejalan, kamu pasti kamu sudah familiar sama 6 anggapan yang keliru tentang traveling berikut:

Traveling harus jauh

petualangan

Naik jip di menelusuri setapak di hutan via pexels.com/Tirachard Kumtanon

Salah satu anggapan yang keliru tentang traveling adalah bahwa traveling itu harus jauh. Minimal kamu harus pergi beberapa hari ke, misalnya, provinsi tetangga.

Padahal ke pasar, nongkrong di kafe baru, nyobain makan di pusat kuliner baru, ke museum di kotamu sendiri, dan aktivitas menjelajah lain juga bisa dibilang traveling. Kamu nggak harus ke tempat-tempat jauh seperti Raja Ampat buat traveling.

Backpacking itu harus pakai ransel besar

petualangan

Berjalan di samping rel kereta api via pexels.com/Ajay Bhargav Guduru

Siapa bilang backpacking harus pakai ransel besar? Sebenarnya mau pakai ransel besar atau kecil itu tergantung keperluan.

Kalau kamu cuma jalan dua atau tiga hari, kamu nggak perlu repot-repot buat bawa ransel besar. Beda cerita kalau kamu travelingnya dua minggu, sebulan, atau berbulan-bulan. Tentulah kamu perlu tas yang lebih besar.

Petualang = jomblo

petualangan

Mengagumi pemandangan via pexels.com/Oziel Gómez

Anggapan yang satu ini juga agak-agak keliru. Nggak semua petualang itu jomblo, Sob. Bukan berarti karena mereka lebih sering berkeliaran terus nggak ada partner yang menunggu mereka pas pulang.

Lagian juga nggak semua orang nyari pasangan yang sehobi. Ada lho yang menganggap bahwa punya pasangan yang sehobi itu nggak seru, karena kamu bakal berurusan sama hal yang itu-itu saja.

Pejalan solo = nggak punya teman

traveling bersama rombongan besar

Ilustrasi bepergian sendirian via pexels.com/SplitShire

Nah, ini juga salah satu anggapan yang keliru tentang traveling. Kamu nggak bisa cepat-cepat menyimpulkan bahwa orang-orang yang suka traveling solo itu nggak punya teman.

Bisa jadi mereka traveling sendirian buat menenangkan diri dari kejadian besar yang baru saja menimpa mereka. Bukan karena nggak punya teman, mereka jalan-jalan seorang diri mungkin karena ingin berefleksi.

Semua pejalan adalah orang-orang kelebihan duit

waktu yang pas untuk traveling

Menikmati libur panjang via pexels.com/Rawpixel

“Wah, enak ya kalau kelebihan duit; jalan-jalan mulu.” Pasti banyak yang nulis begitu di komentar postinganmu di Instagram.

Jalan-jalan memang menghabiskan duit. Tapi nggak semua pejalan adalah orang-orang kelebihan duit yang bingung mau menghabiskan duitnya buat apa. Banyak lho pejalan yang rela nabung lama-lama demi bertualang melihat dunia sebulan atau dua bulan.

Belum pantas untuk ke luar negeri kalau belum traveling ke semua destinasi di Indonesia

waktu yang pas untuk traveling

Menelusuri jalan panjang via pexels.com/Pixabay

Indonesia memang luas. Perlu waktu lama banget sampai kamu bisa menginjakkan kaki di seluruh penjuru negeri ini. Jangankan traveling ke semua pulau, buat jalan-jalan ke lima pulau besar di Indonesia aja mungkin susah.

Tapi bukan berarti karena Indonesia ini luas banget terus kamu beralasan bahwa belum pantas untuk ke luar negeri kalau belum traveling ke semua destinasi di Indonesia. Kalau kamu nganggap traveling bisa menambah sudut pandang dan wawasan, traveling ke luar negeri bakal ngasih kamu lebih banyak sudut pandang dan wawasan baru ketimbang bertualang di Indonesia.

Jadi, gimana menurutmu?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *