Ternyata, kalau mau melipir sekitar tiga puluh kilometer dari Kota Semarang, ke lereng Gunung Ungaran, kita bisa merasakan sensasi nongkrong sambil menikmati hamparan sawah layaknya di Ubud, Bali.
Nama tempat itu Unit Griya Dahar Sinongko. Tempat yang juga populer sebagai Warung Sinongko itu berada di Dusun Bender, Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang.
Minuman yang harus kamu coba kalau ke Warung Sinongko adalah kopi Kobuka. Mendengar namanya, kamu mungkin akan menyangka kalau ini adalah kopi dari Jepang. Tapi bukan. Kobuka adalah singkatan dari Kopi Bubuk Kalisidi, jenama kopi robusta yang diolah dari kebun kopi di sekitar Desa Kalisidi.
Terus, apa yang bikin Kobuka jadi istimewa dan beda dari kopi-kopi biasanya? Jawabannya adalah aromanya. Saat mencicipi secangkir kopi asal Kalisidi ini lidah kamu akan menangkap citarasa buah nangka.
Nggak cuma menyuguhkan kopi
Warung Sinongko tentu saja nggak cuma menyediakan kopi. Di tempat ini kamu juga bisa mememesan nasi dengan berbagai pilihan lauk, misalnya mangut, belut, babat-iso, dan telur.
Lauk-pauk rumahan itu bisa kamu lengkapi dengan sayur. Pilihan-pilihan sayur di Warung Sinongko juga menggoda—oblok-oblok godhong kopi, jagan bung (sayur rebung), asem-asem, sayur sop, lodeh, dan pecel.
Menariknya, kalau mampir rame-rame bareng temen-temen, kamu bisa pilih paket “Dahar lan Ngunjuk sak Mblengere” (Makan dan Minum Sepuasnya). Kalau mau, kamu bisa request menunya. Tapi, kalau nggak mau repot, kamu juga bisa tinggal pasrah saja mau disajikan menu apa.
Nggak usah khawatir bangkrut sepulang dari warung ini. Soal harga, makanan di Warung Sinongko sangat berpihak sama kantong anak kos yang lagi deg-degan menunggu kiriman bulanan.
Warung ramah lingkungan
Meskipun menyajikan makanan dan minuman tradisional, Warung Sinongko lumayan progresif. Warung ini sudah dikelola dengan konsep ramah lingkungan.
Pengelola sudah memisahkan sampah organik dan sampah plastik. Tapi nggak cuma berhenti di situ. Sampah-sampah yang sudah dipisah-pisah itu selanjutnya diolah menjadi benda-benda yang bermanfaat dan punya nilah tambah. Sampah plastik seperti botol dijadikan kerajinan tangan, sementara sampah organik diolah menjadi pupuk kompos.
Warung Sinongko mengingatkan saya pada Desa Wisata Lerep yang juga melakukan hal yang serupa dengan sampah-sampahnya.
Warung Sinongko juga cocok buat kerja
Selain buat kamu-kamu yang pengen nongkrong, Warung Sinongko juga cocok untuk para freelancer yang perlu tempat tenang untuk kerja. Kenapa? Soalnya warung ini juga menyediakan sambungan Wi-Fi. Makanan enak plus sambungan Wi-Fi pasti bakal bikin kamu kebanjiran ide.
Tempat ini cuma tutup hari Kamis. Di hari-hari lain Warung Sinongko bakalan buka dari pukul 9.00 sampai 21.00 “Waktu Indonesia Bagian Desa Kalisidi.”
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Suka gendong ransel, suka motret, kadang nulis.