Itinerary

Traveling Lama sampai Berbulan-bulan, Kok Bisa?

Biasanya kamu sekali traveling berapa lama, Sob? Tiga hari? Seminggu? Nah, tapi ada juga nih orang-orang yang bisa traveling sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Pernah penasaran nggak sih gimana caranya bisa traveling dalam waktu yang lama kayak gitu?

1. Punya libur panjang atau waktu luang yang banyak

traveling dalam waktu yang lama

Menikmati pemandangan kota via pexels.com

Orang-orang yang bisa traveling dalam waktu yang lama biasanya punya libur yang panjang atau waktu luang yang banyak. Yang punya waktu libur panjang tuh biasanya, ya, mahasiswa, dosen, atau karyawan swasta yang udah dapat cuti panjang setelah beberapa tahun bekerja.

Mereka-mereka yang bekerja di industri kreatif biasanya juga punya waktu luang yang banyak. Kenapa? Soalnya mereka lumayan punya kuasa terhadap pekerjaan mereka sendiri. Maksudnya, mereka bisa mengatur jadwal sesuai dengan deadline yang sudah disepakati dengan klien—dan bisa menggarap kerjaan mereka dari mana saja.

2. Menabung lama

waktu yang pas untuk traveling

Menelusuri jalan panjang via pexels.com/Pixabay

Sehemat apa pun perjalanan yang kamu rancang, tentu kamu tetap perlu biaya. Minimal, ya, buat transportasi, penginapan, dan biaya makan. Nah, supaya bisa jalan jauh, tentu saja kamu mesti menyisihkan uang dalam jumlah yang nggak sedikit.

Makanya, supaya bisa traveling dalam waktu yang lama kamu juga mesti lama menabung. Sabar aja dulu. Tahan dulu, deh, keinginan kamu buat traveling—terutama ke tempat-tempat yang dekat. Soalnya, mau sedekat apa pun kamu traveling, pasti tetep bakal ngeluarin duit.

3. Bersedia buat menderita

waktu yang pas untuk traveling

Menikmati libur panjang via pexels.com/Rawpixel

Kalau keuanganmu terbatas tapi masih mau traveling dalam waktu yang lama, ada satu hal yang mesti kamu ingat: kamu harus bersedia buat menderita. Maksudnya di sini, kamu jangan mengharapkan buat selalu berada dalam keadaan nyaman pas jalan-jalan. Waktu traveling, kamu bakal menyadari bahwa kenyamanan sebanding dengan uang yang kamu keluarkan. Semakin banyak uang yang kamu keluarkan untuk biaya transportasi, semakin nyaman pula perjalananmu. Begitu juga dengan biaya penginapan.

Tapi, buat menghemat bujet, ada kalanya kamu mesti menumpang moda transportasi yang jauh banget dari kata nyaman. Kadang kamu mesti menginap di penginapan penuh kutu busuk yang nggak bakalan pernah direkomendasikan sama buku-buku panduan perjalanan.

4. Orientasinya bukan ke atraksi-atraksi wisata

traveling jadi lebih berkesan

Jalan kaki via pexels.com/Andrii Nikolaienko

Orang-orang yang suka traveling dalam waktu yang lama biasanya menghindari atraksi-atraksi wisata turistik. Bukan karena nggak menarik, tapi karena biasanya tiket masuk tempat-tempat wisata itu mahalnya ngalahin tiket bis atau kereta.

Ketimbang pergi ke atraksi-atraksi wisata itu, mereka lebih senang jalan kaki atau naik motor keliling-keliling sambil melihat suasana. Kalau ada yang menarik, mereka berhenti. Berhenti di warung, mereka ngobrol sama orang-orang lokal buat nyari tahu soal isu apa aja yang lagi beredar di tempat itu.

5. Beli oleh-oleh seperlunya

skill yang wajib dimiliki pejalan

Oleh-oleh yang siap ditawar via pexels.com/Artem Bali

Kebanyakan beli oleh-oleh juga bakal mengurangi durasi perjalanan. Kenapa? ‘Kan duit yang kamu bawa juga bakal berkurang, Sob. (Kadang, uang yang dihabiskan buat beli oleh-oleh sebenernya bisa dipakai buat nginap di tempat yang lebih nyaman.)

Tapi, bukan berarti orang-orang yang suka traveling dalam waktu yang lama nggak beli oleh-oleh, lho. Mereka beli, tapi bukan oleh-oleh yang heboh-heboh banget. Paling souvenir kecil, atau kaos yang bisa sekalian buat dipake sepanjang perjalanan.

Jadi, gimana? Kira-kira kamu udah siap belum buat traveling dalam waktu yang lama?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *