IntervalPilihan Editor

Tracks: Perjalanan Ribuan Kilometer Si Camel Lady

Robyn Davidson dijuluki “camel lady” waktu ia muda. Pada usia 27 tahun, dia berjalan kaki sejauh 2.700 km melintasi padang pasir di Australia bagian barat bersama empat ekor unta dan seekor anjing. Unta-unta tersebut dilatih Robyn agar bisa membawa barang yang ia butuhkan. 

Dia merasa lelah dengan kehidupan di kota yang terus berulang. Begitu juga muak pada sikap gender, kelas, dan generasi dirinya yang manja serta seenaknya sendiri. Robyn pun melakukan perjalanan itu, dari Kota Alice Springs ke Samudra Hindia, selama sembilan bulan di tahun 1977. Trip tersebut mendapat dana dari National Geographic berkat saran kawan temannya bernama Rick Smolan. Rick lantas ditugaskan memotret Robyn untuk majalah tersebut. Meski awalnya enggan, ia perlahan membangun hubungan dengan fotografer tersebut.

Robyn lalu menulis sebuah buku memoar tentang pengalamannya di tahun 1980. Akan tetapi, baru 33 tahun kemudian kisah perjalanan itu diangkat ke dalam film berjudul Tracks (2013). Dalam film buatan sutradara John Curran tersebut Robyn diperankan oleh aktris Mia Wasikowska.

  • Tracks Camel Lady
  • Tracks Camel Lady

Film berdurasi hampir dua jam itu menceritakan sosok Robyn yang menyukai gurun pasir dan ingin menjelajahinya bersama seekor anjing bernama Diggity. Ia memilih untuk tak ditemani siapapun kecuali terpaksa. Konsistensi Robyn melakukan perjalanan ribuan kilometer itu sendirian ditampilkan dengan jelas di adegan ketika ia tak mau Rick hadir empat hingga lima kali buat memotret. “Dua atau tiga kali saja. Dua atau tiga kali,” katanya dengan tegas. Di adegan lain, Robyn juga menolak ditemani tetua komunitas Aborigin dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan seorang diri.

Karakter Robyn yang teguh itu diperankan cukup baik oleh Mia Wasikowska. Mia berhasil menampilkan Robyn, seorang perempuan usia 20-an tahun yang pekerja keras, agak galak, dan berkemauan kuat. Di sisi lain, Mia juga mampu menunjukkan sisi rapuh Robyn yang kerap diusik masa lalu, termasuk ketika ia menangis di pelukan Rick sebab merasa sendirian usai ditinggal Diggity.

Gara-gara kemampuan akting Mia, ditambah original score serta pengambilan gambar yang mendukung, kisah perjalanan solo Robyn yang tak jarang diwarnai dengan aktivitas yang berulang menarik buat ditonton. Kesendirian sang tokoh utama yang banyak disuguhkan tak membuat film ini menjadi monoton berkat tiga hal tadi. Ia justru jadi daya tarik utama yang mampu memunculkan rasa rindu akan perasaan percaya serta nyaman dengan diri sendiri.

  • Tracks Camel Lady
  • Tracks Camel Lady

Tak hanya soal Robyn semata, film Tracks juga menceritakan bagaimana dua orang yang memiliki kepribadian berbeda bertemu, berkenalan, lantas menjalin hubungan. Robyn mengenal Rick di perjalanan ini dan keduanya tetap berteman hingga sekarang. 

Adu akting Adam Driver sebagai Rick dan Mia Wasikowska pun mampu menggambarkan pertemanan mereka yang mulanya tak akrab lalu intim sejenak dan berakhir hanya sekadar kawan. Akan tetapi, ada sesuatu yang mengganjal di adegan ketika Robyn mencium Rick dan berhubungan fisik dengannya. Hal ini dikarenakan, sebelum kejadian itu, Robyn justru merasa sangat kesal sebab ia menganggap Rick mengganggu perjalanannya. Eskalasi perasaan juga tindakan yang terlampau cepat ini agak membingungkan sebab tidak ada alasan yang jelas kenapa Robyn melakukannya hal tersebut.

Di samping relasi dua orang di atas, interaksi Robyn dengan komunitas asli Australia dalam film turut menarik perhatian. Orang suku Aborigin serta penduduk keturunan Melanesia di Kepulauan Selat Torres telah hidup dan tinggal lebih dulu di benua itu dibandingkan bangsa kulit putih. Meski begitu, sejarah menunjukkan bahwa ada diskriminasi rasial yang terjadi setelah Australia menjadi salah satu negara koloni Inggris. Pembedaan perlakuan ini masih dirasakan sampai sekarang walau usaha untuk memperjuangkan hak komunitas asli negeri Kanguru itu juga telah dilakukan.

Dalam film Tracks, beberapa adegan menampilkan bagaimana sikap orang kulit putih, termasuk Robyn, terhadap penduduk dari komunitas asli Australia. Di menit-menit awal, misalnya, Robyn mengernyitkan wajah ketika seorang laki-laki berkulit putih memukul wanita Aborigin di tempat ia bekerja. Di adegan lain, Robyn dibuat kesal oleh kelakuan rombongan wisatawan yang bertindak tak sopan pada salah satu tetua suku Aborigin bernama Eddie.

Pandangan Robyn terhadap orang asli Australia pun dapat disimpulkan dari sikapnya di film ini. Di salah satu adegan, Robyn rela berjalan lebih jauh sebab jalur awal yang rencananya ia lewati melalui situs keramat yang tak memperbolehkan kehadiran perempuan. Di adegan lain, Robyn tak jadi menguliti kanguru yang mati karena ingat petuah Eddie. Alih-alih memandang berbeda, ia justru menganggap mereka sama dan menghormati aturan yang dibuat komunitas asli selama dirinya melakukan perjalanan. Trip ribuan kilometer yang dilakukan Robyn pun akhirnya tak hanya memanusiakan dirinya sendiri tetapi juga orang-orang yang ia temui.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan TikTok kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Penulis dan jurnalis lepas yang tigggal di Yogyakarta. Suka menonton film, membaca buku, memotret, dan berkebun.

Penulis dan jurnalis lepas yang tigggal di Yogyakarta. Suka menonton film, membaca buku, memotret, dan berkebun.

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Bioskop Pasiar Menuju Flobamora Film Festival