Semasa CoronaTravelog

Tempat Wisata Kuliner Pinggir Kali di Tulungagung

Sudah lama rasanya saya tidak berkunjung ke Kota Tulungagung untuk menjelajahi pesona yang ada di sana, rasanya kangen sekali tapi apa daya. Saat memiliki rencana berwisata, dunia sedang berperang melawan pandemi COVID-19 yang sampai saat ini juga belum usai, dan entah sampai kapan. Mari kita berdoa agar COVID-19 segera hilang dari muka bumi ini. 

Awal pandemi saya rasa banyak sekali peraturan yang harus diterapkan agar dapat memutus persebaran COVID-19, misalnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), berjaga jarak minimal satu meter, menggunakan masker, Work From Home (WFH,) dan masih banyak lagi.

Saat awal pandemi saya merasa seperti burung yang dimasukan dalam kandang dan tidak bisa kemana-mana, dengan kegiatan yang itu-itu saja. Alias makan, tidur, scrolling sosmed, menonton, kelas daring yah ya begitu-begitu saja. Memang membosankan, tapi mau bagaimana lagi semua dilakukan karena untuk menghambat persebaran COVID-19. Pasti juga tidak hanya saya yang bosan dalam melakukan aktivitas yang itu-itu saja, apalagi bagi mereka yang suka traveling atau kegiatan yang berada di luar rumah. Pariwisata misalnya, sempat ditutup sementara sampai keadaan memang sudah benar-benar membaik.

Sampai akhirnya ada kebijakan new normal pada saat itu, sehingga kita dapat menjalankan kegiatan asalkan sesuai dengan protokol kesehatan, tahun pertama saat awal pandemi saya memang tidak kemana-mana hanya dirumah saja. Namun pada tahun ini alias 2021 saat ramadhan, saya memiliki keinginan untuk berkunjung ke Tulungagung.

Senang sekali rasanya, akhirnya bisa keluar dari kandang, saat menuju Kota Tulungagung saya berangkat dengan menggunakan transportasi umum, yaitu kereta. Setelah hampir satu tahun setengah saya tidak bepergian dengan menggunakan kereta, dan pada saat itulah saya meneteskan air mata karena terharu bisa menaiki kereta lagi. Tak apa deh dikata norak tapi itu memang yang saya rasakan. 

Saat tiba di Tulungagung saya singgah di rumah sahabat terbaik saya sejak saya SD kelas lima, saya menginap di sana dalam kurun waktu yang cukup lama. Ya sambil melepas rindu karena memang sudah lama tak bertemu. Saat-saat bulan puasa seperti ini aktivitas kami ya hanya di rumah saja sambil menonton film dari platform kesayangan kami.

Wisata Kuliner PINKA/Cindar Bumi Putri W

Menjelang sore hari adalah waktu yang kami tunggu-tunggu karena saatnya kita ngabuburit dan mencari takjil di daerah pinggir kali, atau warga lokal menyebutnya dengan PINKA. PINKA ini merupakan tempatnya kaum kawula muda untuk hanya sekedar nongkrong, jogging, dan berfoto-foto. Meskipun tongkrongan didominasi oleh anak muda, di sana juga ada taman bermain untuk anak kecil. Ada ayunan, jungkat-jungkit, dan pelbagai permainan lain yang bisa dinikmati pada pagi-siang-sore hari. 

Pemandangan kali/Cindar Bumi Putri W

Meskipun hanya pinggiran kali, tapi ada hal yang sangat menarik. Tempat ini merupakan tempat wisata kuliner, banyak sekali jenis makanan tersaji. Dari makanan ringan hingga berat semua ada di sana. Sejauh pengamatan saya para penjual menjual aneka jajanan tradisional seperti getuk, cenil, onde-onde, dan kue basah maupun kering. Ada juga penjual sayur (yang sudah dimasak tentunya). Tidak kalah penting lagi nih untuk kalian yang suka nyemil-nyemil di sini banyak penjual pentol, tahu mercon, batagor, cireng, seblak, dan masih banyak lagi. Intinya semua makanan tersedia dari yang gurih, manis, dan pedas. Perut tiba-tiba jadi lapar!

PINKA memiliki tempat yang berseberangan dengan terpisahkan. Adalah sebuah sungai yang masing-masing dihiasi oleh banyaknya orang jualan. Di sini juga terdapat Warkop Sor Trembesi—warung kopi di bawah pohon trembesi, karena lapaknya persis berada di bawah pohon trembesi.

Gerobak jualan yang masih tutup/Cindar Bumi Putri W

Saat sore pada bulan puasa seperti ini, PINKA sangatlah ramai. Bagaikan lautan manusia. Masyarakat berbondong-bondong berburu takjil. Karena itulah saya lebih senang jalan-jalan ke PINKA kala siang hari karena tidak terlalu ramai. Meski begitu, tentu saja banyak penjual yang menutup lapaknya. Tak apa, karena tujuan saya adalah melepas penat dan mengobati kerinduan dengan kota Tulungagung ini. 

Suasana PINKA pada saat malam hari seperti alun-alun, iya karena makin banyak orang yang berjualan disana, serta disana juga tersedia wahana permainan yang dapat dinikmati oleh anak kecil seumur TK-SD seperti odong-odong, kereta api dan mandi bola. 

Beberapa kisah yang ingin disampaikan oleh Bumi

Beberapa kisah yang ingin disampaikan oleh Bumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *