Pasar Kangen Yogyakarta kembali hadir untuk mengajak masyarakat menilik miniatur zaman, merasakan nilai-nilai kearifan lokal, dan menjalin relasi intim kemanusiaan. Saya tuliskan “relasi intim kemanusiaan” karena ketika berkunjung kita bisa saling bertegur sapa dan transaksi jual beli layaknya pasar tradisional.
Sebagai pengantar, Pasar Kangen Yogyakarta adalah sebuah acara tahunan yang telah dimulai sejak 2007 di Kota Yogyakarta. Di festival tahunan tersebut, pengunjung dapat menikmati beraneka ragam jajanan khas, unik, dan barang antik yang langka. Acara ini biasanya diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Namun, pada tahun 2024, Pasar Kangen hadir di salah satu perguruan tinggi negeri di daerah istimewa ini, yaitu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Pasar Kangen yang diselenggarakan di UNY mengambil tema “Transformasi Budaya Kerja, Menguatkan UNY PTN-BH”. Kegiatan ini diadakan di area Taman Pancasila Kampus UNY, Jl. Colombo No. 1, Karangmalang, Yogyakarta. Pasar Kangen UNY berlangsung selama 17–19 Mei 2024 dengan jadwal operasional berbeda. Pada hari Jumat (17/5), pasar mulai buka pukul 15.00–22.00 WIB, sedangkan Sabtu dan Minggu pukul 07.00—22.00 WIB.
Semangat dan Kreativitas Para Pedagang
Minggu malam (19/05), tepatnya pukul 19.00, saya berkunjung ke pasar tersebut karena saat itu merupakan hari terakhir pasar digelar. Lewat pintu masuk pasar bagian utara Taman Pancasila, saya dan para pengunjung lainnya berjumpa dengan stan tiap fakultas di UNY. Mengapa demikian? Sebab Pasar Kangen bekerja sama dengan kampus karena bertepatan dengan acara Dies Natalis ke-60 UNY.
Ketika saya berjalan lagi dan menilik tiap stan, semangat pedagang patut diacungi jempol. Mereka melayani dengan sepenuh hati siapa pun pembeli yang datang. Hal ini sesuai dengan pepatah yang dicantumkan di situs web pasarkangen.com: “Ora Cucul Ora Ngebul”, yang berarti manusia bergerak maka rezeki selalu hadir. Maksudnya, menjadi manusia yang rajin bekerja dan tak sekadar pasrah, sehingga keringat yang bercucuran akan berganti dengan rezeki dalam wujud apa pun.
Di sisi lain, terkait kreativitas, para pedagang memberdayakan stan masing-masing dengan dekorasi dan nama-nama yang unik. Tentunya hal tersebut untuk menarik para pengunjung agar mampir ke stan mereka. Contohnya, ada salah satu stan yang menjual dawet dengan jenama dawet ireng Jembut (Jembatan Butuh). Tidak hanya itu, di stan-stan lain juga menampilkan nama-nama unik pada produknya, seperti bir jawa, jeniper lupis, rempah suwuk, dan banyak lagi.
Aneka Jualan untuk Raga dan Jiwa
Para pedagang Pasar Kangen menawarkan berbagai jajanan khas yang unik dan langka yang pernah ada di Yogyakarta ataupun daerah lain, seperti rujak cingur, jadah tempe, es limon, gudek, sate kere, dan lento. Di stan lain, para pedagang ada yang menawarkan berbagai pernak-pernik macam aksesoris, lukisan, make up, dan barang-barang antik. Tak hanya itu, tersedia pula stan yang membuka jasa pijat di tempat tersebut. Kesemuanya itu yang dimaksud dengan jualan untuk raga.
Di sisi lain, tidak hanya raga, tetapi para pedagang juga menawarkan makanan untuk jiwa, yaitu buku. Beberapa stan menjual buku-buku lama yang masih layak jual dan baca.
Dengan makanan yang higienis dan bergizi, raga manusia akan sehat. Dengan membeli dan membaca buku, cakrawala pengetahuan manusia akan bertambah dan tahu akan arah yang dituju. Pasar Kangen telah memberi penawar raga dan jiwa yang baik bagi para pengunjung.
Miniatur Zaman bagi Manusia Postmodernisme
Dapat dikatakan Pasar Kangen UNY merupakan miniatur zaman bagi masyarakat postmodern. Pasalnya postmodern ini mencerminkan masyarakat yang memiliki rasa keterasingan, rasa tidak aman, dan ketidakpastian mengenai identitas dirinya.
Karena hal tersebut, Pasar Kangen hadir untuk meredakan perasaan-perasaan itu agar para individu kembali pada fitrahnya. Dengan berkunjung dan menikmati suasana pasar, para pengunjung akan terbawa suasana tempo dulu dan menjalin interaksi dengan pedagang ataupun dengan pengunjung lainnya.
Berkaitan dengan postmodernisme, ternyata ada satu hal unik di Pasar Kangen UNY. Terdapat salah satu stan yang menawarkan jasa peramalan melalui kartu tarot. Tentunya para individu postmodern yang memiliki perasaan akan “ketidakpastian” banyak yang memakai jasa tersebut. Para pengunjung itu tentunya ingin memiliki kepastian di kehidupannya, sehingga hari-harinya tidak gundah dan bingung. Unik bukan?
Berjalan, Membeli, dan Menikmati
Tiga kata yang diterapkan para pengunjung Pasar Kangen UNY, yaitu berjalan, membeli, dan menikmati. “Berjalan”, maksudnya mengitari semua stan dan melihat-lihat apa yang kira-kira menarik dan diinginkan. “Membeli”, berarti setelah mengitari stan yang ada di sana, para pengunjung mulai menjalin interaksi dengan pedagang, kemudian ada tawar-menawar dan transaksi jual beli. Terakhir adalah “menikmati”, usai para pengunjung membeli barang yang diinginkan, mereka tinggal duduk di pelataran Taman Pancasila UNY dan menikmati hiburan yang dipentaskan di panggung.
Beragam hiburan dihadirkan pada acara tersebut, beberapa penampilan seperti Yuliono Singsot, Damar Patung Pantonim, hiburan kesenian mahasiswa Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB), penampilan dari beragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan dari Himpunan Mahasiswa (HIMA) yang ada di lingkungan UNY.
Daftar Pustaka
Adikara, G. (2024). Pasar Kangen UNY Hadirkan 200 Tenant Jajanan Nostalgia. Diakses dari https://www.uny.ac.id/id/berita/pasar-kangen-uny-hadirkan-200-tenant-jajanan-nostalgia pada 20 Mei 2024.
Situs Web Pasar Kangen (2023). Diakses dari https://www.pasarkangen.com/ pada 20 Mei 2024.
Wikipedia. (2023). Pasar Kangen Yogyakarta. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_Kangen_Yogyakarta pada 20 Mei 2024.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Aktif kuliah di Jogja. Verified Writer di IDN Times. Suka menulis dan mendengarkan musik yang mellow..