Pasar Ikan Modern Muara Baru

Tsukiji Market di Tokyo dan Fishermen’s Wharf di San Francisco adalah segelintir tujuan wisata yang menjadikan pasar ikan dan kuliner seafood sebagai daya tarik utama. Walaupun umumnya bukanlah pilihan utama sebagai destinasi wisata, pasar-pasar ikan seperti itu, dengan aneka hidangan laut yang menggoyang lidah, membuat saya betah.

Setelah Presiden Jokowi meresmikan Pasar Ikan Modern Muara Baru di Jakarta pada bulan Maret 2019, yang terinspirasi dari Tsukiji Market, saya bertanya-tanya apakah mungkin pasar ikan di Jakarta itu nantinya menjadi ikon pariwisata dunia seperti yang diimpikan Pak Presiden? Apalagi pasar ikan di dalam negeri identik dengan lingkungan kotor dan bau amis.

Untuk menghilangkan rasa penasaran, saya ikut penelusuran rombongan Wisata Kreatif Jakarta yang kebetulan menjadikan Pasar Ikan Modern Muara Dua sebagai salah satu tujuan utama.

Aktivitas jual-beli ikan di Pasar Ikan Modern Muara Baru/Nydia Susanto

Terletak di Jalan Muara Baru No. 27, Jakarta Utara, Pasar Ikan Modern Muara Baru menempati gedung tiga lantai, dengan 894 kios basah, 155 kios kering, lapangan parkir yang luas, masjid, klinik, mesin ATM, dan pujasera (food court)Untuk para pedagang atau pemilik kios, terdapat cold storage, ruang pengepakan, serta ruang pertemuan untuk memperlancar kegiatan operasional.

Produk ikan dan hasil laut yang ditawarkan sangat beragam, seperti aneka ikan, cumi, sotong, udang, lobster, kepiting, dan kerang. Harga rata-rata dari produk-produk yang dijual cukup terjangkau. Misalnya, ikan bawal ditawarkan Rp30.000 per kilo, sedangkan cumi-cumi sekitar Rp40.000 hingga Rp60.000 per kilo.

Memilah-milah ikan/Nydia Susanto

Tentunya, untuk mendapatkan harga terbaik dapat dilakukan tawar-menawar dengan penjual. Lucunya, salah satu anggota rombongan diberi harga lebih murah karena mendapatkan “promo khusus wanita”, entah tipe penawaran seperti itu memang ada atau itu hanya trik pedagang untuk menarik hati calon pembeli.

Di samping itu, saya juga tertarik melihat bentuk dan ukuran ikan yang tak biasa di Pasar Ikan Modern Muara Baru, misalnya ikan bulan atau moonfish yang bentuknya bulat pipih dengan permukaan mirip bulan.

Ternyata, beberapa pengunjung lain menaruh rasa ketertarikan yang serupa dengan saya. Tampak salah seorang dari mereka berpose dengan memegang ikan yang bentuknya unik, sambil berpura-pura memotong ikan, ada juga yang berfoto bersama seorang pedagang di kala senggang.

Seorang pedagang sedang memotong ikan bulan/Nydia Susanto

Bagi saya pribadi berpose dengan ikan barangkali tidak begitu penting. Saya lebih tertarik mengamati dan mengabadikan hiruk-pikuk aktivitas para pedagangmemotong ikan, mengiris sisik ikan, tawar-menawar dengan pengunjung, hingga memikul ember penuh ikan di pundak.

Namun, fasilitas yang paling diminati di Pasar Ikan Modern Muara Baru adalah pujasera terbuka beratapkan tenda di lantai atas. Pujasera ini melayani pengolahan bahan mentah menjadi siap santap, baik digoreng maupun dibakar, hanya dengan biaya tambahan Rp15.000 hingga Rp25.000. Harga ini sudah termasuk saus yang dapat dipilih, antara lain saus padang, saus tiram, kecap manis, serta saus asam-manis. Makan di sini pasti terasa sangat praktis bagi mereka yang sudah lapar duluan tapi malas masak di rumah.

Kepiting (kiri) dan tiram (kanan)/Nydia Susanto

Operasional pasar dimulai pada jam 5 sore dan berakhir tengah malam, dengan puncak kepadatan jam 7 malam. Bila ingin makan di pujasera setelah berbelanja, datanglah sebelum jam 7 malam agar tak perlu menunggu lama. Apalagi proses membakar ikan umumnya lebih lama daripada menggoreng.


Pasar Ikan Modern Muara Baru mampu mengubah persepsi negatif saya mengenai pasar ikan di Indonesia. Pasar ini tampak lebih luas dari pasar pada umumnya, dengan lingkungan bersih dan nyaman, mulai dari area belanja hingga pujasera, sehingga kegiatan belanja dan makan-makan bersama teman dan keluarga terasa semakin menyenangkan.

Pujasera Pasar Ikan Modern Muara Baru/Nydia Susanto

Namun, sebersih-bersihnya pasar ikan, genangan air dari tumpahan es batu yang mencair masih belum sepenuhnya hilang. Maka, salah satu hal yang perlu diperhatikan sebelum mampir ke Pasar Ikan Modern Muara Baru adalah alas kaki yang digunakan. Saya sarankan untuk menggunakan sandal gunung, sandal berbahan karet, atau sepatu bot tahan air karena banyak genangan berbau amis. Untuk pakaian, pilihlah bahan yang nyaman dan menyerap keringat.

Ikan bakar (kiri) dan kerang saus padang (kanan)/Nydia Susanto

Saya berharap kebersihan dan kenyamanan Pasar Ikan Modern Muara Baru akan bertahan lama, bukan hanya di tahun-tahun pertama dibuka saja. Tentunya dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk mewujudkan tempat ini menjadi tujuan wisata yang diminati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Pengelola gedung mesti mengawasi pasar ini secara ketat, para penyewa dan pedagang sebaiknya menaati peraturan yang berlaku, dan para pengunjung sudah sepantasnya punya kesadaran tinggi untuk menjaga kebersihan dan ketertiban selama kunjungan—alangkah baiknya membawa tas belanja sendiri untuk membantu mengurangi sampah plastik.

Ternyata, jalan-jalan ke pasar ikan bisa juga menjadi aktivitas wisata menarik di Jakarta, khususnya bagi yang sudah jengah bertandang ke mal yang menjamur di mana-mana.

Karyawan swasta merangkap travel blogger.

Leave a Comment