Merasakan Ontbijtkoek di Toko Roti Jakarta, Yogyakarta

Sebagai penggemar garis keras roti dan olahan serupa, mencari toko roti legendaris sudah menjadi ritual pasti ketika datang ke daerah baru. Bagi saya, roti dan olahannya menyimpan cita rasa khas yang tentunya dipengaruhi oleh karakteristik unik dari setiap daerah. Apalagi kalau beruntung menemui toko roti lama yang masih mempertahankan cita rasa tempo dulu, wah rasanya saya menang banyak deh! Kalau-kalau sedang beruntung, ketika berkunjung ke lokasi dan bertemu langsung dengan pemiliknya, kita akan disuguhkan cerita mengenai asal mula resep atau toko tersebut. Cerita-cerita ini yang menurut saya sangat bernilai, dan tidak bisa diganti oleh apapun. 

Kalau sempat main ke Yogyakarta dan kebetulan pecinta wisata kuliner, kamu bisa mengunjungi wilayah Kranggan di daerah Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Wilayah ini terkenal dengan berbagai kuliner lawas seperti jajanan pasar, gudeg mercon Bu Tinah yang buka pada malam hari, hingga berbagai kuliner peranakan Tionghoa seperti sate babi kecap, bakpao, wedang tahu, dan wedang kacang yang dijual di sepanjang jalan daerah Kranggan. Bergerak sedikit dari jalan Kranggan, ada juga Pasar Kranggan yang berisi banyak kios makanan. Bisa dibilang wilayah Kranggan merupakan tempat dengan keberagaman kuliner.. 

Selama empat atau lima tahun tinggal di Yogyakarta, ada satu toko roti yang menurut saya cukup legendaris di Kranggan, namanya Toko Roti Jakarta. Saat ini Toko Roti Jakarta sudah memiliki dua outlet, salah satunya berlokasi di Jalan Jlagran Lor No. 7 yang lokasinya berada di wilayah Kranggan. Jika kamu ingin berkunjung, toko ini buka dari jam 07.00 pagi dan tutup di jam 21.00 malam.

Menurut catatan sejarah, toko roti ini sudah buka sejak zaman Belanda tepatnya sekitar tahun 1924 oleh The Joen Hien. Sejak saat itu, Toko Roti Jakarta selalu mempertahankan cita rasa dan resep aslinya, pengelolaannya pun dilakukan oleh keluarga secara turun- temurun. Baik logo dan konsep kemasannya juga masih mempertahankan karakteristik camilan tempo dulu yang simple namun khas.

Ada beberapa menu andalan yang disajikan, seperti roti daging, lapis legit, olahan roti manis, dan yang paling spesial dan juga favorit saya adalah roti ontbijtkoek yang manis dan wangi rempah. Pokoknya yang ini tidak boleh terlewat deh!

A picture containing text, sign

Description automatically generated
Toko Roti Jakarta/Ully Shara

Ontbijtkoek sendiri merupakan roti khas Belanda yang umum dikonsumsi untuk sarapan. Secara harfiah, ontbijtkoek sendiri berarti breakfast cake atau kue sarapan. Meskipun demikian, seiring berjalannya waktu, roti ini juga kerap menjadi  camilan. Dibuat dengan menggunakan banyak rempah-rempah seperti kayu manis, bunga lawang, kapulaga, jahe, pala cengkeh, dan vanili membuatnya terasa harum dan tentu saja lezat.

Menurut sejarah, ontbijtkoek awalnya sama sekali tidak menggunakan mentega atau lemak nabati sehingga dari segi tekstur cukup kering. Orang Belanda mengonsumsinya dengan memberikan olesan mentega di atasnya, layaknya roti tawar yang akrab kita konsumsi saat ini. Seiring berjalannya waktu, resep mengalami berbagai perubahan di berbagai wilayah, salah satu perubahan yang terasa di Indonesia adalah penambahan mentega atau margarin kedalam adonan untuk menambah cita rasa gurih dan mengubah tekstur menjadi lembut layaknya sponge cake.

Ontbijtkoek di Toko Roti Jakarta
Ontbijtkoek di Toko Roti Jakarta/Ully Shara

Jika merujuk pada resep asli, rasa manis ontbijtkoek berasal dari madu, maka dari itu kudapan ini dikenal juga sebagai honey cake. Beberapa resep lainnya menggunakan gula merah atau brown sugar sebagai pemanis, tetapi setiap negara jajahan Belanda memiliki kombinasi yang berbeda. Sebut saja di Indonesia, pemanis yang digunakan adalah gula Jawa yang turut menambah rasa dan wangi yang khas.

Beberapa resep juga menambahkan kacang-kacangan sebagai topping, untuk Toko Roti Jakarta sendiri menggunakan kacang tanah yang ditaburkan di atasnya. Modifikasi juga dilakukan atas lemak yang digunakan, jika resep asli menggunakan butter atau mentega, masyarakat Indonesia lebih memilih menggunakan margarin yang menambah cita rasa gurih yang khas. Hal ini juga dilakukan oleh Toko Roti Jakarta. Sekedar informasi, toko roti ini pernah menjadi juara 2 Nasional Master Oleh-Oleh yang diadakan oleh Blue Band, lho!

Kalau saat ini kita sudah akrab dengan budaya mengonsumsi roti sebagai kudapan minum teh, pengganti makanan pokok, ataupun untuk sarapan, menurut catatan sejarah,masyarakat Indonesia sebelumnya tidak mengenal budaya makan roti. Kebiasaan ini bermula saat kedatangan Belanda di Indonesia.

Awalnya, olahan roti dan kue hanya dapat dikonsumsi oleh orang Hindia Belanda, orang-orang kaya, dan para bangsawan pribumi sedangkan masyarakat dengan status sosial ekonomi bawah hanya mampu untuk mengonsumsi olahan tradisional dari beras, ketan atau umbi-umbian yang lebih mudah ditemui. Berbagai olahan tradisional ini yang kemudian kita kenal sebagai jajanan tradisional atau pasar. Dengan demikian, roti dan kue menjadi lambang akan status sosial dan ekonomi seseorang.

Masuknya pengaruh kuliner dari Belanda yang bertemu dengan keterbatasan masyarakat dalam mengaksesnya yang kemudian memunculkan berbagai inovasi kuliner baru dengan kearifan lokal. Ontbijtkoek misalnya, menginspirasi kemunculan roti gamblang atau dikenal juga sebagai roti ganjel rel. Roti ini pertama kali popular di Batavia, diberi nama gamblang karena bentuknya yang mirip dengan gambang kromong, sebuah alat musik tradisional.

Di wilayah Semarang, roti gamblang dikenal pula sebagai roti ganjel rel karena bentuknya yang mirip dengan bantalan rel kereta api. Berbagai inovasi ini terjadi guna mensiasati bahan baku utama yaitu tepung terigu, yang mahal sehingga digunakan alternatif yaitu tepung gaplek atau singkong yang jauh lebih murah dan mampu memangkas biaya produksi.

Selain ontbijtkoek, kamu juga bisa mencicipi beragam jenis roti seperti roti isi daging, kacang tanah, srikaya, hingga roti sisir berbagai rasa yang sama enaknya. Untuk ontbijtkoek sendiri dapat diperoleh dengan harga Rp11.000 saja per buah, sedangkan untuk roti lainnya dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp8000 hingga Rp30.000 tergantung jenisnya.

Toko Roti Jakarta ini juga menjual berbagai jenis snack oleh-oleh khas Yogyakarta, bahkan menurut cerita pemilik toko, banyak lho yang menjadikan ontbijtkoek ini sebagai oleh-oleh alternatif selain gudeg dan bakpia. Jadi, sekiranya berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa untuk mengunjungi Toko Roti Jakarta dan merasakan sensasi berbagai kudapan tempo dulu yang super enak dan tentunya unik. 


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu

Ully Shara Tobing

Senang mencari kedai kopi enak, destinasi wisata baru, dan kain tradisional. Sesekali menulis sebagai langkah mendokumentasikan berbagai perjalanan.

Leave a Comment