Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah, memiliki banyak diving spot yang menyajikan keindahan bawah laut yang mengagumkan. Delapan diving spot yang terkenal adalah Pulau Menyawakan, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Cemara, Pulau Cilik, Pulau Tengah, Karang Torpedo, Tanjung Gelam, dan Pulau Menjangan Besar.
Dari delapan lokasi penyelaman terpopuler itu, saya bersama tim Ekspedisi Layar Biru Karimunjawa menyelam di Pulau Cemara dan Pulau Menjangan Kecil. Sebuah kesempatan yang menyenangkan dan tak terlupakan, karena bisa mengeksplorasi keindahan bawah laut di dua tempat tersebut.
Persiapan Peralatan
Eksplorasi bawah laut kami lakukan pada hari ketiga dari seluruh rangkaian jadwal kegiatan Ekspedisi Layar Biru Karimunjawa, yaitu 18 Oktober 2021. Aktivitas penyelaman tetap didampingi oleh dua instruktur.
Kami rencananya berangkat dari penginapan pukul 07.00 WIB, dengan menyewa satu kapal nelayan untuk rombongan kami yang berjumlah 12 orang. Kami mendapat harga sewa Rp750.000 dengan dua ABK (anak buah kapal). Menurut Pak Zaenal, pemilik Penginapan Gemilang, harga segitu sebenarnya termasuk mahal. Ada kapal yang lebih murah kalau mau mencari persewaan lagi.
Oh, ya. Kami menginap di tempat Pak Zaenal berkat rekomendasi dari senior. Kami mendapat tarif murah meriah, yaitu Rp80.000 per hari untuk satu kamar. Bahkan sekamar boleh diisi dua orang atau lebih.
Sebelum berangkat, berbagai peralatan kami siapkan. Baik itu peralatan selam maupun kebutuhan lain, seperti P3K, peralatan masak, dan logistik. Peralatan masak digunakan untuk memasak air hangat yang akan kami minum sebagai penghangat tubuh setelah menyelam.
Sedari pagi kami sudah mulai membawa peralatan ke dermaga. Keberangkatan agak terlambat karena adanya kesalahpahaman dengan orang dari persewaan tabung selam. Situasi ini mengharuskan kami mencari persewaan tabung selam yang lain saat itu juga.
Hari ini kami berencana melakukan dua kali log dive di dua pulau yang berbeda. Oleh karena itu kami harus membawa persediaan tabung selam yang cukup. Dua tabung untuk masing-masing orang dan dua tabung lagi sebagai cadangan.
Meskipun dadakan, kami bersyukur masih ada persewaan tabung selam yang memiliki stok. Segera semua peralatan dan barang bawaan kami tata sebaik mungkin di kapal. Peralatan selam ditata dalam posisi tidur untuk menghindari risiko alat terjatuh dari kapal. Tak lupa semua penumpang juga wajib memakai pelampung atau BCD (Buoyancy Control Device) selama naik kapal.
Menuju Pulau Cemara
Awal perjalanan kami diiringi awan mendung dan gerimis kecil. Saat itu kami tetap optimis mungkin nanti cuaca akan berubah cerah. Akan tetapi, tatkala kapal sudah menjauh dari Pulau Karimunjawa, gerimis berubah menjadi hujan deras dan sesekali bunyi gemuruh terdengar. Angin berembus sedikit lebih kencang dan air laut berombak lebih besar menggoyangkan kapal kami.
Gejolak alam memberikan pengalaman tak terlupakan sekaligus menegangkan. Kami berada di tengah lautan luas dengan cuaca tidak bersahabat. Kami berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dan cuaca kembali cerah agar penyelaman dapat dilakukan. Dalam kegiatan penyelaman cuaca menjadi hal penting dan perlu dipertimbangkan. Apalagi bagi pemula, sehingga penyelaman sebaiknya dilakukan ketika cuaca cerah dan tidak ada hujan.
Ketika kapal mendekati Pulau Cemara, kami bersyukur karena hujan mereda. Kami makin optimis cuaca bakal cerah setelahnya. Setelah menempuh tiga jam perjalanan, akhirnya kapal kami berhenti dan berlabuh tak jauh dari Pulau Cemara.
Dari atas kapal kami bisa melihat sebuah pulau yang tampak sepi dan masih begitu asri. Hamparan pasir putih dan birunya laut begitu memanjakan mata. Tak perlu berlama-lama kami segera setting peralatan selam. Lalu seperti biasa, melakukan pemanasan air terlebih dahulu untuk beberapa saat dengan skin dive.
Keindahan Bawah Laut Pulau Cemara
Dari permukaan air kami bisa melihat berbagai jenis karang di bawah sana. Sungguh kami tidak sabar untuk melihatnya lebih dekat. Keinginan tersebut adalah suatu hal pasti karena selanjutnya kami langsung melakukan penyelaman.
Penyelaman kali ini dilakukan secara bersamaan. Semua personel melakukan log dive dalam satu waktu. Meski mengalami sedikit masalah dengan peralatan kami, yaitu ada satu tabung selam yang mengalami kebocoran, tetapi penyelaman tetap berlanjut setelah mengganti tabung.
Ketika penyelaman dari kapal, entry yang biasanya digunakan adalah teknik entry back roll. Akan tetapi, kami tidak melakukannya untuk menghindari benturan antara tabung dengan lambung kapal. Back roll adalah salah satu teknik entry atau masuk ke dalam air. Tabung selam yang digunakan akan menabrak permukaan air dahulu demi menahan benturan ke badan kita secara langsung. Teknik ini termasuk menjadi favorit para penyelam.
Setelah semua personel tim turun ke air, kami melakukan briefing sebentar. Kemudian instruktur menggerakkan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf “O”. Ia bertanya kepada kami, “Apakah semua aman?”
Kami membalasnya dengan memberi isyarat serupa tanda bahwa kami siap menyelam. Tangan kiri kami sudah menekan deflator, sementara tangan kanan memberi isyarat untuk turun. Penyelaman dalam tim harus selalu melihat dan menunggu masing-masing buddy (partner menyelam). Setelah seluruh personel tim sampai dasar baru kami bisa melakukan eksplorasi.
Eksplorasi kami lakukan di sebelah kanan dari pemberhentian kapal. Kami begitu terpukau dengan keanekaragaman karang dan biota laut di diving spot Pulau Cemara ini. Depth gauge menunjukkan kami berada di kedalaman 11 meter dari kedalaman maksimal 17 meter. Pada kedalaman ini terdapat beberapa jenis ikan yang kami lihat, antara lain ikan badut (Amphiprion ocellaris), ikan ekor kuning (Caesio cuning), Abudefduf sexfasciatus, Caesio xanthonota, Hemiglyphidodon plagiometopon, dan Pomacentrus moluccensis.
Bukan hanya ikan, melainkan juga beberapa biota lain tidak kalah menarik. Berbagai bentuk karang tampak menakjubkan, bahkan terdapat gugusan karang besar dan begitu indah. Rata-rata karang di Pulau Cemara berjenis Acropora dengan bermacam morfologi, mulai dari tipe bercabang (branching), padat (massive), merayap (encrusting), daun atau lembaran (foliose), meja (tabulate), jamur (mushroom), serta menjari (digitate). Karang-karang tersebut memiliki aneka warna, seperti putih, kuning, biru, dan beberapa warna keemasan.
Penyelaman selama setengah jam kali ini tak begitu terasa. Kami sempat enggan untuk naik ke permukaan. Namun, eksplorasi harus tetap berlanjut, karena kami percaya ada surga bawah air lainnya di Kepulauan Karimunjawa.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Lya tinggal di Tuban Jawa Timur. Fresh graduate jurusan fisika, tetapi suka sastra. Pengen jadi perempuan petualang, keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru.