Sampah plastik sudah jadi momok di Indonesia. Pertengahan November kemarin, seekor paus sperma terdampar di Wakatobi dan di dalam perutnya ditemukan banyak sampah plastik.
Tapi, persoalan sampah ini sebenarnya bukan cuma urusan instansi-instansi terkait atau LSM. Semua pihak harus ikut ambil bagian dalam usaha pengurangan sampah plastik, termasuk para pendaki seperti kamu. Lalu, sebagai pendaki gunung, apa yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi sampah plastik?
1. Bawa wadah sendiri pas beli bahan makanan
Kecuali kamu mau latihan survival, tentu kamu mesti belanja bahan makanan (bama) sebelum berangkat. Nggak peduli di mana pun kamu beli bama, selalu bawa wadah sendiri buat membawa bahan makanan yang kamu beli.
Kalau kamu beli di pasar tradisional, buat bama yang basah atau yang bentuknya butiran, misalnya beras, gula, atau garam, kamu bisa bawah kotak plastik atau sejenisnya dan menaruhnya di sana. Tapi kalau kamu beli bama di supermarket, kemungkinan udah dipisahin dalam wadah plastik.
2. Pakai cover ransel yang bagus
Supaya barang-barang bawaan nggak basah, para pendaki biasanya melapisi ransel mereka dengan plastik sampah besar di bagian dalam. Tapi, nggak berhenti di situ saja, Sob. Barang-barang bawaan kayak baju ganti juga biasanya dimasukin dalam wadah-wadah plastik.
Kalau cover ranselmu bagus, kamu nggak perlu khawatir lagi air hujan bakalan ngerembes ke dalam tas dan bikin bawaan kamu basah. Sekarang coba deh cek, cover ranselmu masih bagus nggak?
3. Manfaatkan wadah-wadah memasak yang kamu bawa
Buat bama, manfaatkan wadah-wadah memasak yang kamu bawa buat nanjak. Beras dan telur masukin dalam nesting. Minuman-minuman sobek bisa kamu selipin juga di sana, begitu juga mie, kornet, sarden, dll.
Selain mengurangi sampah plastik, ini juga bakalan menghemat ruang dalam ransel kamu.
4. Bawa jeriken lipat, “water bladder,” dan botol minum sendiri
Pernah lihat pendaki yang turun bawa botol-botol kosong yang diiketin ke ransel? Kalau pernah, kamu pasti bisa membayangkan berapa banyak botol minuman yang beredar di gunung. Di antara botol-botol minuman itu nggak semuanya dibawa turun. Lama-lama bisa menumpuk.
Kamu bisa ikut mengurangi peredaran botol plastik dengan cara membawa jeriken lipat, “water bladder,” dan botol minum sendiri. Kalau kamu nanjak ke gunung-gunung yang banyak sumber airnya (misalnya Argopuro, Rinjani, atau Singgalang), kamu bisa aja nanjak cuma bawa botol minum kecil dan water bladder.
5. Gunakan pakaian yang cepat kering
Pakaian kotor pas nanjak biasanya dimasukin dalam plastik supaya aromanya nggak mengontaminasi benda-benda lain.
Tapi, ternyata ada jenis-jenis pakaian yang cepat kering, yang nggak bakalan (terlalu) bau sehingga kamu mesti memasukkannya ke wadah plastik, misalnya Dri-Fit.
Gimana? Udah siap ikut serta mengurangi sampah plastik?
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.