Itinerary

7 Hal yang Kamu Perlu Tahu soal Wakatobi, Biar Nggak Salah Kaprah

Akhir-akhir ini banyak yang pengen ke Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ada yang pengen snorkeling atau diving, tapi banyak juga yang cuma pengen nambah-nambah postingan foto di Instagram. Nggak salah, sih. Wakatobi memang keren banget.

Terletak di Segitiga Terumbu Karang, adalah wajar kalau Wakatobi jadi salah satu destinasi impian buat menyelam. Makanya Kemenpar berani buat menetapkan Wakatobi sebagai salah satu dari 10 Destinasi Prioritas alias 10 Bali Baru. Tapi meskipun sudah tenar, banyak yang masih salah kaprah soal Wakatobi. Makanya, mending baca dulu 7 hal yang kamu perlu tahu soal Wakatobi berikut:

1. “Wakatobi” bukan nama pulau, tapi singkatan

Berlabuh di Wakatobi via indonesia.travel

Mulai sekarang kamu mesti inget: jangan sekali-sekali bilang “Gaes! Ayo ke Pulau Wakatobi?” Wakatobi itu bukan nama pulau, tapi nama sebuah kabupaten yang juga merupakan kepulauan.

Meskipun namanya berbau Jepang, Wakatobi nggak ada hubungannya dengan Jepang—kecuali hubungan bisnis sebagai salah satu kabupaten di negara yang mengimpor motor dari Jepang. Nama Wakatobi sendiri adalah singkatan dari suku kata terdepan empat pulau utama di kepulauan ini, yakni Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.

2. Selain empat pulau itu masih ada pulau lain di Kepulauan Wakatobi

Dermaga di Wakatobi via travel.tribunnews.com

Tapi bukan berarti nggak ada pulau lain selain yang empat itu. Masih banyak pulau lain seperti Tokobao, Lintea Utara, Lintea Selatan, Kampenaune, Hoga, Tolondano, dan lain-lain.

Tiap-tiap pulau punya pesonanya masing-masing. Daya tarik Pulau Anano, misalnya, adalah pantai tempat penyu menetaskan telur. Sementara itu, Pulau Kaledupa punya Danau Sombano, yang jadi habitat bakau, pandan, dan anggrek. Tomia punya Puncak Kahyangan, tempat kamu bisa menikmati matahari terbit di spot yang panoramik. (Panoramik, lho. Bukan Panoramix. Itu sih dukun di Asterix.)

3. Kepulauan Wakatobi masuk kawasan taman nasional

Clownfish di Wakatobi via indonesia.travel

Main ke Wakatobi menuntut kamu untuk “behave.” (Sebenarnya ke mana pun kamu pergi, kamu mesti behave sih. Demi keselamatan diri sendiri.) Soalnya keseluruhan Kabupaten Wakatobi juga masuk dalam kawasan Taman Nasional Wakatobi, yang luas wilayahnya mencapai 1,39 juta hektar.

Jadi jangan asal ngambil bintang laut saja. Apalagi buang sampah sembarangan atau sampai merusak terumbu karang. Bisa-bisa kamu kena pasal.

4. Wakatobi dikenal sebagai Kepulauan Tukang Besi bukan karena ini adalah daerah asal band “Pandai Besi,” tapi karena di sini banyak pandai besi

Schooling ikan di Wakatobi via indonesia.travel

Disebut sebagai Kepulauan Tukang Besi, Wakatobi bukanlah daerah asal grup musik “Pandai Besi.” Kepulauan Wakatobi di Zaman Kolonial Belanda dikenal sebagai Kepulauan Tukang Besi, sebab masyarakatnya dikenal jago mengolah besi menjadi berbagai jenis perkakas, dari mulai perkakas sehari-hari, pisau dapur, hingga parang. Selain itu, sampai sekarang wilayah ini masih jadi penghasil keris tradisional berkualitas tinggi.

Kalau kamu penasaran sama kerajinan dari besi, tinggal main saja ke Pulau Binongko. Di pulau itu kamu masih bisa menjumpai komunitas pandai besi.

5. Soal “freedive,” William Trubridge nggak ada apa-apanya dibanding orang Bajo yang juga bermukim di Wakatobi

Permukiman suku Bajo di Kepulauan Wakatobi

Permukiman suku Bajo via indonesia.travel

Kalau William Trubridge, pemegang rekor freedive dari Selandia Baru, menyelam tanpa alat bantu tujuannya buat cari prestasi, orang Bajo menyelam buat cari ikan. (Kalau sudah tuntutan hidup, beda memang.)

Mereka cuma mengandalkan sebuah kacamata renang, sebuah speargun, dan celana renang buat menembak ikan di dasar laut. Orang Bajo juga nggak pakai booties karena nggak takut kakinya kebeset waktu berjalan di ruang-ruang kosong di antara karang. Barangkali karena sudah terbiasa. Intinya, kalau soal menyelam bebas tanpa alat, orang Bajo nomor satu! Kamu bisa berinteraksi dengan masyarakat Bajo di Desa Mola, Pulau Wangi-Wangi.

6. Kepulauan Wakatobi punya lebih banyak spesies laut dibandingkan Karibia

Terumbu karang di Wakatobi via indonesia.travel

Terumbu karang perlu kondisi ideal tertentu supaya bisa tumbuh dan berkembang. Posisinya membuat Wakatobi adalah lokasi yang nyaman buat pertumbuhan organisme laut tempat ikan bernaung itu. Semakin sehat terumbu karang di sebuah perairan, semakin banyak pula jumlah ikan yang ada di sana.

Wakatobi adalah habitat dari 750 spesies terumbu karang dari total 850 spesies yang eksis di Bumi. Jumlah spesies ikan yang ada di sini juga nggak main-main, sekitar 942. (Pulang dari Wakatobi kamu nggak perlu khawatir kalau tiba-tiba dikasih pertanyaan “Sebutkan 5 jenis ikan.” Lima doang mah kecil!)

7. Nggak perlu khawatir kekurangan spot diving, ada lebih dari 50 titik penyelaman di sini

“Dive resort” di Wakatobi via scubatravel.com

Kamu mungkin perlu bawa logbook ekstra kalau mau ke sini. Sebab, Wakatobi punya lebih dari 50 titik penyelaman yang bisa kamu jelajahi. Sebulan di Wakatobi, datang sebagai penyelam level openwater, kamu bisa pulang sebagai instruktur!

Lokasi-lokasi penyelaman di Wakatobi memang ciamik banget. Dari dulu. Konon, Jacques Cousteau, sutradara sekaligus salah satu pendiri CMAS (asosiasi penyelam dari Perancis), pernah mampir ke sini.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *