Kawasan Bromo-Tengger-Semeru ibarat sebuah taman bermain yang punya banyak wahana. Jadi kamu pasti nggak bakal mati gaya di sini karena pilihan aktivitasnya banyak banget, terutama kalau kamu suka aktivitas luar ruangan. Tinggal pilih aja mana yang paling pas buat kamu.
1. Melihat matahari terbit di Pananjakan
Kamu pasti sudah sering lihat foto sunrise di Kasawan Bromo yang kayak begini: lautan pasir berselimut kabut, Gunung Bromo dan Batok, lalu Gunung Semeru di latar belakang. Foto itu diambil di Pananjakan, lokasi paling populer buat lihat matahari terbit di Bromo. “Males, ah, ke sana. Udah mainstream,” begitu kamu bilang. Percaya, deh; melihat pemandangan di foto sama melihatnya langsung beda banget rasanya. Jangan jadiin “udah mainstream” alasan bagimu buat nggak nyobain langsung melihat sunrise di Pananjakan. Rugi sendiri, ntar!
2. Naik jip atau naik kuda menyusuri “Pasir Berbisik”
Kalau betismu seteguh karang, jalan kaki dari Ngadisari—salah satu pintu masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)—ke Gunung Bromo nggak akan jadi masalah. Tapi kalau kamu agak letoy tapi tetap ngebet mau menyusuri Lautan Pasir Bromo, mending jangan nekat jalan kaki, deh. Pilih salah satu: naik jip atau naik kuda. Naik jip bakal membuatmu menjelajah lebih jauh, sementara naik kuda akan membawamu lebih dalam ke relung perenungan… dan bikin kudanya keringetan.
3. Mendaki di Kawasan Bromo
Gunung Bromo bisa didaki sampai ke bibir kawah. Berita baiknya, kamu nggak perlu repot-repot bawa keril ke atas soalnya pendakiannya paling cuma sekitar 15 menit melewati tangga beton. (Daripada bawa beban banyak-banyak mending simpan tenaga buat selfie.) Di pangkal tangga atau di bibir kawah Gunung Bromo biasanya banyak yang jualan makanan dan minuman, seperti pop mie dan kopi. Udah enak banget. Selain itu, pemandangan dari Puncak Bromo juga spektakuler banget. Banyak yang bilang kalau Lautan Pasir Bromo mirip pemandangan di bulan. (Tau deh yang bilang begitu udah pernah ke bulan apa belum.)
4. Mendaki Gunung Semeru
Gunung Semeru beda dengan Toko Gunung Agung—nggak ada eskalator buat naik. Gunung yang rupawan ini menuntut daya tahan, sebab pendakiannya biasanya memakan waktu sekitar 3 hari 2 malam. Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru kurang pas buat pendakian perdana. Pastikan dulu kamu sudah biasa nanjak sebelum menjajal trek “Puncak Abadi Para Dewa” ini. Untuk ke base camp Gunung Semeru di Ranu Pane (Resor Ranu Pani) kamu perlu naik jip atau truk dari Tumpang di Kabupaten Malang.
5. Kemping di Ranu Kumbolo
Kalau kamu belum yakin buat nanjak Gunung semeru, kamu juga bisa cuma kemping-kemping lucu di tepian Ranu Kumbolo. Danau kecil yang jadi lokasi kemping favorit para pendaki Semeru ini berada di jalur pendakian, pada ketinggian sekitar 2.400 mdpl. Kalau datang di bulan yang tepat, kamu bisa lihat matahari terbit tepat di antara dua bukit. Agak siang sedikit suasana bakal dibikin syahdu oleh halimun tipis yang terbang mengambang di atas permukaan danau.
6. Mandi-mandi di Air Terjun Madakaripura
Kamu juga bisa mampir ke Air Terjun Madakaripura di Kecamatan Lumbang, Probolinggo. Air Terjun Madakaripura istimewa karena air terjun setinggi 200 meter ini adalah yang paling tinggi di Jawa. Dan mungkin salah satu yang paling dingin. Kalau nggak kuat dingin, pikir-pikir dulu sebelum shower-an di sini.
7. Melihat kehidupan sehari-hari masyarakat suku Tengger
Masyarakat suku Tengger di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah masyarakat agraris yang hidup dari bercocok tanam. Di areal TNBTS kamu bakal bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari mereka yang beda banget dari kehidupan kamu di kota. Sebagai suku penganut Hindu, orang Tengger mengadakan ritual tahunan Kasodo di Pura Luhur Poten (di Lautan Pasir Bromo) yang diadakan pada hari ke-14 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa Kuno.
Gimana? Tertarik ke Kawasan Bromo-Tengger-Semeru?
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.
2 Comments