Setiap orang punya cara masing-masing untuk mencari makna—atau memaknai—sebuah kata, istilah, atau ungkapan. Ada yang mungkin langsung beranjak ke rak buku terus membolak-balik kamus dan jurnal. Sebagian lain barangkali akan langsung mengajak kawannya nongkrong untuk berdiskusi.
Tapi Putra Jalu Pamungkas, seorang seniman tari Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja (PLTBK), beda. Ia memaknainya lewat tari.
“Saya sering menjumpai ungkapan “ngesses” dilontarkan di lingkungan saya dengan merujuk pada perilaku yang negatif, padahal kata ngesses itu sendiri belum memiliki definisi yang mapan. Hal ini membuat saya menjadi gelisah dan kemudian ingin mengangkat isu ini ke dalam karya saya sebagai tawaran jawaban atas definisi ngesses yang saya temukan,” ungkapnya, dikutip dari siaran pers Jagongan Wagen Maret 2019 PSBK.
Bersama tujuh seniman tari PLTBK lain, Putra Jalu Pamungkas akan mementaskan Pertunjukan Tari “Ngesess” di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja tanggal 30 Maret 2019 mendatang.
Agar lebih jeli melihat konteks peristiwa
Betapa mudahnya sekarang orang-orang bereaksi tanpa melihat sebuah persoalan secara utuh, bahkan sampai saling serang meskipun masing-masing pihak sebenarnya tak mengerti apa sedang mereka “diskusikan.”
Pertunjukan Tari “Ngesess” ini bukan sekadar merayakan seni. Ini adalah respon PLTBK PSBK terhadap kondisi sosial budaya terkini, ketika makna menjadi kabur dan masyarakat terpisahkan dari konteks.
“Melalui karya ini PLTBK ingin mengajak masyarakat untuk lebih jeli melihat sebuah konteks peristiwa. Terutama saat menanggapi sesuatu yang belum jelas akar permasalahannya. Ini tantangan untuk kita semua agar dapat melihat sebuah peristiwa dengan lebih dalam dan perspektif yang lebih luas, tidak sekedar hitam dan putih,” demikian tertulis dalam rilis.
Menonton Jagongan Wagen Maret 2019 nanti akan mengajarkanmu cara baru untuk memaknai sesuatu. Bukan dengan amarah, tapi dengan gerakan-gerakan elok yang akan membuatmu terperangah.
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.