Events

Diskusi Daring “Membingkai Mooi Indie: Tamasya di Hindia Belanda”

Acap kali kita lupa bercermin pada sejarah. Akibatnya, seperti pohon yang tercerabut dari akar, kita tak berdaya ditiup arus zaman, yang kadang maju, berbalik, atau mengawang-awang saja tak ke mana-mana.

Soal pariwisata tak terkecuali. Selama ini, dalam narasi-narasi populer yang beredar, pariwisata adalah soal target jumlah wisatawan dan perputaran ekonomi. Jika cermin kita cuma itu, wajar saja kemudian yang ditelurkan adalah gagasan-gagasan soal duplikasi Bali atau pembukaan pintu masuk lebar-lebar untuk wisatawan mancanegara. Promosi digenjot, gambar-gambar tentang Indonesia lalu-lalang di karoseri bus kota di negara-negara yang penduduknya kita sasar sebagai calon wisatawan.

Lalu, bagaimana? Apakah semestinya seperti itu atau ada alternatif lain? Terlalu dini untuk menjawab itu. Dan barangkali juga takkan didapat jawaban pasti.

Tapi kita bisa bercermin ke masa lalu. Dalam buku Pariwisata Hindia-Belanda (1891-1942), Achmad Sunjayadi, dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, menggali berbagai sumber dan menjahit sejarah pariwisata semasa Hindia-Belanda. Buku ini menjadi menarik karena beberapa sumber yang digunakan adalah catatan perjalanan yang disusun para pelancong selepas tamasya ke Hindia-Belanda yang cantik, selain brosur-brosur perjalanan dengan foto-foto lokasi “menggiurkan” di Hindia-Belanda. Membingkai kemolekan “destinasi” lewat gambar dan tulisan—dengan preset yang hanya bisa dibuat di kamar gelap atau lewat kata-kata yang dirangkai dengan mesin tik—ternyata adalah praktik lama.

Jumat, 26 Juni 2020, TelusuRI menggali cerita-cerita lama soal awal perkembangan pariwisata Hindia-Belanda bersama penulis buku Pariwisata Hindia-Belanda (1891-1942), Achmad Sunjayadi. Dengan Daan Andraan (penulis, aktivis Traveller Kaskus dan Ngopi Jakarta) sebagai pembawa acara serta Ayos Purwoaji (penulis dan kurator), Sarani Pitor Pakan (dosen dan peneliti), dan Timoti Tirta (peneliti) sebagai penanggap, kita bercermin pada sejarah dan berusaha menggali makna.

Bagi yang tak sempat berpartisipasi, barangkali video berikut dapat menjadi penawar rasa penasaran. Selamat menelusuri!


Foto header: Timoti Tirta


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *