Events

Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour

Cuaca bersahabat mengiringi kegiatan kolaborasi TelusuRI bersama Go4Tour dalam Telusur Borobudur: Pedal Kebaikan untuk Bumi Lestari (9/7/2023). Melecut semangat baru setelah beberapa hari sebelumnya langit Magelang kerap kelabu dan menurunkan hujan.

Selama hampir setengah hari, tur ini mengajak peserta bersepeda menelusuri perdesaan di kawasan Borobudur. Dengan rute sepanjang 13 kilometer, terdapat kurang lebih enam titik pemberhentian untuk mengeksplorasi aktivitas lestari, seperti mengonsumsi produk lokal, membersihkan lingkungan, hingga edukasi pengelolaan sampah rumah tangga.

Dipandu oleh Amir dari Go4Tour, peserta berkumpul di halaman Joglo Cafe Borobudur pada pukul 7.30 WIB. Pemandu lokal asli dari Karangrejo, Borobudur, itu mengajak peserta melakukan pemanasan dan berdoa bersama. Setelah itu mengambil sepeda masing-masing yang tersedia di serambi rumah persewaan sepeda milik Pak Pramono, bergegas meluncur ke destinasi pertama dan berikutnya.

1. Sesi Hening dan Clean Up di Candi Pawon

  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour
  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour
  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour

Candi Pawon menjadi lokasi pemberhentian pertama yang hanya berjarak 350 meter ke arah timur dari titik kumpul. Selain mendengar cerita tentang sejarah Candi Pawon beserta relief Kinara dan Kinari yang terkenal, ada dua kegiatan lainnya yang peserta lakukan di tempat ini, yaitu sesi hening dan clean up.

Melalui sesi hening, Amir meminta peserta untuk memejamkan mata, berkontemplasi, serta menciptakan pikiran yang positif. Sementara dalam aksi clean up, peserta gotong royong memungut sampah anorganik yang terlihat berserakan di sekitar Candi Pawon. Peserta mengumpulkan sampah-sampah tersebut, seperti plastik, puntung rokok, hingga minuman kemasan ke dalam trashbag hijau yang telah panitia sediakan.

2. Desa Wisata Wanurejo

Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour
Amir (kiri) mengajak peserta berhenti sejenak di perkampungan Desa Wanurejo dan melakukan aksi clean up/Deta Widyananda

Tidak jauh dari Candi Pawon, sekitar 200 meter, peserta kembali berhenti di tengah perkampungan. Amir sedikit menjelaskan seluk-beluk Desa Wanurejo.

Sebagai salah satu desa wisata di Kecamatan Borobudur, Wanurejo memiliki sejumlah daya tarik dan fasilitas wisata yang cukup memadai. Banyak penginapan dengan beragam kelas, mulai dari homestay hingga hotel. Peserta juga menyempatkan diri mengambil sampah-sampah anorganik yang terlihat di pinggir jalan.

3. Menikmati Pemandangan dan Clean Up di Sawah Mandala

  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour
  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour

Sawah Mandala adalah istilah yang belakangan populer menyebut kawasan persawahan luas di Desa Wanurejo ini. Lanskap alam yang memukau, terdiri dari panorama Pegunungan Menoreh, area pertanian dengan tanaman padi dan aneka sayur yang menghijau, serta jalan cor seukuran mobil membelah di tengah-tengahnya. Jalur ini kerap viral di media sosial, karena menjadi jalur wisata untuk jalan kaki, bersepeda, maupun menggunakan mobil klasik VW. Selain menikmati pemandangan, peserta kembali melanjutkan aksi bersih-bersih sampah yang cukup banyak terlihat.

Menurut Amir, penyebutan “Mandala” merujuk pada Candi Borobudur yang terlihat di kejauhan dari sawah ini. Mandala merupakan sebuah sistem atau falsafah kosmologi yang terinterpretasi dalam bangunan candi yang simetris, memiliki tingkatan-tingkatan spiritual, dan terpatri dalam kehidupan masyarakatnya.

4. Jamur Borobudur

  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour
  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour

Destinasi keempat yang dituju adalah Jamur Borobudur. Puput Setyoko adalah pendiri dan pemilik tempat budidaya jamur yang kini juga menjadi tempat wisata tersebut. Dalam tur singkat itu, ia menjelaskan tentang budidaya jamur hulu ke hilir kepada peserta bersepeda Telusur Borobudur.

Menurut Puput, sebagian besar omzet yang ia dapat berasal dari penjualan oleh-oleh kuliner jamur. Sisanya tertopang dari pemasaran bahan baku dan baglog (media tanam) jamur. Di akhir sesi peserta sempat mencicipi aneka olahan jamur, seperti keripik jamur kuping dan tiram, maupun dimsum jamur.

5. Edukasi Pengelolaan Sampah di TPS 3R Desa Tuksongo

  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour
  • Bersepeda Telusur Borobudur bersama Go4Tour

Sampah-sampah yang telah peserta kumpulkan selanjutnya diserahkan ke Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS 3R) Wisma Karya Gan Ji Ro, Desa Tuksongo, Borobudur. Peraih juara pertama Lomba TPS3R tingkat Kabupaten Magelang Tahun 2022 itu memang memiliki fasilitas yang makin memadai setelah mendapat bantuan dari Kementerian PUPR. Baik dalam mengelola sampah maupun mendanai kegiatan operasionalnya.

Peserta juga mendapat penjelasan edukatif dari pengelola tentang kiprah dan kinerja TPS tersebut. Bu Zuni, bendahara TPS 3R Wisma Karya Gan Ji Ro, mengungkapkan bahwa pihaknya mengupayakan agar tidak ada limbah yang terbuang sia-sia. Masing-masing jenis sampah, baik organik maupun anorganik, memiliki potensi ekonomi tersendiri. Tantangan terbesar ke depan adalah mengedukasi warga agar mau memilah sampah sendiri dari rumah, serta membatasi penggunaan sampah anorganik.

6. Warung Kopi-Kopi Borobudur

Tur bersepeda antara TelusuRI dan Go4Tour berakhir tepat di jam makan siang. Warung Kopi-Kopi Borobudur menjadi lokasi penutup Telusur Borobudur kali ini. Menu sederhana ala ndeso, seperti nasi, sayur, ayam goreng, sambal, dan dipungkasi teh atau kopi panas lebih dari cukup mengisi ulang energi setelah setengah hari bersepeda.

Usai makan siang, peserta bersama-sama kembali ke titik kumpul dengan fasilitas penjemputan mobil pick up dari Pak Pramono.

Tertarik untuk gabung tur bersepeda Telusur Borobudur di sesi berikutnya bersama TelusuRI dan Go4Tour? Pantau dan ikuti terus informasi terbaru di media sosial TelusuRI!


Acara tur bersepeda Telusur Borobudur: Pedal Kebaikan untuk Bumi Lestari merupakan kolaborasi antara TelusuRI dan Go4Tour


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Waisak dan Lampion Borobudur dari Kacamata Konservasi