Itinerary

Panduan Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting

Gunung Merbabu termasuk destinasi favorit para penggemar kegiatan luar ruang (outdoor). Tidak hanya domestik, gunung yang berada di bawah pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu tersebut juga memikat pendaki mancanegara. Sebelum Gunung Merapi tutup karena peningkatan aktivitas vulkanik, sebagian pendaki biasanya menjadikan gunung teraktif di Indonesia itu sepaket dengan pendakian Merbabu sekaligus. Sehingga dua gunung tersebut terkenal dengan sebutan 2M (Merbabu-Merapi).

Gunung Merbabu memiliki lima jalur resmi menuju puncak tertingginya, yaitu Selo, Tekelan, Cuntel, Wekas, dan Suwanting. Setiap jalur memiliki daya tarik tersendiri, mulai dari kontur, topografi, vegetasi, maupun panorama yang tersaji. Dari kelimanya, Selo dan Suwanting menempati peringkat tertinggi sebagai jalur yang paling banyak dikunjungi dan selalu penuh saat Sabtu—Minggu atau hari libur.

Gunung Merbabu terlihat dari Dusun Suwanting jika cuaca cerah
Gunung Merbabu terlihat dari Dusun Suwanting jika cuaca cerah/Rifqy Faiza Rahman

Kali ini TelusuRI akan membahas jalur pendakian Suwanting, yang lokasinya berada di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Sejak pembukaan kembali sekitar 2015—2016 sampai dengan sekarang, Suwanting makin populer dan ramai pendaki. Meskipun terbilang lebih terjal, tetapi daya tarik sabana dan pemandangan alam yang tersaji membuatnya selalu padat saat akhir pekan.

Sejak 2019, Taman Nasional Gunung Merbabu telah memberlakukan sistem reservasi pendakian secara daring (online booking) untuk semua jalur, termasuk Suwanting. Masing-masing jalur memiliki batasan maksimal kuota berbeda. Selo merupakan jalur dengan daya dukung terbanyak (sekitar 500 orang per hari), sedangkan Suwanting memiliki daya dukung sekitar 300—350 orang per hari.

Buat kamu yang ingin mendaki Gunung Merbabu via Suwanting, panduan singkat ini bisa kamu jadikan pegangan sebelum melakukan pendakian. 

Perencanaan dan Persiapan Pendakian

Mendaki gunung termasuk kegiatan ekstrem yang membutuhkan perencanaan matang dan banyak persiapan. Jadi, jangan sampai kamu masuk hutan dengan tangan kosong. Setidaknya terdapat 5 (lima) tahapan yang harus kamu lakukan sebelum berangkat mendaki:

1) Menentukan waktu perjalanan dan mengecek status jalur pendakian berkala

Daripada bersusah payah mendaki saat musim hujan dan rawan badai, lebih baik mencari waktu libur di musim kemarau. Selain cuaca dan kondisi jalur yang relatif lebih bersahabat, pemandangan sepanjang pendakian berpotensi lebih terbuka. Fisik juga akan lebih terjaga dan tidak se-ngoyo saat bulan-bulan hujan.

2) Melakukan riset jalur pendakian dan prakiraan cuaca terkini

Sebelum berangkat, terlebih dahulu melakukan riset jalur Suwanting dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Data tersebut mencakup peta jalur, estimasi jarak dan waktu tempuh, lokasi berkemah, sumber air, vegetasi, hingga jenis flora dan fauna yang mungkin akan kamu temui. Jangan lupa pula mengecek prakiraan cuaca terkini melalui radar BMKG atau aplikasi sejenis.

3) Membuat perencanaan pendakian

Pendakian sebagai kegiatan ekstrem tidak bisa sekadar asal jalan begitu saja. Kamu harus membuat perencanaan dengan benar-benar matang, sehingga pendakianmu lebih nyaman dan terukur. Siapkan pula rencana-rencana cadangan jika terjadi sesuatu yang bersifat darurat, seperti perubahan cuaca, anggota tim mengalami cedera, logistik menipis, dan lain-lain.

4) Latihan fisik secukupnya

Ketahanan fisik yang baik berpengaruh pada kelancaran pendakian. Untuk itu kamu perlu merancang latihan fisik berkala setidaknya sebulan sebelum tanggal pendakian. Lalu sekitar seminggu sebelum berangkat, kurangi frekuensi latihan agar mencegah potensi cedera atau kelelahan. Beberapa opsi latihan fisik yang bisa kamu lakukan antara lain jogging, squat, plank, burpees, atau berenang. 

5) Mempersiapkan logistik dan perlengkapan pendakian standar

Peralatan pendakian yang sesuai standar dan logistik (bahan makanan-minuman) yang cukup merupakan aspek yang wajib kamu penuhi agar pendakianmu nyaman. Alat pendakian tidak harus mahal, yang penting sesuai fungsi dan mengutamakan faktor keselamatan. Sebagai panduan, TelusuRI membuat daftar peralatan yang sifatnya wajib atau opsional sehingga kamu bisa mengecek apakah sudah lengkap atau belum:

Reservasi Daring dan Alur Registrasi Pendakian

Tampilan depan situs resmi booking online Gunung Merbabu
Tampilan depan situs resmi booking online Gunung Merbabu

Sistem reservasi pendakian daring dilakukan satu pintu melalui situs resmi: booking.tngunungmerbabu.org. Secara garis besar, kamu bisa mengikuti alur sesuai ketentuan Taman Nasional Gunung Merbabu sebagai berikut:

  1. Baca terlebih dahulu Panduan Booking dengan teliti.
  2. Buat akun pribadi dengan melakukan pendaftaran melalui menu Registrasi. Isi data diri selengkapnya sesuai identitas yang berlaku. Petugas akan memverifikasi data kamu dan memberitahukan hasilnya melalui email dan nomor Whatsapp kamu. Proses ini berlaku dan wajib dilakukan tidak hanya untuk ketua tim, tetapi juga teman-temanmu yang menjadi anggota tim saat pendakian.
  3. Jika terdapat data yang tidak valid, petugas akan meminta kamu memperbaiki atau melengkapi data yang kurang. Jika sudah valid, kamu akan mendapatkan kode OTP dan kode pendaki kamu akan aktif. Kode pendaki ini akan kamu gunakan saat melakukan reservasi.
  4. Untuk melihat ketersediaan daya tampung jalur Suwanting per hari dalam satu bulan, kamu bisa mengeceknya di menu Cek Kuota.
  5. Proses reservasi dapat kamu mulai dengan membuka menu Destinasi Wisata, lalu pilih Jalur Pendakian Suwanting. Di dalamnya kamu akan melihat harga tiket masuk untuk wisatawan lokal dan mancanegara. Selanjutnya klik “Booking Sekarang” untuk mendaftarkan dirimu dan anggota tim yang sudah mendapatkan kode pendaki.
  6. Isi segala kolom yang ada secara teliti dan ikuti alurnya sampai akhir. Lakukan pembayaran segera sesuai panduan, agar petugas bisa memverifikasi reservasi dari kamu dan menerbitkan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) elektronik. Kamu bisa mengunduh file SIMAKSI tersebut dan menyimpannya di ponsel.
  7. SIMAKSI tersebut wajib kamu tunjukkan saat check in di loket jalur Suwanting. Petugas akan melakukan memindai barcode dalam SIMAKSI elektronik, sebagai catatan kedatangan kamu dan tim. Kamu akan diizinkan mendaki setelah petugas mengecek seluruh perlengkapan pendakian sesuai daftar isian logistik yang diberikan. Jangan lupa melapor kepada petugas di loket ketika kamu sudah turun gunung. 
  8. Sebagai tambahan di luar tarif taman nasional, warga pengelola jalur Suwanting memberlakukan biaya administrasi desa per orang sebesar Rp30.000 untuk hari biasa dan Rp35.000 untuk akhir pekan. Tersedia pula opsi jasa ojek ke pintu hutan sebesar Rp10.000 per orang (sekali jalan).

Jika mengalami kendala atau memerlukan informasi lebih lanjut, kamu bisa menghubungi petugas taman nasional melalui Call Center di nomor +62-811-2950-970 (Whatsapp) atau email [email protected].

Peta Jalur Pendakian via Suwanting

Jalur pendakian Merbabu via Suwanting hampir sepenuhnya berupa punggungan gunung. Membentang dari dusun di ketinggian sekitar 1.350 meter di atas permukaan laut (mdpl) sampai menemui puncak Triangulasi di ketinggian sekitar 3.142 mdpl. Terdapat tiga pos utama dan lembah-lembah yang bisa menjadi tempat beristirahat sejenak. Trek sangat jelas dengan petunjuk berupa patok hektometer (HM) setiap 100 meter dan penanda setiap pos. Adapun elevasi dan jarak merupakan estimasi sesuai tercatat dalam alat navigasi GPS maupun peta pendakian.

(Silakan klik di sini untuk mengunduh tracklog pendakian dalam format GPX)

Peta Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting (diolah dengan aplikasi Garmin Basecamp dan Wikiloc)
Peta Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting (diolah dengan aplikasi Garmin Basecamp dan Wikiloc)

Basecamp Suwanting (1.350 mdpl) — Pintu Hutan (1.470 mdpl): +850 meter

  • Jalan dusun berupa cor yang menanjak, kemudian melewati perkebunan sayur warga sampai menjumpai pintu hutan, yang ditandai gapura Taman Nasional Gunung Merbabu
  • Estimasi: 15—20 menit dengan jalan kaki untuk pemanasan atau 5 menit dengan ojek

Pintu Hutan (1.470 mdpl) — Pos 1 Lembah Lempong (1.555 mdpl): +200 meter

  • Rute pintu hutan ke Pos 1 merupakan jalur dengan jarak terpendek di Suwanting
  • Vegetasi masih didominasi hutan pinus, dengan tanaman semak dan rumput di permukaan tanah
  • Pos 1 hanya berupa tanah datar yang tidak terlalu luas dan tidak ada selter untuk berteduh
  • Estimasi: 5 menit

Pos 1 Lembah Lempong (1.555 mdpl) — Pos 2 Bendera (2.186 mdpl): +2 kilometer

  • Pendakian sesungguhnya telah dimulai, jalur cukup panjang dan mulai menanjak cukup konstan dengan sesekali bonus landai
  • Trek tanah cukup liat dan akan licin serta berlumpur saat musim hujan, sedangkan musim kemarau akan sangat berdebu
  • Melewati beberapa “pos bayangan” bernama Lembah Gosong (1.665 mdpl), Lembah Cemoro (1.790 mdpl), Lembah Ngrijan (1.866 mdpl), dan Lembah Mitoh (2.127 mdpl)
  • Vegetasi mulai rapat dengan tanaman semak dan beberapa cemara gunung
  • Pos 2 berupa tanah datar berundak dan pemandangan agak terbuka; banyak pendaki yang mendirikan tenda di sini jika fisik tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan
  • Estimasi: 2—2,5 jam

Pos 2 Bendera (2.186 mdpl) — Pos Air (2.665 mdpl): +1,1 kilometer

  • Perjalanan dari Pos 2 menuju pos air adalah yang terberat dan paling terjal di jalur Suwanting, karena fisik sudah mulai terkuras
  • Jalur cenderung konstan menanjak di kawasan Lembah Manding, pilih jalur baru di sisi kanan yang lebih bersahabat
  • Trek tanah cukup liat dan akan licin serta berlumpur saat musim hujan, sedangkan musim kemarau akan sangat berdebu
  • Terdapat tali bantuan yang terikat pada batang pohon di sejumlah titik yang cukup curam
  • Vegetasi tidak terlalu rapat dengan dominasi tanaman semak dan pohon mlanding (lamtoro)
  • Terdapat dua buah gentong berisi air yang dialirkan melalui pipa, saat ini menjadi satu-satunya sumber air di jalur Suwanting
  • Estimasi: 2,5—3 jam

Pos Air (2.665 mdpl) — Pos 3 Dampo Awang (2.740 mdpl): +200 meter

  • Setelah Lembah Manding yang menguras tenaga, kerahkan sisa kekuatan untuk menjangkau Pos 3 yang tidak jauh lagi
  • Pos 3 sangat luas dan mampu menampung puluhan tenda, sehingga menjadi tempat terbaik dan teraman untuk mendirikan tenda
  • Vegetasi hanya rerumputan serta edelweis di Pos 3, sangat terbuka sehingga waspada dengan angin kencang
  • Pemandangan yang dapat dilihat antara lain Gunung Merapi, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, dan kawasan permukiman di kaki gunung
  • Estimasi: 15—20 menit

Pos 3 Dampo Awang (2.740 mdpl) — Puncak Suwanting (3.105 mdpl): +1,1 kilometer

  • Perjalanan ke puncak Suwanting akan melewati tiga kawasan sabana, yaitu Sabana 1 (2.828 mdpl), Sabana 2 (2.915 mdpl), dan Sabana 3 (2.984 mdpl)
  • Trek tanah yang konstan menanjak, tetapi tidak terasa berat karena hanya membawa perlengkapan dan bekal seperlunya
  • Vegetasi dominan padang rumput terbuka, sehingga berpotensi angin kencang atau badai
  • Puncak Suwanting merupakan ujung punggungan jalur Suwanting, dengan ketinggian hampir sama dengan Triangulasi dan Kenteng Songo
  • Estimasi: 1—1,5 jam

Puncak Suwanting (3.105 mdpl) — Puncak Triangulasi (3.142 mdpl): +250 meter

  • Kontur jalur menuju puncak Triangulasi sedikit naik-turun, tetapi relatif ringan dan jaraknya cukup dekat
  • Vegetasi masih didominasi rerumputan dan terdapat beberapa pohon cantigi (manisrejo)
  • Kawasan puncak Triangulasi tidak terlalu luas dan hanya ditandai dengan tugu permanen milik taman nasional
  • Estimasi: 10-15 menit

Puncak Triangulasi (3.142 mdpl) — Puncak Kenteng Songo (3.142 mdpl): +150 meter

  • Kontur jalur antarpuncak hanya sedikit turunan dan tanjakan, sehingga mudah terlihat satu sama lain saat cuaca cerah
  • Puncak Kenteng Songo ditandai dengan tugu permanen milik taman nasional, serta beberapa situs cagar budaya berupa lumpang batu alami yang dikelilingi pagar besi untuk menghindari vandalisme
  • Puncak Kenteng Songo adalah titik pertemuan jalur Suwanting dengan Selo dan jalur utara (Tekelan, Cuntel, Wekas)
  • EstimasI: 5 menit

Akses Transportasi dan Rekomendasi Basecamp

Dusun Suwanting terletak di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. Dusun ini dapat dijangkau melalui perjalanan darat dari Kota Magelang (30 km), Semarang (78 km), Solo (85,5 km), dan Yogyakarta (47,8 km). Mengingat jarangnya transportasi umum yang melewati desa tersebut, TelusuRI menyarankan kamu membawa kendaraan sendiri atau menyewa jasa transportasi antar-jemput dari pihak basecamp.

Ada beberapa rumah warga yang dijadikan sebagai basecamp agar pendaki bisa beristirahat dan mempersiapkan pendakian. Rata-rata memiliki fasilitas cukup lengkap, di antaranya makanan dan minuman, penyewaan alat pendakian, dan toilet. TelusuRI merekomendasikan Basecamp Ambon Adventure milik Pak Hosea Mulyanto Nugroho alias Pak Ambon untuk tempat kamu singgah.

Rumah Pak Ambon sekaligus Basecamp Ambon Adventure di Dusun Suwanting, Banyuroto, Magelang
Rumah Pak Ambon sekaligus Basecamp Ambon Adventure di Dusun Suwanting, Banyuroto, Magelang/Rifqy Faiza Rahman

Pak Ambon merupakan pemandu profesional dan berlisensi resmi, serta memiliki tim porter jika kamu membutuhkan jasa tenaga angkut maupun kepemanduan. Pak Ambon juga menyediakan jasa transportasi antar-jemput buat rombongan pendaki yang datang lewat bandara, stasiun, atau terminal bus di sekitar Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Magelang.

Basecamp Ambon Suwanting
Jl. Suwanting, Suwanting, Banyuroto, Kec. Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56481 (klik di sini untuk membuka peta)
Nomor telepon: +62 813-5987-6990
Email: [email protected]

Menjadi Pendaki Bijak

Saat ini setiap orang—termasuk kamu—bisa dengan mudah menjadi pendaki gunung. Siapa pun memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pendakian, dengan tujuan dan misi yang berbeda-beda. Namun, tidak semua pendaki memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang sama untuk ikut menjaga gunung itu sendiri. TelusuRI punya sejumlah tips agar kamu bisa menjadi pendaki yang bijak:

  1. Menghormati adat istiadat di dusun setempat
  2. Mematuhi peraturan yang berlaku di kawasan taman nasional
  3. Melengkapi diri dengan peralatan pendakian standar dan menyiapkan logistik yang cukup selama pendakian, serta tetap waspada dan hati-hati dengan barang-barang bawaan pribadi dari potensi pencurian oleh sejumlah oknum di area berkemah
  4. Jangan mengikuti ego dan memaksakan diri, terutama ketika cuaca buruk atau kondisi tim tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendakian
  5. Meminimalisasi penggunaan plastik sekali pakai
  6. Gunakan botol minum yang bukan sekali pakai dan membawa jeriken portabel untuk isi ulang air
  7. Gunakan kotak makan untuk menyimpan bahan-bahan makanan kamu
  8. Memilih menu-menu makanan organik, seperti sayur, buah, dan bahan lainnya yang limbahnya bisa kamu timbun di dalam tanah saat pendakian
  9. Membawa pulang sampah anorganik yang kamu hasilkan
  10. Membawa kantung sampah secukupnya

Pemutakhiran terakhir pukul 16.00 WIB, 19/05/2023.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Worth reading...
Mendaki Gunung Merbabu via Suwanting: Harapan Selepas Hujan (2)