Borobudur juga diplot Kemenpar jadi “Bali Baru.” “Lho, kok candi doang bisa jadi Bali Baru?” Sebelum bereaksi kayak gitu, kamu mesti tahu bahwa selain Candi Borobudur, ternyata di areal Borobudur, Kabupaten Magelang, masih banyak destinasi dan atraksi wisata lain yang bisa kamu hampiri, dari mulai sungai, puncak bukit, sampai rumah doa yang unik dan keren. Nggak percaya? Coba aja simak tulisan ini.

1. Rafting di Sungai Elo atau Sungai Progo

Arung jeram alias rafting bisa jadi salah satu aktivitas pilihan di Borobudur via arungjerammagelang.net

Mungkin nggak banyak yang tahu kalau Borobudur sebelah-sebelahan sama dua sungai besar, yaitu Sungai Elo dan Sungai Progo yang biasa dijadiin lokasi diklat lanjutan rafting sama kelompok pencinta alam yang ada di sekitar Jawa Tengah dan Yogyakarta. Coba deh perhatikan waktu kamu lagi otw Borobudur, pasti di jalan kamu bakal sering lihat omprengan yang di atasnya diikat satu-dua perahu rafting.

Sungai Elo dan Progo cocok buat kamu yang belum pernah rafting dan pengen nyobain gimana rasanya menelusuri arus sungai. Seru lho basah-basahan di sungai.

2. Melihat Siluet Borobudur di Punthuk Setumbu

siluet borobudur

Suasana Punthuk Setumbu di pagi hari via goborobudur.com

Jalan-jalan ke puncak bukit bernama Punthuk Setumbu cuma buat mereka yang biasa bangun pagi. Soalnya tempat ini memang buat liat matahari terbit. (Kalau mataharinya sudah keburu terbit, ya, buat apa juga ke sana.)

Setelah trekking sedikit, dari titik tertinggi Punthuk Setumbu kamu bakalan bisa melihat pemandangan matahari terbit yang spektakuler. Yang jadi incaran orang-orang yang datang ke sini adalah siluet Candi Borobudur, yang diterpa cahaya keemasan dan diselimuti halimun tipis. Ya, mirip-mirip suasana Bagan di Myanmar, lah.

3. Rumah Seni Elo Progo

Pekarangan Rumah Seni Elo-Progo via maurenfitri.blogspot.com

Rumah Seni Elo Progo terletak tepat di pertemuan Sungai Elo dan Progo. Nggak tepat-tepat amat, sih. Maksudnya di pinggir. (Kalau di tengah-tengah, hanyut, dong?)

Ini tempat paling pas buat menyepi dari hingar-bingar kota. Kamu bisa duduk-duduk sambil ngopi dan baca buku di bangku-bangku kayunya yang teduh karena dinaungi pepohonan rindang. Kamu juga bisa gelar pashmina di atas rerumputan hijau yang bergoyang. Sesekali komunitas sastra ngadain acara baca puisi di sini. Tapi ini tempat paling pas buat bulan madu, sih. Soalnya Rumah Seni Elo Progo juga menyediakan beberapa unit bungalow bernuansa alam yang romantis.

4. Rumah Kamera

Arsitektur Rumah Kamera yang seperti DSLR via wisatajawa.co.id

Sekitar sepuluh menit berkendara ke arah utara dari Candi Borobudur, di Jalan Majaksingi kamu bakal melihat sebuah kamera DSLR raksasa yang tergeletak begitu saja. Lensanya menghadap ke atas. Tapi saat mendekat kamu akan sadar kalau itu bukan kamera. (Lagian siapa juga fotografernya kalau kameranya saja segede itu?)

Itu adalah Rumah Kamera. Bukan kamera yang tinggal di sana, melainkan Tanggol Angien Jatikusumo dan lukisan-lukisannya. Suatu hari, Pak Tanggol yang lama bermukim di Bali ini membeli sebuah kamera. Mungkin karena harganya yang nggak murah, Pak Tanggol sayang betul sama kameranya itu. Lalu tiba-tiba Pak Tanggol dapat “aha moment” buat bikin rumah seperti kamera DSLR yang akhirnya rampung dibangun pada tahun 2014. Di Rumah Kamera ini kamu bisa mengagumi lukisan-lukisan karya Pak Tanggol.

5. Gereja Ayam

Rumah doa yang juga dikenal sebagai Gereja Ayam via wartakota.tribunnews.com

Gereja Ayam yang berada di Dusun Gombong, Desa Kembanglimus, ini mendadak jadi trending topic sejak jadi salah satu latar dalam film Ada Apa dengan Cinta 2 (AADC2). Di bangunan berbentuk ayam yang sebenarnya adalah rumah doa ini, dibalut udara dingin, Rangga dan Cinta ngobrol banyak tentang masa lalu dan angan-angan mengenai masa depan.

Lokasinya yang menarik dan bentuknya yang uniklah (dan ngehits karena masuk AADC2) yang bikin pelancong berbondong-bondong ke sini. Kalau mau ke sini, mending pagi-pagi, sebab selain bisa menghirup udara segar kamu juga bisa lihat pemandangan spektakuler.

6. Candi Mendut dan Candi Pawon

Candi Mendut via id.wikipedia.org

Sebenarnya, Candi Borobudur ini nggak sendirian, tapi sepaket sama Candi Mendut dan Candi Pawon (ketiganya sama-sama dibangun di Zaman Dinasti Syailendra). Dari zaman dulu sampai sekarang, perjalanan ziarah dimulai dari Candi Mendut yang bakal kamu lihat di sebelah kanan jalan pas mau ke Borobudur, terus ke Candi Pawon, lalu lanjut ke Candi Borobudur.

Coba deh sekali-sekali kamu coba ikutin rute ziarah ini. Dijamin bakal lebih seru daripada sekadar datang ke acara menerbangkan lampion pas Waisak.

7. Bakmi Jawa legendaris Pak Parno

Sepiring bakmi goreng via santapjogja.com

Perlu sedikit perjuangan buat ke Bakmi Jawa Pak Parno, soalnya masuk jalan kecil dan sepi. Tapi sekalinya nyampe di sana, lidah kamu pasti bakal terpukau kelezatan bakmi jawa atau nasi goreng Pak Parno.

Konon, yang datang ke Bakmi Jawa Pak Parno nggak cuma rakyat jelata, para menteri dan pejabat negara juga jadi langganan warung ini kalau kebetulan singgah di Borobudur. Karena Pak Parno yang punya warung adalah salah seorang fotografer ofisial Borobudur, di sini kamu juga bisa lihat foto-foto keren Candi Borobudur.

Penasaran, nggak?

1 komentar

Bali Baru yang Lagi Diorbitin Kementerian Pariwisata 8 Oktober 2017 - 04:29

[…] pada abad ke-9 oleh Dinasti Syailendra, Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia. Sampai sekarang, wisatawan dalam dan luar negeri […]

Reply

Tinggalkan Komentar