Sungai adalah sahabat kita. Ia wajib kita muliakan dengan jalan memperlakukannya secara baik dan bijak. Dengan demikian sungai tidak akan memusuhi kita dan melahirkan petaka.
Sejak tahun 2011, setiap tanggal 27 Juli, kita rutin memperingatinya sebagai Hari Sungai Nasional. Tujuan utama peringatan ini adalah menggerakkan kepedulian kita untuk berkolaborasi serta bahu-membahu menjaga kebersihan dan kelestarian sungai-sungai di sekitar kita.
Dalam Pasal 74 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai, disebutkan bahwa pada Hari Sungai Nasional, pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat bersama-sama melakukan pemantauan langsung kondisi sungai. Pemantauan langsung tersebut bertujuan agar masyarakat memahami pengaruh pelaksanaan kegiatan terhadap sungai, baik pengaruh negatif (merugikan) maupun positif (menguntungkan) bagi fungsi sungai.
Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan antara lain pembersihan sampah dan gangguan aliran di sungai, lalu mengidentifikasi sumber pencemaran sungai. Termasuk pula penanaman tumbuh-tumbuhan yang sesuai di sempadan sungai (riparian zone).
Mengutip laman nationalgeographic.org, sungai adalah aliran air alami yang besar dan mengalir. Sungai dapat kita temukan di setiap benua dan di hampir setiap jenis tanah.
Nil di Afrika dan Amazon di Amerika Selatan disebut-sebut sebagai sungai terpanjang di muka Bumi saat ini. Amazon diperkirakan memiliki panjang antara 6.259—6.800 kilometer. Adapun Nil diperkirakan memiliki panjang antara 5.499—6.690 kilometer. Sejumlah data menaksir bahwa sekitar seperlima dari semua air tawar yang masuk ke lautan berasal dari Sungai Amazon.
Hari Istiawan, dalam liputannya untuk Okezone (22/03/2017), menyebut bahwa Indonesia sendiri memiliki sedikitnya 5.590 sungai utama dan 65.017 anak sungai yang tersebar di berbagai penjuru tanah air. Dari jumlah sungai utama sebanyak itu, daerah aliran sungai (DAS) Indonesia mencapai sekitar 1.512.466 kilometer persegi.
Kondisi Sungai Terkini
Sungai, baik yang berada di kawasan perdesaan maupun perkotaan, mempunyai kontribusi besar bagi kelangsungan kehidupan umat manusia. Sungai memiliki nilai lingkungan, sosial, budaya, hingga ekonomi.
Sebagai salah satu bentuk lahan basah (wetlands), sungai menampung dan menyerap air hujan. Sungai menjadi salah satu lahan basah potensial untuk pengendali banjir. Makin rusaknya sungai berarti menyebabkan kian berkurangnya daerah penampung air hujan, yang pada gilirannya akan mempermudah terjadinya banjir. Sudah sering kita dengar atau saksikan lewat laporan media, tentang sejumlah sungai di negeri ini meluap saat hujan dan menimbulkan banjir besar. Dampaknya tidak hanya menyebabkan korban harta, tetapi juga korban jiwa.
Sementara itu sebagai sumber air, sungai berperan menjaga kelestarian sumber daya air kita. Air yang menggenang dan mengalir di sungai sebagian masuk ke dalam tanah dan kemudian menjadi cadangan air tanah. Sebagian lagi mengalir menjadi sumber air permukaan.
Sayangnya, alih-alih menjadi sumber air yang bisa kita andalkan, tak sedikit sungai di Indonesia saat ini malah menjadi sumber polusi yang membahayakan. Sungai tidak hanya menjadi tempat pembuangan limbah cair kimia beracun dan berbahaya, yang berasal dari berbagai aktivitas industri. Sungai-sungai kita kini juga menjadi tempat penampungan sampah rumah tangga, yang berasal dari permukiman warga di sepanjang aliran sungai. Akibatnya banyak sungai yang menjadi semacam tempat sampah raksasa karena menampung ribuan ton sampah setiap harinya.
Jika kondisi tersebut kita biarkan, muncul kekhawatiran bahwa bukan saja bakal membuat air sungai makin kotor dan tercemar, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, selain mengairi lahan-lahan pertanian dan kolam perikanan, air sungai juga dapat berfungsi sebagai sumber air minum warga. Pencemaran sungai yang terus meningkat pada masanya akan sangat berbahaya bagi seluruh makhluk hidup.
Penyebab dan Dampak Kerusakan Sungai
Perilaku manusia yang masih suka semena-mena memperlakukan sungai dan lingkungan di sekitarnya, boleh saya bilang menjadi biang kerok terbesar. Menyebabkan kondisi sungai-sungai kita makin rusak sehingga fungsi sungai tidak lagi optimal. Pada akhirnya membuat sungai kehilangan nilai lingkungan, sosial, budaya maupun ekonominya.
Kerusakan sungai dan lingkungan di sekitarnya menjadikan bencana banjir lebih mudah datang. Keadaan ini sering terjadi saat musim hujan dan malah mengalami kelangkaan air pada musim kemarau.
Banjir atau kelangkaan air bisa jadi merupakan cara alam untuk menyadarkan kita. Pasti ada yang salah dari kita dan harus introspeksi diri. Sebagai khalifah di bumi, sesungguhnya kita telah mendapat amanat agar senantiasa menjadi rahmat bagi segenap alam. Sehingga alam dan seluruh isinya pun akan memberikan hal-hal yang baik bagi kita.
Sejatinya sungai adalah sahabat yang lekat dengan kehidupan kita. Kita perlu menjaga dan merawat sungai sebaik-baiknya. Bukan malah menzalimi dengan menelantarkan dan merusaknya, yang bisa membuat sungai memusuhi dan mendatangkan petaka untuk kita.
Referensi
Istiawan, Hari. (27 Maret 2017). Hari Air Sedunia, Kondisi Sungai di Indonesia Memprihatinkan. Okezone. https://nasional.okezone.com/read/2017/03/22/337/1648855/hari-air-sedunia-kondisi-sungai-di-indonesia-memprihatinkan
National Geographic Society. (19 Mei 2022). River. https://education.nationalgeographic.org/resource/river/
Tulisan ini diikutsertakan dalam kampanye “TelusuRI Sungai dan Mangrove Indonesia” untuk memperingati Hari Mangrove Internasional 26 Juli dan Hari Sungai Nasional 27 Juli
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.