Itinerary

Seharian di Semarang, Bisa Traveling ke mana Aja?

Posisinya yang strategis bikin Semarang jadi kota yang pas buat transit. Nah, kalau—entah kapan—kamu harus transit di Semarang seharian, kamu bisa, lho, mengisi waktu dengan jalan-jalan ke beberapa destinasi, misalnya:

kota semarang
Gereja Blenduk di Kota Lama Semarang/Mauren Fitri

1. Kawasan Kota Lama Semarang

Kota Lama Semarang punya “wajah” baru. Tak sedikit bangunan peninggalan Belanda di sini yang dipoles. Revitalisasi Kota Lama memang belum rampung, namun setidaknya kawasan cagar budaya ini sudah enak banget untuk dikunjungi.

Selain berswafoto di Taman Srigunting atau Old City 3D Trick Art Museum, kamu bisa juga menelusuri setiap jengkal sejarah yang tertinggal di kawasan yang digadang-gadang akan jadi warisan cagar budaya dunia UNESCO ini. Kalau mau nambah wawasan, ada teman-teman dari Dutakola, BPK2L, dan Bersukaria yang bisa jadi pemandu kamu selama keliling Kota Lama Semarang.

Fasad Lawang Sewu di Simpang Lima, Semarang/Mauren Fitri

2. Lawang Sewu

Lawang Sewu sejak beberapa tahun terakhir ini mulai lepas dari citra horor dan mistis. Sejak dipugar tahun 2010 lalu, bangunan berarsitektur Belanda ini makin apik dan bersih. Tak ada lagi calo, tak ada lagi wisata “uka-uka” ketika malam tiba.

Tiket masuk bisa kamu dapatkan di loket. Ada juga pemandu resmi yang siap menemani kamu keliling Lawang Sewu dan menilik beberapa sudut memesona di sana. Ada teras utama, kaca patri, pintu (lawang) seribu (hitung sendiri kalau sempat), jembatan antargedung, tangga yang unik, hingga halaman di tengah bangunan dengan pohon beringinnya yang unik.

kota semarang
Wisatawan mengayuh sampan di Maerokoco/Mauren Fitri

3. Puri Maerokoco

Puri Maerokoco sering disebut sebagai taman mini ala Jawa Tengah. Di sini kamu bisa berkeliling ke aneka rumah adat dari 35 kabupaten dan kotamadya yang ada di Jawa Tengah. Anjungan rumah adat di sini cukup lengkap. Di dalamnya tersedia beragam informasi, kerajinan tangan, serta produk industri dari tiap-tiap daerah.

Matahari akan terbenam di ufuk barat, tepat di tengah laut yang terhubung dengan kawasan wisata air Puri Maerokoco. Kamu bisa menikmati senja di sini sembari naik perahu atau becak air.

kota semarang
Liong di Klenteng Sam Poo Kong/Mauren Fitri

4. Klenteng Sam Poo Kong

Selain sejarah, Klenteng Sam Poo Kong juga kental akan akulturasi budaya Cina dan Jawa. Serpihannya bisa kamu tengok hampir di setiap sudut bangunan klenteng. Oh ya, Cheng Ho dan nakhoda kapalnya juga meninggalkan sebuah masjid yang hingga saat ini masih ada di dalam Klenteng Sam Poo Kong, lho.

Di sebuah bagian dinding Klenteng Sam Poo Kong, kamu bisa melihat relief perjalanan Laksamana Cheng Ho yang melakukan perjalanan dari China ke Jawa dan menyebarkan agama Islam di sini. Kisah Cheng Ho pada relief tersebut dibagi menjadi 10 bagian. Setiap ceritanya dilengkapi informasi dalam tiga bahasa yang diletakkan pada bagian relief. Pulang dari sini, banyak banget wawasan baru yang kamu dapat!

kota semarang
“Macaca fascicularis” di kawasan Goa Kreo/Mauren Fitri

5. Goa Kreo dan Waduk Jatibarang

Goa Kreo berada di Jalan Raya Goa Kreo, Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang. Karena tidak berada di tengah kota, kamu harus meluangkan waktu setidaknya 30-60 menit untuk perjalanan menuju ke sana.

Ketika tiba, kamu akan disambut banyak sekali monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang sudah jinak. Namun, hati-hati, monyet-monyet di sini punya kebiasaan “mengincar” bungkusan kresek berwarna hitam dan botol minum yang dibawa pengunjung. Para wisatawan yang ke sini dan memberi makan monyet-menyet itu secara tidak langsung mengubah perilaku mereka.

Nuansa yang ditawarkan Goa Kreo ini cukup mirip dengan Monkey Forest Ubud. Goa Kreo sendiri dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Masjid Agung Demak. Selain Goa Kreo, kamu juga bisa menjajal kapal keliling Waduk Jatibarang, trekking, dan kulineran di warung-warung sekitar lokasi.

Nah, sudah menentukan mau jalan ke destinasi yang mana saat transit di Kota Semarang?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Suka gendong ransel, suka motret, kadang nulis.

Suka gendong ransel, suka motret, kadang nulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *