Sejarah Jakarta makin panjang. Hari ini kota paling semarak di Indonesia ini ulang tahun ke-492. Untuk memperingati ultah Jakarta tahun ini, Pemprov DKI Jakarta menggelar berbagai acara, dari mulai Live Mural Jakarta Anniversary, Bazar Kreatif dan Donasi, Seribu Islands “Indie Festival,” Malam Puncak HUT ke-492 Jakarta di Bundaran HI, sampai Jakarnaval. Kamu tentu boleh banget datang ke acara-acara itu.
Tapi, ada cara lain buat memperingati HUT Jakarta ke-492, yakni jalan-jalan ke destinasi di mana kamu bisa belajar sejarah Jakarta, misalnya lima tempat berikut:
1. Pelabuhan Sunda Kelapa
Untuk belajar sejarah Jakarta, kamu bisa main ke Pelabuhan Sunda Kelapa. Bisa dibilang pelabuhan ini adalah cikal bakal Jakarta modern. Sejarahnya bisa ditarik sampai abad ke-5, semasa Kerajaan Tarumanegara. Di masa itu, pelabuhan ini bernama Sundapura. Di abad ke-12, pelabuhan ini adalah pelabuhan terbesar Kerajaan Sunda atau Pajajaran.
Sekitar abad ke-16, Pelabuhan Sunda Kelapa jadi salah satu pelabuhan terpenting di Nusantara. Sunda Kelapa sempat dikuasai Portugis sampai pasukan Fatahillah datang jauh-jauh dari Demak untuk membebaskannya pada 22 Juni 1527. Kemudian, Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang berarti “kota kemenangan.”
2. Kota Tua Jakarta atau “Oud Batavia”
Kamu juga bisa belajar sejara Jakarta di Kota Tua. Sejarah areal yang juga dikenal sebagai Oud Batavia ini bermula dari kesuksesan Jan Pieterszoon Coen menghancurkan Jayakarta pada 1619. Ia lalu memerintahkan anak buahnya untuk membangun sebuah kota baru bergaya Belanda yang diberi nama Batavia.
Kota baru inilah yang kemudian jadi pusat pemerintahan Hindia Belanda. Makanya nggak heran sampai sekarang di Kota Tua Jakarta masih banyak ditemukan bangunan-bangunan cagar budaya penyintas zaman. Di hari-hari libur, wisatawan bakal memadati alun-alunnya hanya untuk menikmati suasana tua peninggalan zaman baheula.
3. Museum Bahari
Sekarang, tempat ini adalah museum yang menyimpan koleksi kebahariaan Nusantara. Selain perahu dan kelengkapannya, di tempat ini juga ada berbagai koleksi biota laut dan data-data sebaran ikan di penjuru Indonesia.
Tapi, dulunya Museum Bahari yang berada di Jalan Pasar Ikan No. 1 Penjaringan, Jakarta Utara, ini adalah gudang komoditas dagang VOC. Sebelum diekspor ke Eropa, rempah-rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan produk tekstil disimpan di sini. Setelah main ke sini, kamu pasti jadi bakal lebih tertarik untuk mempelajari sejarah Indonesia.
4. Pecinan Jakarta
Salah satu areal di mana kamu bisa menengok ke Jakarta di masa lalu adalah Pecinan Jakarta di Glodok. Ceritanya, setelah Geger Pacinan tahun 1740 silam, masyarakat etnis Tionghoa Jakarta hanya diperbolehkan bermukim di kawasan Glodok oleh penguasa kolonial. Kawasan itu pun kemudian berkembang dengan masih tetap mempertahankan cirinya yang autentik.
Di Pecinan Jakarta kamu bisa menemukan berbagai peninggalan sejarah Jakarta yang begitu menarik, misalnya De Groot Kanaal (Kalibesar), Toko Merah, Toko Obat Lay An Tong, Kelenteng Kim Tek Ie, Gereja Santa Maria Fatima, Rumah Mayor Tionghoa Batavia, dll.
5. Rumah si Pitung
Selain Pecinan Jakarta di Glodok, ada satu lokasi lain tempat kamu bisa mempelajari sejarah perlawanan orang Indonesia terhadap kekuatan kolonial, yakni Rumah Si Pitung di Jalan Kampung Marunda Pulo, Cilincing Jakarta Utara. (Sebenarnya, ini bukan benar-benar rumahnya si Pitung. Hanya sekali si Pitung ke sini, sekitar 1890-an.)
Mungkin di antara kamu ada yang sudah familiar sama nama si Pitung. Tapi, seandainya belum, ini TelusuRI kasih sedikit bocoran. Si Pitung disebut-sebut sebagai Robin Hood-nya Indonesia. Di masa kolonial dulu ia sering menyerang penguasa kolonial lalu memberikan sebagian rampasannya pada rakyat jelata. Sosoknya sempat kembali populer tahun 1970-an dulu saat ceritanya diangkat ke layar lebar sama sutradara Nawi Ismail.
Dari kelima tempat di atas, kamu tentu saja bisa meneruskan penelusuran tentang sejarah Jakarta ke tempat-tempat lainnya! Selamat menjelajah!
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.