Itinerary

7 Tips yang Harus Kamu Baca sebelum Solo Traveling

Kalau sudah bosan traveling berkelompok, mungkin ini saatnya buatmu untuk merasakan sensasi cara bertualang lain: solo traveling. Tapi, sebelum cus mending kamu baca dulu 7 tips solo traveling berikut:

1. Siapkan rencana B dan C

solo traveling

Merencanakan perjalanan sama serunya dengan mencatatkan perjalanan itu via pexels.com/Pixabay

Merancang itinerary itu penting, minimal supaya kamu tahu apakah uang yang kamu bawa sudah sesuai dengan kebutuhan selama perjalanan. Tapi, selain itinerary yang sudah kamu bikin, kamu perlu juga memikirkan rencana B dan C buat jaga-jaga seandainya terjadi apa-apa.

Misalnya waktu bis, kereta api, atau pesawat yang kamu tumpangi telat dan angkutan umum ke penginapan sudah habis. Akan lebih membantu kalau kamu sudah riset tentang angkutan alternatif yang bisa mengantarkanmu ke tujuan.

2. Sisakan “tempat” untuk petualangan

solo traveling

Memanjat tebing via pexels.com/Pixabay

Meskipun kamu sudah nyusun itinerary berikut rencana B dan C, kamu juga mesti fleksibel dan memberi “tempat” untuk petualangan-petualangan tak terduga. Nggak apa-apa berbelok sedikit dari rencana. Toh salah satu yang kamu cari dari perjalanan adalah petualangannya, ‘kan?

Misalnya kamu sudah ada rencana ke atraksi wisata A tapi kamu malah terdistraksi sama atraksi B—nggak apa-apa. Ikuti saja kata hatimu. Siapa tahu kamu malah bisa bawa pulang pengalaman yang berbeda dari orang lain.

3. Bawa tas pinggang kecil

solo traveling

Ilustrasi persiapan jalan-jalan via pexels.com/Lum3n.com

Tas pinggang kecil ini gunanya untuk menyimpan barang-barang berharga seperti kartu identitas dan uang cadangan.

Kalau bisa yang kamu bawa adalah tas pinggang kecil banget yang bisa kamu sembunyikan di balik baju yang kamu kenakan. (Tas pinggang jenis ini harganya lumayan murah. Salah satu vendor peralatan petualangan terbesar di Indonesia menjualnya sekitar Rp 50.000.) Kalau nggak punya, kamu mungkin bisa melepas kepala keril dan menjadikannya semacam ransel kecil.

4. Bawa “hammock”

solo traveling

Di atas “hammock” via pexels.com

Punya hammock? Bawa saja pas solo traveling. Ayunan kain ini bakal berguna saat kamu “terjebak” malam di suatu tempat yang masih jauh dari sentuhan pariwisata sehingga susah mencari penginapan.

Kamu tinggal mencari dua tiang (atau batang pohon), mengaitkan hammock kamu di sana, dan berayun-ayun sambil menunggu pagi. Alternatif lain adalah terpal (tarp) yang bisa kamu kreasikan jadi tarp tent atau bivak sederhana.

5. Cari warung kopi

solo traveling

“The adventure begins” via pexels.com/Simon Migaj

Kalau kamu kesulitan menemukan penginapan atau moda transportasi, nggak ada tempat lain yang lebih pas buat dituju selain warung kopi. Kenapa? Soalnya di sana orang-orang lokal dari berbagai latar belakang berkumpul. Di antara mereka pasti ada yang punya kenalan sopir angkutan atau pemilik penginapan.

Nongkrong aja dulu di sana sambil menenangkan diri. Lama-lama juga pasti bakal ada yang nyamperin kamu dan nanya ini itu. Kalau bisa, mereka pasti bakal bantu kamu.

6. Kalau tak ada motor sewaan murah, gunakan moda transportasi lokal

solo traveling

Naik motor via pexels.com/bruce mars

Jika kamu kebetulan solo traveling ke daerah yang pariwisatanya belum semarak sehingga belum ada persewaan motor, jangan ragu-ragu buat menggunakan moda transportasi lokal yang tersedia di sana.

Kamu bisa “menyamar” jadi penduduk setempat dan naik angkot. Nggak susah, kok. ‘Kan kamu cuma perlu bilang “Minggir, Pak” dalam bahasa lokal pas mau berhenti. (Inilah serunya solo traveling, kamu nggak perlu jadi pusat perhatian karena ke mana-mana berombongan.)

7. Selalu waspada

solo traveling

Menelusuri pegunungan via pexels.com/Nina Uhlíková

Saat solo traveling yang bisa kamu andalkan hanya dirimu sendiri. Jadi kamu harus selalu waspada dan awas terhadap keadaan sekitar. Soalnya insiden-insiden yang menimpa para pejalan kebanyakan berawal dari ketidakwaspadaan.

Ingat kata Bang Napi: “Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah!”

Jadi kapan mau solo traveling?


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Header: pexels.com/Abhiram Prakash

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *