ItineraryPilihan Editor

Kenalan sama 7 Pasang “Gunung Kembar” di Indonesia

Begitu melihat daftar di bawah, pasti banyak yang protes: “Kembar apaan? Mirip aja enggak.” Lur, kembar itu ada dua jenis: fraternal dan identik. Yang mirip itu kembar identik. Kembar fraternal nggak mesti mirip. Oke. Kalau sudah satu frekuensi soal “kembar,” baru kita bisa ajak kamu berkenalan dengan 7 pasang gunung kembar di Indonesia:

1. Sibayak dan Sinabung

gunung kembar

Gunung Sinabung via id.wikipedia.org

Pasangan gunung kembar yang terletak di Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara, ini jadi dua gunung “andalan” para pendaki lokal. Konon, Gunung Sibayak (2.212 mdpl) sudah didaki sejak masa kolonial.

Gunung Sibayak sekarang sedang tenang. Beda sama saudara kembarnya, Gunung Sinabung (2.460 mdpl) sampai kini masih terus mengeluarkan asap dan membuat warga sekitar selalu waspada. Beberapa tahun lalu, Sinabung sempat meletus hebat sehingga warga terpaksa mengungsi dari rumah selama beberapa waktu.

2. Marapi dan Singgalang

gunung kembar

Cadas Gunung Singgalang/Fuji Adriza

Turun sedikit dari Sumatera Utara, ada gunung kembar lain yaitu Marapi (2.891 mdpl) dan Singgalang (2.877 mdpl). Bagi pendaki Sumatera Barat, dua gunung itu wajib didaki. Belum afdol rasanya menjadi pendaki gunung kalau belum pernah menginjakkan kaki di kedua puncak gunung itu.

Karakter keduanya jauh berbeda. Gunung Marapi masih aktif. Beberapa kawahnya masih terus mengeluarkan asap. Kembarannya, Gunung Singgalang, sudah lama mati. Kawahnya sudah ditutupi air membentuk sebuah danau luas bernama Talago Dewi. Soal durasi pendakian, perlu waktu lebih lama buat naik Singgalang daripada Marapi.

3. Gede dan Pangrango

gunung kembar

Alun-Alun Mandalawangi Pangrango via ceritapejalan.com

Meskipun sama-sama terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), Gede (2.958 mdpl) dan Pangrango (3.019) adalah dua gunung yang berbeda. Kalau kamu naik dari Cibodas, di Kandang Badak bakal ada persimpangan. Memilih lurus kamu akan tiba di Puncak Gede, sementara belok kanan kamu akan tiba di Puncak Pangrango.

Gunung Gede sedikit lebih rendah dari Gunung Pangrango. Namun Gede lebih diminati sebab medan pendakiannya tidak seterjal trek ke titik tertinggi Pangrango. Gunung kembar ini punya satu ciri yang sama: sama-sama punya taman edelweiss. Di Gede ada Alun-Alun Suryakencana, sementara di Pangrango ada Alun-Alun Mandalawangi yang jadi favorit Soe Hok Gie.

4. Sumbing dan Sindoro

gunung kembar

Puncak Gunung Sumbing/Fuji Adriza

Barangkali ”Double S” atau “Gunung Susi” (Gunung Sumbing dan Sindoro) ini adalah gunung kembar di Indonesia yang paling mirip satu sama lain. Dari jauh mereka tampak seperti sepasang kembar identik. Tapi, kalau didekati bakalan kelihatan kalau kedua gunung itu punya penampilan yang agak berbeda.

Base camp kedua gunung ini cuma dipisahkan oleh beberapa kilometer jalan aspal. Lucunya, Garung, pintu pendakian Sumbing, terletak di Kabupaten Wonosobo, sementara Kledung, gerbang pendakian Sindoro, masuk ke dalam wilayah Kabupaten Temanggung. Sumbing (3.371 mdpl) sedikit lebih tinggi ketimbang Sindoro (3.136 mdpl). Puncak Sumbing bergerigi, sementara bagian tertinggi Sindoro mulus seperti lengkung parabola. Di beberapa bagian dekat puncak, kedua gunung itu punya satu ciri yang sama: ada padang rumput alias sabana.

5. Merapi dan Merbabu

gunung kembar

Merbabu tampak dari dekat Pasar Bubrah Merapi/pendakiindonesia

Mitologi Jawa nganggap Merapi (2.930 mdpl) sebagai gunung lanang (laki-laki) dan Merbabu (3.142 mdpl) sebagai gunung wadon (perempuan). Sepasang gunung kembar ini adalah dua gunung favorit pendaki sekitar Jawa Tengah buat pendakian Sabtu-Minggu. Beberapa klub pencinta alam menjadikan kedua gunung itu sebagai lokasi diklat lanjutan gunung hutan.

Merbabu lebih tinggi dari Merapi. Namun, tidak seperti Merapi yang masih aktif sampai sekarang, Merbabu sudah tak lagi menggebu-gebu (meskipun di beberapa titik masih tercium bau belerang). Perlu waktu yang lebih lama tiba di pucuk Merbabu dibandingkan Merapi.

6. Arjuno dan Welirang

gunung kembar

Matahari terbit di Gunung Arjuno via wego.com

Sepasang gunung kembar di Jawa Timur ini disingkat akrab oleh para pendaki sebagai “AW.” Arjuno (3.339 mdpl) terkenal dengan keangkeran Alas Lali Jiwo, sementara Welirang (3.156 mdpl) tersohor sebagai salah satu lokasi penambangan belerang.

Biasanya, para pendaki ke Arjuno dulu baru ke Welirang. Lokasi kemping favorit adalah Lembah Kidang, padang rumput luas yang diapit perbukitan. Tapi, hindari naik Arjuno-Welirang pas musim hujan. Kemungkinan besar kamu bakal terkena badai. Karena trek Arjuno-Welirang punya banyak persimpangan, kamu mesti hati-hati sekali memilih jalur biar nggak nyasar.

7. Bawakaraeng dan Lompobattang

gunung kembar

Tugu di titik tertinggi Bawakaraeng via sulselsatu.com

Bawakaraeng (2.830 mdpl) dan Lompobattang (2.871 mdpl) yang terletak di Sulawesi Selatan adalah sepasang gunung kembar yang medannya paling ekstrem. Terletak dekat garis khatulistiwa, kedua gunung ini ditutupi hutan hujan tropis yang masih rapat.

Pendakiannya pun lumayan lama. Naik Bawakaraeng saja perlu 2-3 hari. Kalau ditotal, pendakian lintas Bawakaraeng-Lompobattang bisa memakan waktu sekitar lima hari, tergantung stamina. Buat maraton melintasi kedua gunung itu, pastikan dulu kondisi fisik dan mental kamu dalam keadaan fit.

Jadi, mau naik gunung kembar yang mana dulu, lur?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *