Pas ngeliat foto temen-temenmu yang sedang/baru pulang jalan-jalan, pasti kamu bakalan iri. Kamu pasti bakal ngebatin, “Enak banget sih dia jalan-jalan!”
Kamu boleh saja mikir kayak gitu. Tapi kayaknya kamu mesti tahu juga kalau dia mesti melewati banyak penderitaan sebelum bisa jalan-jalan, misalnya:
1. Rela menabung lama
Buat jalan-jalan, tentu mereka mesti punya modal. Untuk ngumpulin modal jalan-jalan, mereka mesti nabung lama banget. Sesekali mungkin saja mereka mesti puasa. Mereka juga bakal susah payah menahan godaan-godaan yang datang, misalnya buat beli ini-itu, nonton konser band ini-itu, dll.
Tapi ya mereka nggak peduli. Soalnya itu mereka lakukan demi pergi ke tempat-tempat yang sudah lama pengen mereka lihat, buat berinteraksi dengan orang-orang yang sudah lama pengen mereka temui, buat merasakan pengalaman-pengalaman yang hanya bisa dirasakan sedikit orang.
2. Ngubek-ngubek informasi dari sana-sini
Mereka juga mesti menginvestasikan banyak waktu buat riset kecil-kecilan menggali segala informasi yang bakalan dibutuhkan saat bertualang. Informasinya nggak sedikit, lho. Mereka mesti cari tahu soal aksesibilitas, informasi, bahkan sampai kondisi sosial kemasyarakatan setempat.
Nggak semua orang betah buat browsing lama-lama di dunia maya, atau nyamperin temen-temennya yang sudah pernah ke sana buat dimintain saran dsb. Tapi, ya, itu tadi. Mereka nggak bakal nganggap itu sebagai sebuah hambatan. Malah itu bakal jadi bahan bakar supaya mereka makin semangat buat mewujudkan keinginan jalan-jalan.
3. Susah payah merencanakan perjalanan
Perjuangan mereka nggak berhenti di mengumpulkan informasi. Semua yang sudah mereka dapat itu kemudian mesti diolah dan dirangkai menjadi sebuah perencanaan perjalanan atau itinerary.
Proses penyusunan itinerary ini bisa berlangsung lama. Soalnya, bisa jadi mereka bakal menemukan alternatif lain yang lebih pas buat mereka, entah soal rute, tempat menginap, moda transportasi, dll. Banyak yang nggak tahan sama proses ini dan lebih memilih meng-copas itinerary orang lain.
4. Berkemas alias “packing”
Menjelang hari keberangkatan, mereka mesti repot-repot memilih-milih barang untuk dibawa berangkat. Semuanya yang dibutuhkan mesti dimasukkan ke dalam ransel atau koper yang dimensinya tidak seberapa.
Kalau ada yang masih kurang, mau nggak mau mereka mesti mendapatkannya, entah dengan cara meminjam atau—kalau harganya masih terjangkau—membelinya. Tapi ya kayaknya mereka merasa oke-oke saja. Soalnya ini adalah pertanda kalau sebentar lagi mereka bakal melanglang buana.
5. Deg-degan menunggu jadwal keberangkatan
Saat semuanya sudah beres, mereka mesti deg-degan menunggu jadwal keberangkatan. Hari-hari bakalan terasa lama banget karena mereka menghitung detik demi detik yang berlalu. Tapi, penderitaan ini tentu bakal berakhir saat mereka bangun di hari-H.
Gimana? Mau ikut jejak mereka jalan-jalan? Sudah siap menahan segala penderitaan itu?
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.