Itinerary

Merasakan 1 dari 4 Hal Berikut? Tandanya Kamu Harus Bertualang

Satu dari empat hal berikut mungkin pernah dirasakan oleh sebagian besar manusia. Tapi, kebanyakan orang meresponnya dengan menggerutu—atau menyesali nasib. Nah, coba kita lihat empat hal itu dari sudut pandang yang berbeda: bisa jadi itu adalah alasan bagimu untuk bertualang.

Apa saja sih memangnya?

1. Merasa bosan dengan keadaan kota

petualangan

Naik jip di menelusuri setapak di hutan via pexels.com/Tirachard Kumtanon

Hal ini mungkin pernah dialami oleh setiap orang. Lelah dengan hiruk-pikuk kehidupan kota, misalnya pekerjaan, kemacetan jalanan, pergi berbelanja, atau bahkan istirahat di rumah, mungkin terpikirkan olehmu untuk liburan.

Namun ada yang aneh. Semestinya ‘kan liburan “menghasilkan” sesuatu, misalnya perasaan senang, sehingga sepulang dari liburan kamu bakal kembali bersemangat melanjutkan rutinitas. Tapi kok ya sepulang liburan rasanya begitu-begitu saja?

Hm… Barangkali yang kamu perlukan bukan liburan tapi petualangan. “Lho, memang apa bedanya liburan dengan petualangan? Bukannya sama saja?”

Saat liburan, kamu sudah merencanakan semuanya dari awal sampai akhir. Kamu pergi ke tempat-tempat wisata yang sudah tenar, makan di tempat ngehits versi media sosial.

Petualangan agak lain. Kamu memang harus punya rencana mau pergi ke mana. Tapi, rencana yang kamu buat sekadar garis besar tujuan dan timeline perjalanan. Kamu memberikan ruang selebar-lebarnya pada spontanitas. Makanya cerita kamu nantinya bakal otentik, beda sama cerita-cerita liburan lainnya.

Jadi, siap untuk cuti dari rutinitas dan memulai sebuah petualangan?

2. Mengalami krisis kehidupan

petualangan

Berjalan di samping rel kereta api via pexels.com/Ajay Bhargav Guduru

Momen-momen ketika kamu mengalami krisis kehidupan adalah saat yang paling tepat untuk pergi bertualang. “Krisis kehidupan yang kayak gimana?” kamu bertanya.

Misalnya tugas akhir kuliah yang mentok, usaha yang sedang turun, atau mungkin kamu lagi bingung dengan kehidupanmu yang begitu-begitu saja.

Sebuah petualangan mungkin bisa jadi solusi atas persoalan-persoalan itu. Kamu bakal dapat banyak ide baru, hal baru, yang mungkin berada di luar nalarmu sendiri. Nggak jarang kamu bakal bilang “Oh, begitu” karena sadar kamu selama ini kamu melewatkan satu, dua hal penting.

Jangan lupa juga buat bawa buku catatan kecil untuk menuliskan setiap kejadian unik yang kamu alami. Mungkin itu nantinya bakal menjadi referensi dari ide-ide gila yang akan membantumu melanjutkan hidup.

3. Putus cinta

petualangan

Mengagumi pemandangan via pexels.com/Oziel Gómez

Iya, sih. Putus cinta itu berat. Tapi kamu tetap harus move on. “Iya, tapi nggak bisa. Aku bingung,” jawabmu.

Nah, mungkin kamu harus pergi ke tempat-tempat yang selama ini belum pernah kamu kunjungi. Kenapa? Karena kalau kamu cuma pergi ke tempat yang biasa kamu datangi, pasti susah banget buat move on.

Bumbui perjalananmu itu dengan petualangan. Nggak usah petualangan-petualangan besar—kecil-kecil aja. Yang penting kamu keluar dan bersenang-senang.

Mungkin malah saat bepergian kamu akan ketemu sama cemceman baru—ya, itu bonus saja. Selain itu, petualangan bakal ngasih kamu banyak topik untuk dibicarakan, yang bakal membantu kamu untuk melupakan mantan.

Tapi, meskipun pada akhirnya kamu belum ditakdirkan ketemu “yang baru” pas bertualang, jangan sedih. Setidaknya kamu sudah mencoba sekuat tenaga untuk move on.

4. Ingin punya cerita yang berbeda

petualangan

Terjun payung via pexels.com/Pixabay

Kalau kamu pengen punya cerita yang berbeda dari kisah-kisah yang banyak diceritakan di blog orang, bertualanglah.

Cobalah segala alternatif yang ada. Memang benar, kadang petualangan “buta” sangat berisiko. Kamu mungkin bakal mengalami hal-hal nggak enak, misalnya nyasar jauh dari tujuanmu. Mungkin juga kamu akan menggerutu dan membatin dalam hati bahwa ini adalah petualangan terburukmu.

Tapi, siapa tahu juga petualangan itu malah membawa kamu ke tempat-tempat baru yang cuma segelintir orang yang tahu. Kamu bakal bawa pulang cerita-cerita yang otentik.

Pertanyaannya sekarang: apakah kamu siap buat mengambil risiko yang menyertai sebuah petualangan? Orang-orang zaman dulu yang melakukan first ascent ke puncak-puncak tertinggi berani mengambil risiko itu, dan sekarang nama mereka jadi legenda.

“Terus gimana caranya bertualang?” Saya nggak akan menuliskan cara bertualang. Itu tugasmu untuk merangkumnya dari setiap cerita teman-temanmu, buku, film, atau blog.

Selain itu, kumpulkan juga mental dan keyakinanmu untuk bertualang. Ini penting, sebab petualangan sama halnya dengan memasuki pintu-pintu baru yang akan membawa kepada banyak kemungkinan.

Pokoknya, kata kuncinya adalah do it, deal with it, live with it, love it, and remember all of it.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Pencinta alam yang sudah tak aktif lagi berorganisasi. Sedikit bicara, lebih banyak iseng. Bandung.

Pencinta alam yang sudah tak aktif lagi berorganisasi. Sedikit bicara, lebih banyak iseng. Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *