Sepulang jalan-jalan, tentulah kamu bakalan ngumpul lagi sama teman-teman. Nah, pas ngumpul-ngumpul itu kamu bakalan menerima dua pertanyaan yang sulit banget buat kamu jawab:
1. Minta itinerary-nya, dong?
Sebenarnya kamu bisa aja ngasih itinerary. Tapi cuma itinerary kasar, misalnya tanggal sekian kamu di sini dan tanggal sekian kamu di sana.
Pertanyaan soal itinerary jadi sulit untuk dijawab karena pas jalan-jalan kamu lebih sering kelayapan tanpa tanpa terlalu mempedulikan itinerary. Kenapa? Soalnya di jalan kamu bakal mendapat banyak informasi tambahan yang sebelumnya nggak kamu temukan pas browsing di internet.
Selain itu, itinerary erat kaitannya sama gaya perjalananmu. Kalau kamu travelingnya jauh dan sering berpindah, tentu kamu nggak punya waktu lagi buat mikirin detail-detail, misalnya jam segini kamu di sini atau jam segini kamu di sana. Bakalan banyak hal lebih krusial yang kamu pikirin, misalnya besok ke kota selanjutnya ada angkutan nggak, ya? Terus kalau nyampenya tengah malam saya harus ngapain sampai hari terang?
Lain soal kalau kamu cuma traveling ke satu kota dan menjelajahinya selama beberapa hari. Kalau kasusnya kayak gitu, kamu lebih selo dan punya waktu banyak buat mikirin mau ke mana aja, mau makan di mana, mau menyaksikan matahari terbenam di mana.
2. Bujetnya berapa?
Pertanyaan berikutnya yang bakalan sulit untuk dijawab sepulang jalan-jalan adalah soal bujet. Sama seperti itinerary, bujet adalah soal gaya.
Kalau yang kamu cari adalah pengalaman—meskipun bakalan nggak enak—kemungkinan besar bujet kamu bakalan miring banget. Soalnya pasti kamu akan milih transportasi dan akomodasi yang semurah mungkin. Alasannya apa lagi kalau bukan supaya kamu bisa jalan-jalan sejauh mungkin.
Sebaliknya, kalau seorang pejalan mencari kenyamanan, bujetnya juga bakalan bertambah. Pejalan yang mencari kenyamanan pasti nggak bakalan mau naik kereta kelas paling rendah, atau menginap di hostel.
Belum lagi soal faktor durasi perjalanan. Bujet buat perjalanan durasi panjang pastilah bakal lebih tinggi ketimbang perjalanan berdurasi pendek.
Kamu sendiri sering nanyain dua hal itu nggak ke teman-temanmu yang baru pulang jalan-jalan? Atau, sebaliknya, jangan-jangan justru kamu yang sering banget ditanyain dua hal itu?
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.