“Menghancurkan suatu bangsa sangat gampang, hancurkan saja sistem pendidikannya,” celoteh salah satu teman saya ketika berdebat mengenai sistem pendidikan Indonesia. Dalam hati, saya menyetujui pendapatnya, sistem pendidikan yang baik akan menghasilkan anak bangsa yang cerdas. Sistem pendidikan kita memang masih carut-marut dalam pelaksanaannya. Tetapi berbagai upaya telah dilakukan untuk menutupi celah tersebut, baik oleh swasta, non profit, ataupun pemerintah sendiri.
Salah satu upaya anak bangsa dalam memajukan pendidikan adalah program Wisata Sekolah. Pada websitenya, Wisata Sekolah dijelaskan sebagai pionir School Trip Organizer di Indonesia yang menggunakan kurikulum tematik sekolah. Sebagai School Trip Organizer, tentu kehadirannya diharapkan akan mempermudah sekolah-sekolah dalam mengadakan trip edukasi.
TelusuRI mewawancarai salah satu pengurus Wisata Sekolah yaitu Candha Adwitiyo, sebagai Chief Operational Officer di Wisata Sekolah. Latar belakangnya sebagai pemandu wisata membuatnya percaya diri untuk memimpin Wisata Sekolah ke arah yang lebih baik.
Sebagai pemuda/i Indonesia, kontribusi apa yang kamu lakukan untuk mendukung industri wisata edukasi?
Industri wisata edukasi di Indonesia belumlah menjadi fokus, padahal pasar untuk wisata edukasi sangatlah besar, kita bisa lihat berapa jumlah sekolah di seluruh Indonesia beserta murid-muridnya. Indonesia juga memiliki ratusan destinasi baik yang sudah dikenal bahkan belum terkenal, hingga kebudayaan yang beragam menjadikan sebagai salah satu hal penting untuk kita pahami tentang keberagaman ini. Hadirnya kami yang disebut sebagai School Trip Organizer pertama di Indonesia.
Kami merupakan penyelenggara semua kegiatan traveling yang bernilai edukasi atau pendidikan. Kita ingin membawa wisata edukasi ini seperti benar-benar edukasi namun fun. Karena hari ini banyak penyelenggara yang meminimalisir edukasi, bahkan lebih banyak sekedar jalan-jalan saja.
Bisa diceritakan insight yang melatarbelakangi Mas Candha mendirikan Wisata Sekolah?
Latar belakang kami adalah guru, bahkan hingga kini tim kami pun juga pernah menjadi guru. Kami memahami betul kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh para guru ketika ingin menyelenggarakan trip lapangan dengan tema tertentu. Mereka harus menghubungi banyak pihak seperti tempat penginapan, transportasi, serta objek. Ketika tur tersebut berjalan, mereka juga harus memastikan perjalanan berjalan lancar bersamaan dimana mereka harus memastikan murid bisa menikmati dan mendapatkan nilai dari perjalanan mereka.
Dengan adanya kami disini, akan bersinergi dengan para guru, memastikan perjalanan lancar dan guru juga bisa fokus ke tema pembelajaran dalam tur serta mereka juga bisa menikmati perjalanan wisata ini.
Siapa saja yang menjadi target market dari Wisata Sekolah ini?
Target market kami sebenarnya sangat luas, namun sampai hari ini kami fokus ke semua sekolah dengan berbagai tingkatan di seluruh Indonesia agar mereka bisa mengenal Indonesia lebih jauh. Karena hari ini kita dihadapkan oleh kebanyakan orang ingin mengenal Korea, Thailand, Malaysia, padahal kita jauh lebih kaya akan budaya, biota, flora fauna, alam, dsb.
Tapi dalam waktu dekat kita juga memulai untuk mengambil peluang di pasar Asia Tenggara, untuk mengajak mereka datang (inbound) ke Indonesia dengan format wisata edukasi.
Misi besar apa yang ingin dicapai oleh Wisata Sekolah?
Kami ingin membawa wisata edukasi menjadi sebuah industri, sehingga akan dapat meningkatkan salah satu bagian/irisan di dunia pariwisata di Indonesia. Untuk membawa wisata edukasi, kami sadar betul ini adalah hal yg berbeda dari wisata-wisata yang biasanya ada karena disini kami punya beban moral dalam mendidik, kami juga punya SOP bagaimana untuk menangani para pelajar baik jumlah kecil ataupun besar.
Tentunya juga dengan tematik nya, dimana ini menjadi kebutuhan sekolah nilai apa yang ingin didapatkan dari wisata edukasi ini. Dan yang paling penting adalah Safety and Security, yang terkadang kita suka menggampangkan dan menjadikan hal yang biasa, menurut kami ini sangatlah penting.
Apa yang membedakan Wisata Sekolah dengan trip organizer lain yang sejenis?
Tim kami adalah former teacher. Kami tidak mengedepankan leisure tapi education with leisure. Kami punya tim yang akan menyusun program wisata tematik sesuai kebutuhan sekolah yang menggunakan K-13, IB atau Cambridge, sehingga mudah bagi sekolah untuk memilih bentuk nilai yang diinginkan. Kami juga akan mengkurasi objek/kegiatan yang menurut kami sesuai dengan standar, fasilitas serta komponen lain demi menunjang kebutuhan edukasi serta partner yang menunjang sisi keamanan dan keselamatan.
Bisa diceritakan makna dibalik #wisatabebascemas?
Ini menarik, kami memiliki seorang mentor yang hebat. Waktu perkenalan kami dengan mentor, beliau mencoba menggali dan mengenali tentang wisata sekolah. Akhirnya tercetus ide #tripbebascemas, karena bisnis yang kita jalankan ini adalah bisnis kecemasan.
Kecemasan para guru akan berjalan lancarkah tripnya, karena mereka tidak mengenal lapangan, tapi kami kenal dengan lapangan, bahkan kami mengkurasi trip tersebut, kita pilih mana yang terbaik. Adalagi kecemasan orangtua, apakah anaknya terjaga dengan baik, bagaimana transport nya, bagaimana makannya, tentu disini kami sudah siapkan sedemikian rupa seperti sabuk pengaman di bus, makanan yang mudah diterima oleh anak-anak, objek serta akomodasi yang aman untuk anak-anak. Dengan itulah kami ingin menunjukkan bahwa jika trip bersama Wisata Sekolah, anda akan merasakan bebas cemas.
Harapan Mas Candha untuk [industri] pariwisata Indonesia kedepannya seperti apa?
Harapan saya industri pariwisata Indonesia semakin maju khususnya wisata edukasi, ada regulasi dan pengawasan yang jelas. Sehingga tidak ada penyelenggara yang “nakal”. Pariwisata ini berhubungan dengan banyak pihak dan ini berantai. Jika semua punya regulasi dan standard yang sama, maka persaingan pun akan sehat. Di beberapa negara lain, seperti di Inggris, sekolah dinyatakan bersalah jika tidak menggunakan operator dalam penyelenggaraan wisata edukasi.
Foto header: wisatasekolah.com
Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.
Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.