Travelog

Mencicipi Sop Senerek Bu Atmo Magelang

Perut ini mulai keroncongan. Setelah dingat-ingat, ternyata memang belum ada makanan yang masuk ke lambung saya sejak pagi.

Maka, rampung membereskan tas dan check out dari hotel, saya mampir makan siang di Warung Makan Senerek Bu Atmo yang terletak di Jalan Mangkubumi No. 3, Magelang. Warung ini direkomendasikan seorang kawan lama asli Magelang. Katanya, sop di sini enak.

warung makan senerek bu atmo
Spanduk Warung Makan Senerek Bu Atmo/Mauren Fitri

Cuaca lagi panas-panasnya pas saya tiba di Warung Makan Senerek Bu Atmo. Jejeran motor menyambut kedatangan saya. Dalam hati saya bergumam, “Kayaknya nggak salah pilih tempat makan, nih, soalnya ramai.”

Kalau nggak punya referensi, saya punya cara sendiri untuk memilih tempat makan saat melancong. Saya akan mampir ke tempat yang ramai, meskipun wujudnya cuma warung sederhana. Kenapa? Biasanya tempat makan yang ramai itu menyajikan masakan yang enak. Kalau nggak enak, orang-orang nggak bakal sampai rela antre.

Begitu memasuki warung, saya langsung tertarik melihat panci besar dengan asap mengepul. Isinya kaldu sop. Aroma gurih menyeruak dari sana.

Sebagai pencinta daging babat yang masih newbie, saya bersemangat memesan sepiring sop senerek babat plus nasi setengah porsi. Nggak pakai lama, pesanan pun tiba dan siap untuk disantap.

Warung makan legendaris di Magelang

warung makan senerek bu atmo
Kuah kaldu sop lezat/Mauren Fitri

Warung Makan Senerek Bu Atmo adalah salah satu tempat makan legendaris di Magelang. Eksis sejak tahun 1967, warung ini menyajikan makanan yang terbuat dari kacang polong merah. Usut punya usut, ternyata kata “senerek” berasal dari “snert,” yakni sop kacang polong khas Belanda. Di Manado juga ada sop semacam ini, yakni brenebon.

Seporsi sop senerek di piring saya berisi kacang merah, wortel, daging babat, lengkap dengan taburan daun bawang dan bawang merah goreng yang disirami kuah segar dari panci menganga yang menguarkan aroma gurih tadi.

Kalau nggak doyan babat, kamu bisa memilih topping lain, yaitu daging sapi dan daging ayam. Sebenarnya sop ini juga bisa ditambahi bayam rebus. Tapi, karena nggak terlalu suka sayuran, saya memakannya tanpa bayam. Bagi saya, aneh saja mendapati bayam rebus dicampur dengan sop selezat ini.

Meski berwarna bening, rasa kuah kaldunya sangat gurih. Potongan wortel dan kacang polong merahnya direbus dengan tingkat kematangan yang pas, nggak mlodrok. Dan, yang paling saya suka, daging babatnya empuk, nggak alot. Tempe dan tahu bacem yang tersedia di meja menjadi pelengkap makan siang saya hari itu.

Nggak hanya menyediakan sop senerek, Warung Makan Senerek Bu Atmo juga punya sajian lain seperti nasi brongkos, nasi pecel, dan nasi rames. Ditemani segelas es tape ketan hijau dan beras kencur, makanan-makanan di warung ini lebih dari cukup buat jadi pemadam kelaparan pas jam makan siang.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage TelusuRI.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Mauren Fitri

Suka gendong ransel, suka motret, kadang nulis.

Suka gendong ransel, suka motret, kadang nulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *