Beberapa waktu yang lalu rangkaian acara kolaborasi antara SENYAWA+ dan TelusuRI dengan tajuk “Sekolah TelusuRI: Perjalanan Lestari” resmi berakhir. Lokakarya ‘Perjalanan Lestari’ adalah sebuah pelatihan daring pembuatan video bertemakan lingkungan yang ditujukan bagi para pejalan dan penggiat konten media sosial.

Tema perjalanan lestari dipilih dengan tujuan menumbuhkan kesadaran akan lingkungan yang lestari dan menambah wawasan sebagai pejalan yang ikut andil dalam menjaga lingkungan. Acara ini berkolaborasi dengan beberapa influencer, videographer, dan penulis perjalanan dan didukung oleh Kemenkumham, Friedrich Naumann Foundation, dan Climate Institute.

Dari rangkaian lokakarya yang sudah dilaksanakan selama 7 hari membuahkan 13 video kampanye bertema perjalanan lestari. Dan, ini dia 5 video terbaik yang dipilih oleh para juri. Mari sebarkan!

Ketika Alam Menyapa Lewat Pandemi

Ketika Alam Menyapa Lewat Pandemi merupakan karya video dari Muhammad Valendra, Erwin Wahyu Megantoro, dan Debby Alin Anugerah Dewi. Video ini menampilkan cerita manusia yang dalam kesehariannya mulai melupakan lingkungan sekitarnya. Polusi dan sampah seakan menjadi hal yang lumrah untuk mengotori lingkungan. COVID-19 mulai menyebar dan menjadi wabah yang menakutkan. Pandemi adalah sapaan alam saat manusia lupa akan tempat tinggalnya.

Cianjur Story

Cianjur Story menceritakan tentang Kota Cianjur yang mempunyai slogan ngaos, mamaos, maenpo. Menceritakan keindahan Cianjur yang tersohor dengan latar belakang persawahan hijau, Gunung Padang, dan diiringi alunan musik yang menggugah. 

Selain mengajak para pejalan untuk menelusuri pariwisata Cianjur, mereka mengajak untuk tidak buang sampah sembarangan saat berwisata. Tentu tidak sekarang, nanti ketika pandemi sudah bisa diajak berkompromi.

Mereka juga mengajak teman-teman pejalan untuk, minimal bisa ikut serta menanam pohon setelah melakukan kegiatan wisata alam. Ibaratkan tebus dosa jejak karbon yang kita keluarkan saat traveling lah ya. Dan tentunya, hal ini sangat bermanfaat untuk kelangsungan makhluk hidup di sekitar kita.

Cianjur Story merupakan karya dari Suhendra, Nia Alawiyah, dan Panji.

Andaikata 

Andaikata merupakan video perjalanan lestari karya Ade Setyaningrum Sutrisno, Stevanus Manuel, Petra Hormati, dan Cut Meviantira Nanda. Video ini bercerita tentang sisi kelam tempat pariwisata yang penuh sampah, yang sangat berbeda jauh dari kenyataan di sosial media. 

Dalam video digambarkan sampah yang dibuang di sungai pegunungan, berakhir dalam mulut ikan di lautan. Miris. Andaikata manusia tidak membuat kerusakan dan kerugian dengan membuang sampah sembarangan. Penyesalan haruslah dibarengi dengan aksi nyata terhadap lingkungan. Tugas kita adalah memanusiakan suatu tempat dengan segala isinya. Sebelum, sesaat, dan sesudah mengunjunginya. 

Kenyataan yang dilihat di sekitar adalah sampah dan itu menyakitkan. Andaikata manusia bisa lebih bijak dalam menikmati anugerah tuhan yang terindah, mungkin kita bisa hidup di dunia yang lebih layak.

Liburan Tanpa Produksi Sampah

Liburan Tanpa Produksi Sampah merupakan video karya Nico Krisnanda, Rony Tri, dan Riga Prasidya. Diakui ataupun tidak, traveling adalah salah satu hobi yang dilakukan oleh banyak orang dikala waktu senggang atau liburan tiba. Namun, tanpa kita sadari kegiatan traveling ini juga berpotensi untuk menghasilkan banyak sampah. Terkadang, kita membeli suatu barang tanpa memikirkan sampah yang kita hasilkan. Lalu, apa yang bisa pejalan lakukan?

Zero waste traveling adalah suatu upaya yang dapat kita lakukan untuk mengurangi limbah yang dihasilkan selama bepergian. Mulai dari menggunakan transportasi umum, hingga membawa toiletries pribadi. Bijak dalam memilih tempat makan yang lebih sedikit menghasilkan sampah, seperti  tempat makan yang menyediakan sedotan stainless steel, membawa lap atau sapu tangan tanpa perlu menggunakan tisu, atau dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan. Sisa makanan bisa dibawa menggunakan wadah untuk mengurangi food waste

Dengan menerapkan zero waste traveling, kita turut berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan, satwa, dan untuk masa depan kita sendiri. Kita dapat terus berupaya untuk mengurangi sampah yang kita hasilkan. Sebagai seorang traveler yang bijaksana dan peduli dengan lingkungan serta perubahan alam.

Titik Balik: Perjalanan Menuju Baik

Sari, seorang travel vlogger yang sudah berpergian kemana-mana dan menuliskan banyak hal, memilih Medan sebagai tempat petualangan berikutnya. Dalam perjalanannya, Sari mendapatkan sudut pandang baru yang merubah cara pandang terhadap perjalanan yang pernah ia catat sebelumnya, menjadi lebih baik. Berbagai sudut kota Medan ditampilkan dengan sinematografi yang apik pada video pendek ini.

Titik Balik merupakan karya kolaborasi antara Arif Tri Admaja, Choirul Hamsyah, dan Salsa Bunga Insani yang baru pertama kali bertemu dalam acara ini. Mereka juga berasal dari daerah yang berbeda sehingga proses pembuatan video dilakukan secara 100% daring.


Sekolah TelusuRI: Perjalanan Lestari diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan iklim yang terus berubah akibat pola hidup manusia yang menghasilkan sampah. Yuk, mmari kita menjadi pejalan yang bertanggung jawab pada lingkungan dengan meminimalisir sampah yang kita hasilkan. Sampai jumpa di lokakarya berikutnya, jangan lupa ikutan ya!


Ditulis oleh: M. Irsyad Saputra

Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.
Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Tinggalkan Komentar