Itinerary

Bedanya Taplau Padang Zaman Dulu dan Sekarang

Dari dulu sampai sekarang, Taplau Padang (Taplau adalah singkatan dari tapi lauik alias pinggir laut—alias pantai) selalu jadi salah satu tempat nongkrong. Yang nongkrong di sana nggak cuma wisatawan, tapi juga anak-anak muda Padang. Makanya, kalau ngomongin Taplau, di benak para perantau Padang pasti bakal muncul nostalgia.

Tapi, ternyata Taplau Padang dulu nggak seperti sekarang, Sob. Apa saja sih bedanya?

Jalurnya masih pendek

Kalau sekarang jalan di Taplau sudah sampai samping Hotel Pangeran Beach, dulu belum sepanjang ini. Dulu cuma sampai pertigaan Jalan Olo Ladang.

Sekarang Taplau makin semarak karena jalurnya diperpanjang, melewati deretan rumah makan sea food dan Danau Cimpago, terus sampai ke samping Hotel Pangeran Beach dan keluar di Jalan Juanda.

taplau padang

“Jalan layang” di barat Taman Budaya/Fuji Adriza

Dulu belum serapi sekarang

Dibanding dulu tentu saja Taplau Padang tidak serapi sekarang. Dulu pedestriannya belum dirapikan. Gerobak para pedagang makanan juga belum serepresentatif sekarang.

Di beberapa sudut, warung makanan yang dahulunya tersebar sekarang sudah dikumpulkan dalam klaster-klaster. Alhasil para pengunjung lebih leluasa menikmati pemandangan Samudra Hindia yang luas dan misterius.

Daerah Taplau dekat Hotel Pangeran Beach jadi markasnya para “surfer”

Sekarang kayaknya masih ada beberapa surfer yang rutin main di Purus yang ombaknya aduhai. Tapi dulu, sebelum jalan aspal besar diperpanjang sampai ke sampai Hotel Pangeran Beach, jauh lebih ramai lagi para peselancar yang bermain di sana.

Spot ombak di Purus itu jadi seperti markasnya para surfer. Mulai main sore hari, mereka bakal menari-nari di atas ombak sampai matahari terbenam.

taplau padang

Monumen IORA

Masih banyak “payung ceper”

Sekarang sih sudah nggak ada lagi. Namun sebelum “dibersihkan” sekitar tahun 2015-2016, di Taplau Padang dekat Danau Cimpago masih banyak lapak-lapak “payung ceper.”

Yang dijual di lapak-lapak payung ceper itu sebenarnya hampir sama dengan yang dijual oleh lapak-lapak lain, yakni makanan dan minuman ringan. Tapi payung ceper ini—karena dipasang begitu rendah—ngasih “privasi” ke orang-orang yang berada di sana.

Dilewati bis-bis besar seperti ANS dan NPM

Kota Padang dulu punya terminal besar di pusat kota. Namanya Terminal Lintas Andalas. Terminal itu kemudian dibongkar—dipindahkan ke Aia Pacah—dan di bekas lahannya dibangun sebuah pusat perbelanjaan, yakni Plaza Andalas.

Bis-bis besar seperti ANS dan NPM yang rutenya ke daerah-daerah di utara Sumatera Barat dulu lewat Taplau. “Lha, nggak macet tuh?” Padat iya, tapi macet jarang banget, soalnya ‘kan dulu kendaraan bermotor nggak sebanyak sekarang juga.

taplau padang

Monumen Merpati Perdamaian/Fuji Adriza

Belum ada Monumen Merpati Perdamaian dan IORA

Kalau kamu ke Taplau Padang sekarang pasti kamu akan menjumpai Monumen Merpati Perdamaian (White Dove Monument) dan Monumen IORA. Nah, kedua monumen itu baru diresmikan sekitar tahun 2016 yang lalu, Sob.

Monumen Merpati Perdamaian ini dibuat dalam rangkaian acara Multilateral Naval Exercise Komodo 2016. Sementara itu IORA dibangun sebagai penanda bahwa Kota Padang jadi penyelenggara pertemuan negara-negara anggota Indian-Ocean Rim Community.


Kenali Indonesiamu lebih dekat melalui Instagram dan Facebook Fanpage kami.

Tertarik buat berbagi cerita? Ayo kirim tulisanmu.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Jika tidak dituliskan, bahkan cerita-cerita perjalanan paling dramatis sekali pun akhirnya akan hilang ditelan zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *